Sayembara Berhadiah Uang Digelar Demi Menangkap Pembuang Sampah di Selokan Mataram

oleh -218 kali dilihat
Anis Kurniawan

Klikhijau.com –Papan larangan buang sampah memang dipasang di saluran selokan Mataram, tetapi oknum pembuang sampah tiada peduli.

Selokan Mataram pun dipenuhi beragam jenis sampah seperti plastik, kasur, popok dan lainnya. Hal ini membuat geram petani di Tirtomartani, Kalasan, Sleman. Saluran air terganggu, lahan pertanian pun tercemar.

Sayembara pun digelar untuk menemukan siapa dalang di baliknya.
Dilansir SuaraJogja.Id, Ketua Forum Petani Kalasan Janu Riyanto mengatakan, kepada siapa saja yang bisa membawa pelaku pembuang sampah sembarangan, dengan bukti yang sah, akan diberi imbalan berupa sejumlah uang.

“Makanya kami (petani) mengadakan sayembara, barang siapa yang menangkap basah dan ada buktinya pelaku pembuang sampah di Selokan, kami akan memberikan hadiah sebesar Rp500.000,” ujar Janu, Selasa (18 Februari 2020), dikutip dari HarianJogja.com.

Nantinya, lanjut Janu, orang yang terbukti membuang sampah secara sembarangan di Selokan Mataram tidak boleh disakiti dan akan dibawa ke Polsek Kalasan.

“Pelaku biar diambil oleh Pak RT, RW, Dukuh, dan Lurah. Keempatnya harus ada. Tidak boleh kurang dari satu. Supaya apa? Ini agar ada shock therapy bagi teman-teman yang suka membuang sampah di Selokan,” terangnya.

KLIK INI:  Mengintip Penerapan Jalur Hijau Sepeda di Makassar

Menimbulkan pencemaran

Pada Selasa (18 Februari 2020) siang, aliran air di Selokan Mataram yang menuju ke wilayah Tirtomartani, Kalasan memang diwarnai sejumlah sampah, antara lain popok bayi, plastik, limbah rumah tangga, bahkan ada sebuah kasur.

“Kadang kadang juga petani menemukan bangkai anjing, kambing, ayam, dan kucing, masuk semuanya di Selokan Mataram, otomatis ada pencemaran air di situ. Ini sudah mengkhawatirkan,” lanjut Janu.

Ia menilai, sampah yang berada di Selokan Mataram membawa akibat buruk bagi petani dan juga masyarakat secara luas. Keindahan Selokan Mataram menjadi tercoreng, aliran air menjadi terkontaminasi, dan petani akhirnya dirugikan.

“Padahal, air di Selokan itu kan untuk pertanian. Kalau air juga tercemar, otomatis hasil produksi pertaniannya juga akan tercemar dan kurang bagus untuk tanaman. Selain pertumbuhan tanamannya terganggu, nanti hasilnya juga kurang sehat,” terang dia.

KLIK INI:  Krisis Iklim Benar-Benar Bukan Hal Sepele, Merefleksi Kembali ‘Before the Flood’

Lebih lanjut, aliran air di Selokan Mataram dikhawatirkan akan sulit masuk ke jalur irigasi ke lahan pertanian karena banyak sampah popok bayi yang masuk ke jalur irigasi pertanian.

“Sampah-sampah pampers bisa masuk ke aliran air menuju ke lahan pertanian warga, akhirnya airnya menjadi gatal dan tidak sehat karena ada pencemaran air, petani merasa gatal. Pada akhirnya kan tidak bagus juga untuk kesehatan,” imbuhnya.

Janu dan rekan-rekannya menduga kuat, aksi buang sampah sembarangan di selokan sengaja dilakukan pengendara yang melewati Selokan Mataram.

“Selama ini kita lihat aksi buang sampah dilakukan oleh pengendara dan warga, kita sulit sekali melakukan pemantauan setiap saat. Makanya kita terbantu dengan warga yang memancing karena mereka juga bisa mengawasi oknum pembuang sampah. Kadang malam hari dan pagi hari. Mereka (pembuang sampah) melihat kondisi sepi dan waktunya tidak tentu,” jelas Janu.

KLIK INI:  Tragis, Kepulauan Spermonde Semakin Terpuruk