- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
- Anak Kecil dalam Hujan - 30/03/2024
Klikhijau.com – “Ayo, Om, kita ke Tanda Baca ambil botol plastik!” ajak Sahira, ponakan saya yang baru berumur 6 tahun.
“Untuk apa?”
“Saya mau buat mobil-mobil daur ulang,” jawabnya
Saya tercengang, darimana ia dapat kata daur ulang tersebut. Setelah saya telusuri. Rupayanya ia dapat kata itu dari televisi. Ia baru saja menonton film kartun yang membuat mobil-mobilan dari botol plastik.
Sahira, tahun ini akan menamatkan sekolahnya di Taman Kanak-Kanak (TK). Ia akan menjadi harapan bagi bangsa ini. Termasuk dalam hal penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup bersama jutaan anak Indonesia lainnya.
Suatu hari, di sekolahnya. Gurunya memberi tugas menempeli gambar dengan daun pisang kering. Ia sangat antusias mengerjakan tugas itu. Namun, tentu ia tak tahu bahwa penggunaan media daun pisang untuk menghiasi gambarnya adalah tindakan yang ramah lingkungan.
Anak-anak seusianya dan bahkan yang lebih tua darinya. Butuh bimbingan dan pendidikan lingkungan. Sangat penting merasukkan kesadaran dalam diri anak-anak akan pentingnya peran lingkungan dan memeliharanya .
Karena itu, demi mencegah terjadinya kerusakan lingkungan di masa mendatang yang lebih parah. Ada satu hal yang perlu gencar dilakukan, yakni pendidikan lingkungan.
Tantangan semakin kompleks
Tantangan kerusakan lingkungan ke depan akan semakin kompleks dan ‘barbar’. Maka harapan penyelamatannya akan bergantung pada generasi mendatang (anak-anak). Mereka memiliki peluang yang besar menyelamatkannya sekaligus semakin merusaknya.
Jadi, rasanya sangat perlu pendidikan lingkungan menjadi agenda penting bagi anak. Sebab pendidikan lingkungan memiliki peran yang tidak kecil bagi kelangsungan hidup makhluk hidup, termasuk kita, manusia.
Persoalan lingkungan hidup adalah masalah perilaku manusia. Hal ini berarti akar masalah lingkungan hidup yang kita hadapi adalah perilaku manusia dalam memperlakukan alam (Anisa Muslicha dalam Keraf (2015).
Jika demikian, maka perilaku manusia perlu diubah sejak dini. Apalagi menurut Santoso (2012) kerusakan lingkungan hidup tidak lepas dari aktivitas manusia. Pada pemanfaatannya perilaku manusia menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dua pendapat itu, menggambarkan dengan sangat nyata, bahwa penyebab kerusakan lingkungan adalah manusia. Karena itu, jika ingin lingkungan hidup lebih baik dan terjaga di masa depan. Maka sasaran paling empuk adalah membekali anak dengan pendidikan lingkungan yang baik.
Bukti nyata jika lingkungan kita sedang tidak baik-baik saja adalah setiap saat kita disuguhi tontonan dan berita bencana alam. Penyebabnya adalah kerakusan manusia.
Olehnya itu, harus diakui masa depan manusia akan sangat bergantung pada generasi mendatang, yakni anak. Merekalah yang akan menciptakan lingkungan yang baik dan aman—tidak membuatnya semakin parah.
Hal tersebut bisa tercapai jika sejak dini telah dibekali dengan pendidikan lingkungan hidup yang baik. Dan peran dunia pendidikan dalam hal ini sangat penting. Karena, pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh manusia sebagai bekal mengarungi masa depan.
Empat pilar pendidikan lingkungan
Delors Report dalam Campbell (2001) mengungkapkan jika pendidikan lingkungan hidup didasarkan pada empat pilar pendidikan
- Learning to know, yakni pendidikan untuk mengetahui dan memahami lingkungan hidup dengan segala aspeknya.
- Learning to do, yakni pendidikan untuk menanamkan sikap, kemampuan dan keterampilan dalam melestarikan lingkungan
- Learning to live together, yakni pendidikan untuk menanamkan cara hidup bersama di bumi yang harus diamankan kelestariannya bagi generasi yang akan datang.
- Learning to be, yakni pendidikan untuk menanamkan keyakinan mendalam bahwa manusia merupakan bagian dari alam, bahwa manusia merupakan teman dan bukan lawan alam, serta dalam kehidupannya harus bertindak secara ramah dan bijaksana memperlakukan alam.
Meilani, (2011) mengatakan jika tujuan dari pendidikan lingkungan hidup, pada dasarnya untuk mengubah perilaku individu menjadi perilaku yang positif terhadap lingkungan (perilaku ramah lingkungan).
Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup, juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Apalagi menurut Setyowati (2014) manusia adalah makhluk ekologis yang juga masuk dalam jaringan ekosistem yang luas. Hal ini membuat manusia harus selalu mempertimbangkan faktor lingkungan dalam setiap kegiatan maupun pembangunan. .
Dan semoga Sahira beserta jutaan anak Indonesia mendapat pendidikan lingkungan. Sebab mereka adalah garda terdepan bangsa dalam menjaga alam Indonesia agar tetap lestari.
Jadi, mari serentak bergerak mewujudkan lingkungan hidup yang sehat demi bisa merdeka belajar!