- Pohon Terakhir di Bumi - 16/06/2024
- Cinta Ini Pohon-Pohon - 19/05/2024
- Yang Pertama Mengencingi Bumi - 12/05/2024
Klikhijau.com – Ginri’ adalah nama disematkan pada jamur grigit di Desa Kindang dan sekitarnya. Jamur ini tumbuh liar pada kayu yang hampir lapuk.
Saat ia tumbuh pada kayu mati, itu akan lebih mempercepat pula pelapukan kayu yang ditumbuhinya.
Dulu, saya sering mengonsumsi ginri’ (jamur grigit). Ibu sering memasaknya. Setiap ke kebun, apalagi saat musim hujan selepas kemarau. Jamur ini memang akan tumbuh menjamur pula.
Di kampung saya, pemanfaatan ginri’ masih sebatas sebagai lauk atau sayur. Saat dimasak sebagai lauk, dapat dipastikan Anda akan terus ingin nambah. Rasanya enak.
Hanya saja, sekarang ini, karena semakin sedikit kayu yang hampir lapuk, maka ginri’ pun semakin sulit ditemukan.
Kayu, apapun jenisnya, belakangan ini semakin laku terjual, jika tidak dijual maka akan diselamatkan oleh para pembuat gula merah.
Karenanya, jika ada pohon yang tumbang atau ditebang, hampir semua bagiannya telah dimanfaatkan sebagai kayu bakar.
Apalagi sejak penyulingan daun cengkeh marak, kayu pun semakin sulit ditemukan akan melapuk.
Jika ada yang hampir lapuk pun dan ditumbuhi ginri’, apalagi dekat dengan pemukiman dan dalam keadaan bersentuhan langsung dengan tanah “rebah” maka masyarakat akan jijik memanennya. Itu disebabkan oleh banyaknya anjing yang berkeliaran.
Ginri’ ini bisa dimasak dengan berbagai jenis campuran. Ia cukup toleran, bisa dicampur dengan kacang-kacangan seperti buncis, atau dedaunan, semisal daun labu, juga bisa ditumis.
Namun, menurut saya, ginri’ akan terasa nikmat dan menari di lidah saat dimasak dengan kelapa sangrai yang telah dihaluskan, ditumbuk lalu diberi lombok biji.
Tentang ginri’
Jamur bernama ilmiah Schizophyllum commune ini merupakan spesies jamur dalam genus Schizophyllum.
Schizophyllum commune terdiri dari dua kata, yakni Schizophyllum yang artinya terbelah (daun atau insang terbelah) dan commune yang berarti common atau communal yang artinya umum atau mudah ditemukan.
Ginri’ memiliki ciri yang khas, yakni menyerupai kipas gelombang dari terumbu karang yang padat. Jamur ini memiliki gerigit dengan bentuk yang bervariasi, mulai dari kuning krem hingga putih pucat.
Masitoh, (2021)mengatakan jika ginri’ dapat ditemukan di seluruh kepulauan di Indonesia. Ia memiliki ciri-ciri berukuran kecil dengan diameter sekitar 3 cm dan tubuh buahnya berbentuk ginjal atau kipas.
Ginri’ merupakan saprofit pada kayu mati atau kadang-kadang parasit pada kayu hidup. Ia tumbuh sendiri atau lebih sering berkelompok pada kayu lapuk.
Jamur ini memiliki insang yang rapat dan bertekstur liat serta tepinya bergerigi (Nion, dkk., 2012). Ia memiliki koloni miselium seperti kapas dan menyebar, serta memiliki spora yang berbentuk bulat.
Kaya manfaat
Ginri, meski terlihat kecil dan bukan makanan modern. Namun, memiliki manfaat yang mengagumkan
Ia merupakan salah satu jenis jamur pelapuk kayu yang sangat potensial dan tumbuh secara alami pada batang pohon maupun pada limbah kayu hasil hutan.
Khomariyah, (2018) mengungkapkan jika zat–zat yang terkandung dalam jamur ini adalah lemak, karbohidrat, enzim. Vitamin, dan mineral.
Selain sebagai bahan pangan ginri’ ternyata dapat bermanfaat sebagai obat tradisional. Penggunaannya adalah sebagai obat kejang (step) dan panas.
Menurut Yeni (2017) kandungan gizi jamur ini adalah protein 6,30%, lemak 4,21%, karbohidrat 4,67% dan serat kasar 3,32%.
Jamur ini dapat juga dimanfaatkan sebagai salah satu makanan untuk diet. Hal itu dikarenakan memiliki kandungan lemak yang cukup rendah dibandingkan jamur edible lainnya.
Selain itu, ginri’ juga memiliki kandungan ß-carotene yang cukup tinggi dengan konsentrasi sebesar 2711.30 μg RE/g.
ß-carotene diketahui berperan dalam fungsi penglihatan, pertumbuhan, dan imunitas. Kandungan vitamin lainnya yang dimilikinya dan paling tinggi adalah γ-tocopherol yang berfungsi sebagai antioksidan dan merupakan bagian dari vitamin E.
Sementara kandungan magnesium merupakan mineral yang paling tinggi terkandung pada jamur ini, yaitu sebesar 144.7 mg/100g.
Magnesium diketahui dapat membantu fungsi dari otot dan saraf dalam tubuh. Kandungan mineral kedua tertinggi pada ginri’ adalah kandungan zinc, yaitu sebesar 139.6 μg/g. Fungsi dari zinc adalah membantu dalam meningkatkan pertumbuhan secara fisik terutama untuk anak-anak.
Kandungan kaliumnya juga cukup tinggi dibandingkan sodium pada itu mengindikasikan bahwa jamur ini aman dikonsumsi bagi seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.
Manfaat lainnya adalah berpotensi sebagai bahan pangan. Selain itu, juga berpotensi sebagai obat, misalnya bagi masyarakat lokal di Kalimantan, mereka mengonsumsi jamur ini sebagai obat pusing dan batuk (Shin et al., 2007).
Jamur ini diketahui menghasilkan senyawa bioaktif yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai perban karena kandungan chitin-glucan complex (CGC). Kandungan lain yang dimiliki jamur ini adalah exopolysaccharide(EPS), yang berpotensi sebagai agen antitumor.
Demikian….