Kopi yang Nikmat Nan Otentik, Direbus atau Diseduh?

oleh -4,180 kali dilihat
Kopi yang Nikmat Nan Otentik, Direbus atau Diseduh
Ilustrasi kopi Topidi - Foto/Wahyuddin Junus

Klikhijau.com – Secangkir kopi yang kita minum, tak sekadar melewati kerongkongan sebelum dikecap oleh lidah. Ia memiliki kejutan rasa bagi para penikmatnya.

Jika harus membangkitkan rasa ingin tahu, maka kadar senyawa kopi patut dipahami sebelum diseruput. Sebaris asupan kopi terbawa dalam aroma yang begitu mengikat indera penciuman.

Kiat dan proses membuat kopi termanifestasi sebagai satu senyawa yang mengikat. Ia menjadi dasar pengetahuan bagi kaum kafeist. Sejumlah perlakuan ikut tersaji, membuat ruang literasi kopi demikian hidup.

Jika dirunut pada sejumlah aktivitas cara membuat kopi yang baik, acuannya ada dua (2) dimasak (direbus) atau diseduh?

Pilihan untuk direbus,  seringkali suhu dan durasi, terlalu lama. Akibatnya banyak senyawa aromatik pada kopi (yang terbentuk dari pengolahan kopi) dapat hilang.

Proses dengan cara direbus menbuatnya tidak stabil (thermolabil). Dapat dengan mudah menguap dan terkadang fotolabil. Sehingga berpotensi mengurangi aroma, taste, dan flavour, saat dicicipi indera pengecap dan penciuman.

KLIK INI:  5 Cara Mengatasi Gejala ‘Mager’ Akibat Cuaca Dingin di Musim Hujan

Berbeda halnya dengan cara diseduh dengan air panas. Senyawa aromatik sedikit yang hilang. Karena durasi ekstraksi yang terjadi sebentar saja.  Aroma, taste, dan flavour, lebih kaya saat dicicipi seluruh sensory dari indera pengecap dan penciuman. Itu pun berpulang pada indera untuk peka.

Sekadar untuk bisa disandingkan dengan aktivitas kita dalam menyajikan teh. Biasanya penyajian teh disiasati dengan dimasukkan air ke dalam air rebusan di menit terakhir atau takaran per gelas (dicelup). Sehingga wanginya (senyawa aromatik) pada teh masih banyak yang bisa dinikmati.

Bagaimana bila kopi direbus?
Kopi nikmat
Kopi Topidi dengan gelas bambu – Foto/Wahyudin Junus

Jadi pertanyaan, apakah unsur kafein pada kopi akan berkurang saat direbus?

Senyawa kafein memiliki titik leleh yang tinggi dan larut di air. Sehingga secara logika kafein tidak akan berkurang saat kopi direbus. Justru malah bertambah. Yang berkurang atau hilang adalah senyawa aromatiknya.

Pada senyawa kafein itu sendiri, unsurnya terdiri dari Carbon, Nitrogen, Hidrogen, dan Oksigen yang ikatannya tak akan lepas/berkurang atas salah satu unsurnya. Karena adanya air panas sampai 90 derajat Celcius. Pada kondisi Caffein thermostabil, keadaan masih stabil sampai pada 237 derajat Celcius.

Dalam jelajah para penikmat kopi, cara seduhan menjadi pilihan yang paling umum. Meski dalam perjalanan waktu selalu dapat tersaji dalam dua cara tersebut. Memilih aroma dan kekuatan kafein pada kopi, terpulang atas selera dan kepekaan indera peminumnya.

Dua cara ini, memiliki kekhasan tersendiri. Layaknya dialektika pahit-manisnya kehidupan. Dari sana terpampang dinamika yang menjadi manifestasi berharga bagi letupan kekuatan dalam kelembutan.

Dua rasa yang tersaji penuh stimulan. Betapa penting memahami rasa dan manifestasi pahit yang tertinggal. Ia melarut bersama kekangan jiwa dan bergerak melintasi batas. Sekadar berpendar memenangkan sesuatu dalam hidupnya.

Lantas, bisa saja muncul komentar, jika kopi hanya reaksi kimia belaka, dimanakah posisi para penikmat kopi?

KLIK INI:  Menanti Kelahiran Kopi tanpa Kafein