Menciptakan Pejuang Lingkungan Melalui Pendidikan Lingkungan

oleh -47 kali dilihat
Membangun Karakter Cinta Lingkungan Tak Cukup dengan Buku Paket
Ilustrasi pendidikan lingkungan/foto-Ist

Klikhijau.com – Peneliti University of South Australia (UniSA) menemukan bahwa ketika siswa menyelidiki isu-isu keberlanjutan lokal. Siswa akan terlibat secara mendalam dalam pembelajaran dan mengembangkan hubungan yang bermakna dengan lingkungan.

Bagi siswa yang belajar tentang keberlanjutan di halaman belakang rumah mereka, mereka akan lebih cenderung melindungi lingkungan

Jika merujuk pada temuan tersebut, maka sangat penting pendidikan lingkungan masuk ke dalam kurikulum pendidikan.

Memasukkan Pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum, secara tidak langsung pula akan menciptakan generasi yang lebih mencintai dan peduli terhadap lingkungan itu sendiri. Karena rata-rata mereka (siswa) adalah orang-orang muda yang akan memegang kendali di masa mendatang, khususnya bidang lingkungan.

KLIK INI:  Integrasi dan Kolaborasi Lintas Sektor Diperlukan Demi Pemulihan DAS

Olehnya itu,  pendidikan lingkungan adalah keterampilan penting bagi generasi mendatang, terutama ketika dunia sedang menghadapi dampak negatif perubahan iklim, limbah, dan kelangkaan sumber daya.

Dilansir dari Newswise, saat ini ada  sebuah proyek penelitian baru, ‘Being Heard: Remixing Critical Literacy for Active Citizenship’. Penelitian ini memperkenalkan siswa kelas 5 dan 6 pada berbagai isu iklim melalui inisiatif Sekolah Siap Iklim .

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Burton, sifat transdisipliner dari proyek ini memungkinkan para guru untuk menanamkan kompetensi inti dari kurikulum sekolah.

Guru dapat memastikan siswa mencapai hasil akademik yang diperlukan sekaligus mengembangkan keterampilan sebagai warga negara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

KLIK INI:  KLHK Beri Penghargaan untuk Bisnis dengan Pengolahan Sampah Plastik Terbaik
Banyak inovasi

Peneliti UniSA dan guru Sekolah Dasar Burton, Bernadette Haggerty dan Michelle Miller, mengatakan menghubungkan siswa dengan isu-isu lokal adalah kunci untuk membangun motivasi dan pembelajaran siswa.

“Dengan mengerjakan proyek yang dekat dengan siswa – baik secara fisik maupun emosional. Mereka akan lebih mampu memahami permasalahannya dan mengembangkan solusinya,” kata Haggerty dikutip dari Newswise.

Haggerty juga mengungkapkan bahwa luasnya proyek tersebut sungguh luar biasa. Sekolah memiliki siswa yang mengerjakan bungkus makan siang berbahan lilin lebah. Pembungkus tersebut untuk menggantikan plastik sekali pakai.

Selain itu, ada pula kelas memasak tanpa sampah untuk menghentikan pembuangan makanan. Ada juga mitigasi perubahan iklim dengan memperluas kanopi pohon lokal, dan bahkan sebuah mesin untuk membantu tanaman dan hewan bertahan hidup di padang pasir.

KLIK INI:  Memanen 10 Manfaat Merawat Tanaman bagi Anak

“Mempelajari perubahan iklim penting bagi semua orang. Saat kami mengeksplorasi isu keberlanjutan di lingkungan sekolah, kami melibatkan otak anak muda untuk menyelidiki dan menemukan solusi terhadap masalah yang lebih besar,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, siswa juga dibebani untuk memahami asal muasal beberapa bencana besar seperti polusi laut, sampah makanan, dan polusi plastik. Kesadaran bahwa polusi dimulai dari komunitas mereka sendiri, menginspirasi mereka untuk mengambil tindakan di akar rumput  mulai dari rumah dan sekolah.

Proyek Sekolah Dasar Burton adalah bagian dari inisiatif literasi dari Associate Professor UniSA Joel Windle , Dr Melanie Baak dan Dr David Caldwell , dengan Primary Education Teaching Association Australia .

“Proyek kami mendorong suara siswa dan kewarganegaraan aktif. Namun dengan memanfaatkan keterampilan literasi dari kurikulum bahasa Inggris, siswa secara bersamaan mempelajari berbagai keterampilan,” kata Miller dikutip dari Newswise.

KLIK INI:  Ini Manfaat Keanekaragaman Hayati, Menjaganya Berarti Menjaga Kehidupan

Menurut Miller, proyek tersebut  adalah bagian dari penciptaan unit kerja transdisipliner yang memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan dari berbagai perspektif. Misalnya saja penggunaan matematika untuk membuat peta, biologi untuk memahami hubungan antara tumbuhan dan hewan, teknologi untuk merancang solusi, seni untuk membuat sketsa, dan bahasa Inggris untuk pelaporan.

Dalam proyek tersebut, siswa mengkomunikasikan idenya menggunakan keterampilan literasi seperti puisi slam, podcast, dan klip YouTube. Dengan bereksperimen dengan media berita, puisi, dan film, mereka mempelajari berbagai teknik bahasa, keterampilan, dan pendekatan komunikasi.

Pada saat yang sama, mereka belajar bagaimana menyampaikan pesan-pesan yang kuat untuk mengurangi jejak ekologis mereka, dan bagaimana menyampaikan pesan-pesan positif kepada masyarakat.

“Siswa telah belajar memperhatikan alam, menyelidiki sains, dan merekayasa solusi. Mereka tahu bahwa mereka dapat membuat perubahan pada dunia melalui tindakan positif,” tegas Miller.

KLIK INI:  Satgas Yonif MR 411 Kostrad Ajarkan Anak-anak Perbatasan Cara Menanam Hidroponik
Tentang Pendidikan lingkungan

Pada tahun 1977 UNESCO mendeklarasikan tentang pendidikan lingkungan hidup. Deklarasi itu dikenal dengan Deklarasi Tbilisi, bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses yang bertujuan agar masyarakat dunia sadar dan peduli terhadap lingkungan hidup secara menyeluruh dan segala permasalahan yang berkaitan dengan dirinya, serta membangun masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku, motivasi dan komitmen, bekerja sama secara individu dan kolektif. Dapat menyelesaikan berbagai permasalahan lingkungan hidup yang ada saat ini dan mencegah timbulnya permasalahan baru.

Pendidikan lingkungan hidup juga mempunyai efek mengubah perilaku dan sikap semua pihak atau golongan masyarakat , bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai lingkungan hidup dan permasalahan lingkungan hidup, dan pada akhirnya mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam kepentingannya kepentingan generasi sekarang dan masa depan, berperan dalam perlindungan lingkungan dan keselamatan kerja.

KLIK INI:  SGB Tutup Tahun 2022 dengan Gebrakan Besar Paket Edukasi Lingkungan