Seekor Camar di Bahu Mercusuar

oleh -158 kali dilihat
Seekor Camar di Bahu Mercusuar
Ilustrasi-foto/Pixabay
Nona Reni

Seekor Camar di Bahu Mercusuar

 

Seekor camar bertengger di bahu mercusuar
Tak ada yang menyangsikan persahabatan mereka
Kecuali lampu menara yang kian redup

Mercusuar itu telah hidup beratus tahun
Menyelamatkan berbagai kapal dan kepala nelayan yang tersesat
Tiang penopangnya meringkih rintih
Camar tahu betul, usia sahabatnya hampir karam

Suatu sore, mereka bercakap
Memamitkan beberapa hal yang barangkali tak mampu dicerna otak manusia
Laut memandang lepas mereka, seakan menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah
Penuh nostalgia dan air mata

Burung camar terbang membelah dan belai langit
Di tengah badai, ia mendengar mercusuar sahabatnya berderak hebat.

“Kau memang telah tua, sahabatku. Sudah waktunya kau beristirahat.”

Mercusuar itu roboh, tak ada penyesalan baginya
Tugasnya telah purna
Dan begitulah, ia hidup di ingatan camar
Menjadi wangi yang begitu samar

2023

KLIK INI:  Surat Hujan

Plastik yang Bertandang ke Meja Makan

 

Kau mungkin memikirkan sepasang burung dara menelisik bulunya di pagi buta
Menggugurkan bulu-bulunya di teras depan rumahmu

Kadang kala, kepalanya yang lucu dimiringkannya seolah menengokmu
Yang baru saja terbangun dari tidur dengan wajah belepotan iler

Di teras depan
Adikmu terduduk menghadap ke jembatan
Menerka masa depan yang berkejaran dalam hujan

Beberapa motor lewat dan berhenti. Mengambil plastik besar dan melemparkannya ke bawah jembatan sana. Lalu isi plastik itu berhamburan, berular menuju laut
Tempat ikan-ikan berenang lalu berpindah ke meja makanmu.

Sampah. Lagi-lagi sampah.
Adikmu menggerutu
Gerutu yang barangkali gagal kau pahami

Sampah yang senantiasa ia bersihkan berkali-kali
Yang semua-semuanya bersumber dari kali

2023

KLIK INI:  Foto Aksi Liestiaty F Nurdin Ajak Organisasi Perempuan Kendalikan Sampah Plastik

Sungai dan Rangkul Ayah

 

Sungai mengantarkanmu pada rangkul ayah
Juga mainan yang terombang-ambing di tengah arusnya
Sebagai anak pengepul barang rongsok
Kau mengamini mainan itu dengan senyuman.
Tiada peduli asalnya

Tak ada yang salah
Saat kau berharap
Mainan lebih banyak jatuh dan di buang ke sungai
Tak ada
Jika dahan-dahan mangga
Yang ditebas tetanggamu
Pun terseret hanyut ke hilir.

Tak ada yang salah
Bahkan saat kau berdoa hujan mengantar banyak mainan
Ke dalam rumahmu
Meski mencuri sepasang sepatumu.

Yang salah hanyalah hujan
Tak kenal waktu dan tempat
Menyumbat hilir sungai
Memaksa aliran sungai memutar ke hulu
Ke rumahmu
Rumah yang senantiasa lekat dalam ingatan secangkir kopi susu
Yang diseduh barista sebelum tibamu.

Kau suka menatapi air sungai yang berubah kopi susu
Meminta ayahmu berdiri di pinggir sungai
Menggawangi mainan yang di bawa air, oleh banjir

Sungai telah membawa mainan ke ruang tamu
dan kau merangkul ayah yang memanggul mainan dari sungai keruh itu

2023

KLIK INI:  Gakkum KLHK Tindak Tegas Pengelola Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi