Perihal Hydroseeding, Metode Penanaman Cepat pada Area Luas dan Sulit Terjangkau

oleh -78 kali dilihat
Ilustrasi hydroseeding-foto/Ist

Klikhijau.com – Hydroseeding berasal dari dua kata, yakni hydro dan seeding yang berarti campuran antara air dan benih. Benih yang dimaksud adalah benih dalam bentuk biji.

Air dan benih tersebut dikombinasikan sedimikian rupa dengan bahan lain sehingga tercipta formula yang berguna dalam revegetasi pada lahan yang rusak.

Teknik ini memacu perkecambahan biji lebi cepat, penutupan tanah yang lebih luas dan mampu mengurangi atau meminimalisir ancaman erosi tanah.

(Pratama, 2016) menerangkan, hydroseeding adalah  metode penanaman dengan cara mencampurkan biji benih tanaman dan nutrien yang diformulasikan khusus dicampur dan diaduk sedemikian rupa di dalam tank hydroseeding bersama dengan media air, sehingga campuran menjadi homogen, selanjutnya campuran tersebut ditebarkan di permukaan lahan yang terganggu.

KLIK INI:  Ingin Tahu Hal Luar Biasa dari Pohon? Klik Ini!

Setelah tercampur, larutan ini diangkut dalam sebuah tangki yang ditempatkan di atas truk atau trailer dan siap disemprotkan di atas tanah dengan lapisan yang relatif rata dan seragam.

Salah satu bahan dalam campuran ini, yaitu mulsa. Mulsa ini akan membantu menutup tanah dan mempertahankan tingkat kelembapan bagi tanah dan benih atau biji.

Sejarah singkat hydroseeding

Menurut beberap sumber, teknik hydroseeding ini berawal dari Amerika Serikat. Penerapannya merupakan solusi atas penanaman secara manual yang memakan waktu sangat lama dalam proses penanaman tumbuhan yang umumnya dilakukan pada areal lahan yang luas.

Teknik hydroseeding ini terus berkembang hingga sampai di dataran Inggris pada awal tahun 1960 dan menyebar di Eropa secara cepat.

KLIK INI:  Memerangi Perubahan Iklim dengan Rekayasa Spesies Baru, Bisakah?

Saat ini hydroseeding umumnya dilakukan pada areal lahan bekas pertambangan. Area ini mempunyai lapisan top soil yang buruk. Karena kekurangan kandungan unsur hara sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman maupun pada areal dengan kemiringan atau kecuraman. Baik itu kemiringan sedang sampai ekstrim. Area ini menghadapi risiko erosi dan sedimentasi tanah.

Meski begitu, penggunaannya bisa di mana saja, khususnya pada area yang sulit dijangkau manusia, misalnya area tebing atau curam. Pengaplikasian hydroseeding juga dapat diterapkan pada area hutan yang sudah terbakar.

Di Indonesia penggunaan hydroseeding sesuai dengan peraturan Menteri ESDM No. 28 Tahun 2009 tentang Hydroseeding sebagai Metode Revegetasi, serta Menteri Kehutanan RI No. P-4.MenHut-II/2011 yang mengatur tentang Pedoman Reklamasi Hutan.

KLIK INI:  Intip 10 Prinsip Aksi dalam Keuangan Berkelanjutan yang Diluncurkan PBB
Dapat menyesuaikan area

Hal menarik dari penggunaan hydroseeding karena dapat menyelesaikan areal yang luas dalam waktu yang relatif singkat, sehingga akan lebih hemat tenaga.

Secara umum hydroseeding  disemprotkan dari kendaraan bertangki. Hanya saja  cara ini akan sulit diterapkan bila kondisi lahan berupa tebingan, karena adanya keterbatasan mobilitas kendaraan.

Jadi, untuk menangani hal tersebut hydroseeding dapat dilakukan dengan cara manual, atau dikenal dengan sebutan Manual Hydroseeding.

Cara ini (Manual Hydroseeding) dilakukan dengan cara membawa alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat campuran hydroseeding langsung di lapangan dengan penyebaran campuran. Semuanya  dilakukan dengan manual oleh manusia.

KLIK INI:  Temuan Baru Manfaat Kulit Daun Lidah Buaya, Dapat Sejahterakan Petani

Jenis biji tanaman yang diaplikasikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukan pada area yang akan ditanami, baik itu pemilihan biji tanaman yang bersifat fast grow, native species dan jenis benih pohon atau buah-buahan

 Penuh manfaat

Penggunaan hydroseeding memiliki beragam manfaat, di antaranya

  • Selain dapat menghemat waktu, tenaga, biaya. Hydroseeding juga dapat membantu mengontrol atau meminimalisir laju erosi.
  • Manfaat lain yang dapat dipetik dari hydroseeding adalah dapat menjadi solusi penanaman mudah dengan waktu lebih cepat untuk lahan berukuran luas
  • Penggunaan hydroseeding, khususnya pada lahan pasca penambangan efektif untuk daerah lereng atau kawasan yang tidak dapat dijangkau dengan tenaga manusia
  • Mampu mengendalikan, mengendalikan, dan mengurangi laju erosi tanah.
  • Perkecambahan benih menjadi lebih tinggi dengan waktu yang dibutuhkan relatif lebih cepat.
  • Kandungan mulsa di dalamnya membuat proses perkecambahan menjadi lebih cepat serta membuat tingkat kelembapan pada benih bertahan stabil.
KLIK INI:  Melawan Perubahan Iklim, Youtuber ini Berkolaborasi untuk Tanam 20 Juta Pohon
  • Kecepatan penanaman untuk satu unit hydroseeding mencapai 20—30 hektar tiap bulan, sedangkan waktu respon pertumbuhannya membutuhkan 3—6 bulan sampai lahan bisa ditutup dengan vegetasi. Lebih efisien dalam waktu dan biaya.
  • Dari segi biaya, penggunaan hydroseeding pada lahan pasca penambangan akan meminimalisir atau mengurangi penggunaan tanah top soil/sub soil dengan tebal lapisannya berukuran minimal 30 cm. bahkan ada garansi keberhasilannya meski tidak menggunakan top soil.
  • Teknik hydroseeding mampu diaplikasikan pada kondisi tanah apapun, baik itu bertekstur pasiran, lempungan bahkan pada horizon sub soil.
  • Penanaman juga dapat berlangsung pada kemiringan lereng lebih dari 45 derajat bahkan pada lereng dengan rasio lebih dari 1:1.5.
  • Sebaran benih hydroseeding dapat menjangkau seluruh permukaan tanah, sehingga distribusi merata tersebut menghasilkan waktu pertumbuhan benih yang seragam.
  • Campuran hydroseeding memberikan kondisi yang sempurna kepada benih untuk dapat tumbuh dan berkembang (Oregon Department of Transport, 2006).
KLIK INI:  Mengintip Cara Keren Pelindo Group Jaga Lingkungan Tetap Hijau

Namun perlu diperhatikan, apabila campuran mulsa yang ditebar terlalu banyak, maka dapat  mengganggu proses perkecambahan pada benih.

Terlebih lagi, jika campuran hydroseeding disebar pada musim penghujan, maka limpasan air hujan berpotensi merusak sebaran tersebut.

Olehnya itu, saat penyebaran benih melalui hydroseeding dilakukan, pastikan cuaca dalam keadaan mendukung dan jumlah mulsanya tidak terlalu banyak.

KLIK INI:  Melacak Berapa Lama Sampah di Laut akan Terurai Berdasarkan Jenisnya