Benihnya Kembali Diekspor, Ini Fakta Lobster dan Siklus Hidupnya!

oleh -942 kali dilihat
Benihnya Kembali Diekspor, Ini Fakta Lobster dan Siklus Hidupnya
Benihnya Kembali Diekspor, Ini Fakta Lobster dan Siklus Hidupnya/foto- Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Benih lobster kembali diekspor, yang pada  era Susi Pudjiastuti menjabat sebagai menteri Kelautan dan Perikanan (KP). Keran ekspor benih lobster ditutup rapat.

Namun, begitu peralihan nakhkoda menteri KP ke tangan Edhy Prabowo, keran benih lobster kembali dibuka. Pembukaan itu  menuai pro dan kontrak.

Lobster merupakan avertebrata anggota Filum Arthropoda yang hidup di dalam air, begitu menurut  Arief Setyanto dkk dalam Robles (2018).

Lobster adalah jenis udang dengan ukuran yang besar. Udang sendiri ada dua jenis, yakni  udang penaied dan udang lobster.

KLIK INI:  Perihal Wedelia, Tumbuhan Berbunga Indah dan Kaya Manfaat yang Terabaikan

Kedua jenis udang ini dari segi ekonomi memiliki nilai yang tinggi. Namun, meski demikian lobster berada setingkat di atas udang penaied.

Di Indonesia, perairan potensial penghasil lobster, selain Pantai Selatan Garut, tersebar mulai dari pantai Barat dan pantai Timur Sumatera, pantai Utara dan Selatan Jawa (Gunung Kidul, Cilacap dan Pacitan), Teluk Bone, Selatan Makasar, Laut Maluku hingga Arafura (Rianta Pratiwi dalam Mahdiana & Laurensia, 2018).

Menurut Arief Setyanto dkk (2018) lobster adalah salah satu marga dari family Palinuridae memiliki 49 spesies. Di perairan Indo-Pasific Barat terdapat 11 spesies, dan 6 di antaranya terdapat di perairan Indonesia.

Keenam spesies lobster yang ada di Indonesia tersebut adalah panulirus homarus, panulirus panicillatus, panulirus cygnus, panulirus polyphagus, dan panulirus versicolor.

Lobster juga biasa disebut udang karang, karena ia menyukai perairan pantai yang terdapat bebatuan berupa terumbu karang.

Keberadaan terumbu karang membuat lobster merasa aman karena terumbu karang berfungsi sebagai pelindung dari terjangan ombak.

Selain itu, terumbu karang  juga sebagai tempat bersembunyi dari predator, serta sebagai daerah pencarian makanan bagi lobster.

KLIK INI:  Begini Langkah Berani KLHK Pulihkan Lingkungan di Era Joko Widodo

Arief Setyanto, Nabilla Artini Rachman, dan Eko Sulkhani Yulianto (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Distribusi dan Komposisi Spesies Lobster yang Tertangkap di Perairan Laut Jawa bagian Jawa Timur, Indonesia mengungkapkan siklus hidup lobster mengalami 5 fase, yakni mulai dari dewasa yang memproduksi sperma atau telur, menetas menjadi filosoma (larva), kemudian berubah menjadi puerulus (post larva), tumbuh menjadi juvenil, dan dewasa

Selain menjalani lima fase kehidupan. Lobster juga memiliki fakta yang cukup menarik, di antaranya:

  •  Memiliki 2 Perut

Fakta tak terduga dar lobster  adalah memiliki dua perut,  satu berada di bagian tengah tubuh dan satu lagi ada di kepala dan memiliki gigi.

Perut yang di kepala berfungsi  untuk  melumatkan makanan. Sementara, perut yang berada di bagian tengah tubuh membantu mencerna makanan.

  • Kencing dari wajah

Saluran kencing lobster berada di bawah maata. Sehingga ketika kencing maka kencingnya dari wajah. Mereka berkomunikasi dengan sesamanya dengan cara membuang urin ke wajah lobster lain

  •  Kanibal

Jika kekurangan makanan, lobster bisa memakan lobster yang lain untuk bertahan hudup. Makanya biasa disebut sebagai kanibal.

  • Capit

Capit lobster memiliki kekuatan dahsyat,  dapat mengerahkan 100 pon tekanan per inchi persegi.  Artinya lobster seberat kurang lebih 10 kologram mampu mematahkan lengan seorang pria dewasa!

  • Berusia panjang

Lobster biasanya hidup hingga 70 tahun. Dan ajaibnya tidak ada kata berhenti pada pertumbuhan tubuhnya, lobster akan tetap tumbuh sepanjang hidupnya.

Rianta Pratiwi, salah seorang peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan jika Lobster secara taksonomi termasuk dalam kelompok arthopoda, kelas malacostraca, bangsa decapoda, suku palinuridae dan marga panulirus yang sudah dikenal di seluruh dunia,.

Sementara itu, secara ekobiologi lobster merupakan hewan nocturnal yang hidup di substrat berbatu, berpasir atau berlumpur dan biasanya bersembunyi di celah-celah atau di bawah karang-karang batu dan atau di daerah terumbu karang baik di daerah tropis maupun sub-tropis.

Sebagai hewan yang bersifat omnivora lobster akan memakan mangsa hidup seperti ikan, moluska, krustasea kecil, cacing, dan beberapa tumbuhan. Lobster merupakan salah satu komoditas ekonomis penting baik sebagai konsumsi lokal maupun eksport (Rianta Pratiwi dalam Febrianti, 2018).

KLIK INI:  Melihat Potensi Tanaman Porang Melalui Produk Turunannya

Ekspor benih bisa jadi memicu kelangkaan lobster. Apalagi tingkat permintaan lobster terus meningkat sangat tinggi untuk pasar domestik maupun eksport. Pemenuhan permintaan pasar yang tinggi, mendorong peningkatan upaya penangkapan komoditas lobster semakin intensif.

Menurut Arief Setyanto dkk (2018),  intensifikasi penangkapan yang tidak didasarkan pertimbangan kelestarian sumberdaya seperti penangkapan menggunakan bahan peledak, potas dan lain-lain akan berakibat pada kerusakan hábitat dan ekosistem berpotensi  menurunkan stok lobster, kepunahan spesies, ketidak seimbangan ratio antara jantan dan betina, serta aspek biologi lainnya.

Dan kini ditambah lagi dengan ekspor benih lobster seperti yang tertuang dalam  Permen KP Nomor 12/Permen-KP/2020 Tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.), di Wilayah Negara Republik Indonesia. Permen yang membuka keran ekspor benih lobster karena dianggap bisa mendatangkan keuntungan yang besar secara ekonomi.

KLIK INI:  Tentang Kakapo, Nuri Endemik Selandia Baru yang Terancam Punah