Tiong Batu Kalimantan, Burung Pemalu yang Butuh Perlindungan

oleh -1,666 kali dilihat
Tiong Batu Kalimantan, Burung Pemalu yang Butuh Perlindungan
Burung tiong batu kalimantan/Foto-jalaksuren
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Kehadirannya memang misterius. Lebih sering terdengar suaranya daripada wujudnya. Namanya Tiong Batu Kalimantan atau Pityriasis gymnocephala. Ia dikenal sangat pemalu.

Berjumpa langsung burung endemik Kalimantan ini adalah keberuntungan tersendiri. Mereka (jika beruntung) dapat dijumpai di hutan rawa, gambut, kerangas, dan hutan dataran rendah di Kalimantan.

Burung yang sebagian orang menduga merupakan saudaranya burung jagal dari Papua, atau juga bentet, jalak dan sebagian lain menganggapnya berkerabat dengan gagak, bahkan ada yang mengelompokkannya dalam suku tersendiri. Biasa terlihat terbang pendek untuk menangkap mangsa buruannya, yaitu serangga.

Burung pemalu ini mempunyai panjang tubuh tubuh ±24 – 26 cm. Kepalanya yang botak. Ia mempunyai warna bulu unik pada bagian mahkota berbulu orange menyala, bulu tubuh hitam metalik, paruh hitam besar berkait pada ujungnya, leher, tengkuk dan pangkal paha berwarna merah, bagian telinga terdapat tompel warna hitam khas.

KLIK INI:  Kisah 5 Orangutan yang Kembali Berumah ke Hutan

Burung ini memiliki suara khas ini biasa terlihat hidup berkelompok yang terdiri dari 3 sampai dengan 10 individu. Tiong-batu Kalimantan juga sering sekali terlihat dalam mixed-flock atau rombongan yang terdiri atas berbagai jenis burung.

Selain itu juga kerap sekali terlihat menjadi pemimpin rombongan. Suaranya aneh, kadang juga terdengar seperti suara klakson kendaraan. Akan tetapi juga tak jarang cuitannya menggema seperti halnya orang yang tertawa terkekeh.

Burung ini mendekati terancam punah. Ancaman utamanya terutama laju kerusakan hutan dataran rendah Kalimantan yang sangat tinggi akibat pembalakan liar, konversi hutan, dan kebakaran hutan.

Karena terancam punah, maka akun Instagram resmi Taman Nasional Sebangau @tn_sebangau_official “mengampanyekan” agar spesies endemik ini diberikan status dilindungi.

“Kami mendorong jenis endemik ini diberikan status dilindungi oleh @kementerianlhk melalui ibu @siti.nurbayabakar Cc pak Dirjen @inungwiratno karena keberadaannnya semakin sulit untuk kita jumpai di alam,” tulis akun tersebut.

Di TN Sebangau ancaman utama satwa ini adalah kebakaran hutan yang menghilangkan habitat dan sarangnya. Maka sangat penting untuk melindunginya dari kepunahan.

KLIK INI:  Cerita Kembalinya 47 Ekor Kakak Tua Jambul Kuning ke Habitatnya di NTT