Kemarau Panjang, Ancaman Krisis Air Bersih Menyulitkan Warga

oleh -47 kali dilihat
Kemarau Panjang, Ancaman Krisis Air Bersih Menyulitkan Warga
Warga di Pampang Makassar sedang antri air bersih - Foto: Alfons

Klikhijau.com – Kekeringan panjang yang melanda mulai terasa dampaknya di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Kota Makassar dan sekitarnya. Selain cuaca panas yang cukup terik terutama di siang hari, kemarau panjang juga menyebabkan krisis air bersih.

Pasokan air PDAM yang mengalir ke rumah-rumah warga pun mulai menurun volumenya. Di beberapa wilayah bakan sudah tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih. Sumur-sumur warga di Kota Makassar bahkan di beberapa desa di Sulawesi Selatan yang terpantau Klikhijau juga mulai berkurang airnya.

Beberapa hari lalu, tim Klikhijau memantau langsung kondisi warga di Jalan Kampung Baru Pampang yang sudah berminggu-minggu kekurangan pasokan air bersih.

Akibatnya, warga harus antri berjam-jam untuk mendapatkan suplay air minum yang dibawa oleh petugas PDAM melalui kendaraan pengangkut air.

“Selama musim kemarau tahun ini, masyarakat Kelurahan pampang RT 4 RW 5 ini mengalami krisis air yang membuat Masyarakat sangat kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari,” kata Ketua RT 4 Kelurahan Pampang yang diwawancarai Klikhijau.

KLIK INI:  6 Ekor Ular Sanca Kembang Dilepasliarkan di SM Sermo Kulon Progo

Menurut Ketua RT, kejadian seperti ini sudah menjadi langganan setiap tahunnya.

“Hal ini bukan pertama kalinya terjadi di daerah ini namun tidak juga setiap tahun terjadi. Sebagai warga sekaligus ketua RT 4 Kelurahan Pampang, saya berharap pemerintah atau dari pihak lain dapat membantu kami dalam hal suplay air bersih sehingga dapat mengurangi beban terhadap masalah air disini,” katanya.

Ketua RT 4 Kelurahan Pampang juga mengaku cukup kelimpungan harus berkonsultasi ke siapa setiap ada keluhan mengenai air bersih.

“Sumber air di daerah kami itu hanya ada 2 pipa yang entah dari mana asalnya sehinggah kami juga kurang paham terhadap siapa kami harus memberikan keluhan. Dengan adanya media aspirasi ini kami berharap agar pemerintah dan pihak luar lain akan membantu wilayah kami,” harapnya.

Seorang warga Pampang lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan krisis air sudah dialami sekira sepuluh hari terakhir.

“Kami disini berharap masa krisis ini cepat terselesaikan dan juga kami mengharapkan bantuan penyaluran air ke daerah kami karena dengan adanya krisis ini kami harus melakukan pengiritan dalam berbagai hal seperti memasak mandi dan sebagainta yang sangat membebani kami,” tuturnya.

KLIK INI:  Danamon Peduli Lingkungan, dari Pembuatan Biopori hingga Ecobrick

Krisis air juga terjadi di Kabupaten Maros

Krisis air bersih juga terjadi di Kabupaten Maros. Pantauan Tim Klikhijau, beberapa warga di Kota Maros mulai mengeluhkan berkurangnya sumber air.

Sri Anggriani Tanjung (89), warga di Jalan Cendana Maros misalnya juga mulai kesulitan air bersih, meski di rumahnya tersedia sumur biasa dan sumur bor.

“Kendala yang saya hadapi di sini nak itu air tiba-tiba keruh, tiba-tiba jernih dan kendala yang paling besar itu jika listrik padam tidak ada lagi sumber air yang bisa saya dapatkan,” katanya.

Sri Anggriani mengakui bila volume air sumurnya terus berkurang sejak beberapa pekan terakhir. Akibatnya, kualitas air tidak sepenuhnya bagus. Air keruh sehingga perlu ada penyaringan terlebih dahulu bila air akan digunakan.

“Kalau air sumur ngadat, kami membeli air galon untuk digunakan sehari-hari seperti memasak dan lainnya. Semoga kemarau cepat berakhir agar kita tidak kekurangan air bersih lagi,” tuturnya.

Kalau di tanya soal harapan yah harapan saya itu nak semoga kemarau ini cepat berakhir sehingga orang-orang yang kekurangan air dapat Kembali memiliki sumber air.

Di tanya soal tahu atau tidak kekeringan itu adalah krisis iklim atau perubahan iklim yah sudah jelas saya tahu bahwa kekeringan itu adalah perubahan iklim.

KLIK INI:  Perihal Pirolisis Sampah Plastik, Ini Tanggapan Pegiat Lingkungan Makassar!

Dampak krisis iklim

Di tengah kemarau panjang dan krisis air yang terjadi, beberapa warga yang ditemui mulai menyadari bahwa situasi seperti ini merupakan dampak dari adanya perubahan iklim dan pemanasan global.

Berlian Amir (21) misalnya seorang mahasiswa di Maros yang mulai merasakan krisis air menyadari situasi ini sebagai bagian dari perubahan iklim.

“Air PDAM hanya mengalir pada pukul 23.00-05.00. Adapun sumur di rumah saya tetap ada airnya tapi sudah sangat dalam dan berkurang airnya,” katanya.

Akibat kekurangan pasokan air, aktivitas keseharian pemuda ini pun terganggu. Ia hanya berharap musim kemarau segera berlalu agar dampaknya tidak menyusahkan masyarakat.

“Menimbah air dari sumur yang dalam itu sangat melelahkan. Harapan saya semoga kemarau ini cepat selesai, kasihan orang-orang yang susah air bersih apalagi yang tidak punya sumur,” pungkasnya.

KLIK INI:  5 Hal Baik yang Dapat Kamu Nikmati Saat Berada di Hutan Kota Maros