- Perjalanan Menuju Laut - 19/11/2023
- Bardin dan Hutan - 11/11/2023
- Kisah “Pertemuan” dengan Anoa - 01/11/2023
Perjalanan Menuju Laut
aku pernah mengirim pesan padamu. pesan itu kumasukkan ke dalam botol plastik. lalu kuhanyutkan di selokan depan rumah. saat hujan sedang deras-derasnya.
pesan itu mungkin berakhir di kepalamu atau terus saja ke laut jadi ikan teri kesukaanmu. aku tak ikuti akhirnya, kata ibu semua perjalanan berakhir di laut sebagai anak kecil.
aku selalu percaya pada ibu, ia tak pernah lihai berbohong kepadaku—kecuali tentang perutnya yang kosong dan pura-pura tidur untuk mengelabuiku agar ikut tidur pula
suatu hari, saat hari pertama memulai kemarau. ibu membeli ikan teri. aku mengingatmu seluruhnya, sepenuh-penuhnya.
ibu menggoreng ikan teri itu, namun tak matang-matang. “serasa menggoreng plastik,” kata ibu
aku ingat pesan yang kukirim padamu, dalam botol plastik itu. mungkin benar telah menjelma ikan teri kesukaanmu.
dan kau tak pernah betul-belut membacanya.
2023
Jadi Hujan di Matamu
kemarin kabut turun di lereng gunung
tempat nenek menanak kenangan
mata tuanya berharap hujan segera tiba
hujan tak juga tiba hingga malam
bunga mawar nenek mulai meranggas
disiramnya sekali lagi, sebelum gelap memalut seluruh
pagi ini, hujan turun memecah semua ingatan
nenek membuka jendela
mata tuanya berubah bunga mawar
nenek menatapku
ia tersenyum
hujan mengusir murung dari wajahnya
“hujan itu kehidupan, adalah bunga-bunga,” katanya.
“kau mesti jadi hujan!” sarannya
aku mulai bayangkan, tiba di matamu sebagai hujan
tumbuhkan benih mawar yang lama diperam kemarau
2023
Inrallang
di bawah rumpun bambu betung. inrallang tumbuh sembunyikan dirinya. meski tak ada lagi yang peduli akannya. sejak sabun tiba di kamar mandi
di pinggir sumur. inrallang pernah meratu
baunya usiri bau tak sedap dari pakaian. inrallang dipuja, dicari, dipelihara penuh kasih
lalu sabun tiba, dengan busa dan bau beragam aroma. inrallang terbantai. ia menyingkir ke tebing
jauh dari jangkauan parang dan pestisida
hidup inrallang adalah kita, diabai saat tak lagi dibutuhkan
ngeri….
2023
Mecemece
tak ada penunjuk waktu sesetia dirimu
leluhur menyandar pada daunmu yang mungil itu
lanjut kerja atau pulang berbalut selimut
saat daunmu berdoa menyembah tuhan. itu tanda sore telah tiba
saat mulai mengatup, sore semakin menua
semakin dekat ke malam
orang-orang akan berjalan pulang ke rumah
tinggalkan ladangnya dijagai malam
jika telat, gelap akan menelannya hidup-hidup
ketika daunmu yang mungil itu mengatup
orang-orang berpuasa mengucap syukur
tanda berbuka hampir tiba
bagi mereka yang muntah darah
daunmu yang mungil itu
jadi tangan syafii
waktu lalu berjalan, berlari dan kau tertinggal di belakang
jam tangan, jam dinding, radio masuk kampung
terlupalah dirimu sebagai penunjuk waktu
terabailah daunmu sebagai penyembuh
mecemece, namamu hanya fasih disebut para tetua
jasamu hanya diingat para tetua yang semakin tipis
kini kau bertumbuh di pinggiran dan terpinggirkan
mecemece, namamu semakin menuju senja
2023