Komitmen Ekologis di Rimbun Bambu Longwis Manggala Permai

oleh -204 kali dilihat
Komitmen Kebersadaran Ekologis di Rimbun Bambu Longwis Manggala Permai
Kapus P3E Suma KLHK, Dr Darhamsyah Saat shering session dengan warga di Manggala Permai - Foto: Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Hari masih pagi, tepatnya jam 08.30, warga berduyung-duyung ke sebuah tanah kosong di Lorong Wisata (Longwis) Manggala Permai, Kelurahan Manggala Kota Makassar, Sabtu 18 Maret 2023.

Mereka datang untuk menghadiri sebuah edukasi dan penyuluhan lingkungan. Tema besarnya adalah menumbuhkan komitmen mengelola sampah dari rumah secara berkelanjutan.

Kegiatan ini sengaja dihelat tidak di Gedung atau dalam ruangan. Namun, di lahan kosong yang pada mulanya kerap menjelma sebagai tempat sampah liar.

“Di sini dulu tempat sampah. Bertahun-tahun orang buang sampah hingga mulai menumpuk dan tidak sedap dipandang. Itulah yang membuat saya terpanggil untuk meminta izin pada si-empunya tanah agar bisa dimanfaatkan sebagai lahan menanam,” kata Haji Muhammad Amin,  tokoh masyarakat setempat yang menginisiasi kegiatan.

KLIK INI:  Ratusan Warga dan Puluhan Komunitas Meriahkan HPSN 2023 di Manggala

Cerita Ustaz Amin

Muhammad Amin yang akrab disapa Pak Ustaz kemudian menata tanah kosong seluas kapling perumahan sekira 12 x 25 meter. Pertama-tama dengan membersihkan lahan kosong tersebut dari kepungan sampah. Memasang papan larangan buang sampah. Hingga memulai aktivitas menanam.

Aneka tanaman sayur ditanam di lahan tersebut seperti kangkung, terong, kelor, singkong, kemangi, labu dan lainnya. Jenis tanaman sayur seperti kangkung  dan terong ditanam di polybag agar tampak teratur, sedangkan singkong dan labu dibiarkan ditanam di tanah.

Kini, daun singkong mulai lebat nan hijau dan sudah siap panen untuk sayur. Begitupula dengan kangkung yang sejatinya sudah memasuki masa panen. Semua tumbuh subur. Setiap pagi dan sore, Pak Uztaz menyiram tanaman di sana, sekaligus mengawasi agar tak ada lagi orang yang iseng membuang sampah sembarangan.

“Dulu di sini tumbuh beberapa pohon kelor. Namun, setelah tumbuh daunnya, orang-orang datang mengambilnya. Jadi, tanamannya tidak bisa bertahan. Asal ada tumbuh daunnya, diambil lagi..,” kisahnya.

KLIK INI:  Konservasi Harimau Sumatra dengan Kearifan Lokal “Inyiak Balang”

Sebagai tetua di kompleks tersebut, Pak Ustaz sangat ingin kesadaran warga terhadap lingkungan meningkat. Hal itu karena ia paham betul betapa pentingnya kelestarian lingkungan dalam kehidupan.

Di beberapa momen saat Pak Ustaz ceramah di masjid-masjid, ia kerap menyampaikan pesan-pesan lingkungan. “Ayat pertama yang turun adalah iqra..! iqra bismirobbika…! Bacalah atas nama tuhanmu. Baca disini sebenarnya adalah membaca pada alam semesta,” tuturnya.

Komitmen Kebersadaran Ekologis di Rimbun Bambu Longwis Manggala Permai
Kapus P3E Suma KLHK (Dr Darhamsyah) dan Ustaz Muhammad Amin saat kegiatan di Longwis Manggala Permai – Foto: Ist

Perjumpaan dengan Komunitas MTS

Semesta mendukung perjumpaan orang-orang yang memiliki frekuensi yang sama. Bak gayung bersambut, di suatu kegiatan Dewan Masjid Indonesia, Pak Ustaz Amin bertemu dengan Ketua Komunitas Manggala Tanpa Sekat (MTS), Mashud Azikin.

Meski singkat, perjumpaan keduanya meringset ke urusan persampahan. Mashud Azikin memperkenalkan Komunitasnya dan produk eco enzyme yang telah digelutinya setahun terakhir. Pak ustaz tentu senang dan antusias mendengarnya. Ia merespons positif tentang ide-ide Ketua MTS bahwa warga Manggala yang sangat dekat dengan TPA Antang sudah selayaknya bergerak bersama mengelola sampah.

KLIK INI:  Kota, Sampah dan Kenangan dari Manggala

Pak Ustaz merasa sedang bertemu dengan orang tepat dan seirama ketika itu. Ia mulai bercerita dengan ikhtiar yang sedang dilakukan menangani tanah kosong sebagai urban farming yang di dalamnya juga dijadikan area belajar panahan. Dari sinilah ide berkegiatan dimulai. Tak sampai sepekan, keduanya bersepakat untuk menggelar kegiatan edukasi.

Ketua MTS lalu menyampaikan ide baik ini pada saya. Tanpa cerita panjang lebar, saya katakan bahwa ini ide bagus.

“Siap. Kita jalankan kanda!” kata saya ke Ketua MTS via telepon.

Keesokan harinya kami, kami langsung mengunjungi lokasi kegiatan. Kami melihat situasi yang ada sembari berdiskusi, lebih tepatnya mendengarkan penuturan cerita dari Ustaz Amin. Keesokan harinya, kami menggelar rapat terbatas antara MTS, Klikhijau dan perwakilan warga. Pada pertemuan itu diputuskan bahwa akan digelar kegiatan edukasi pada Sabtu 18 Maret 2023.

Seluruh ide fasilitasi kegiatan diserahkan pada Klikhijau dan MTS. Pak ustaz dan warganya bersepakat menjadi tuan rumah termasuk mengajak warga dan stakeholders setempat untuk terlibat dalam kegiatan.

Semua ide direncanakan dengan baik dalam waktu yang tak lama, dua-tiga hari saja.

KLIK INI:  KLHK Tegaskan Proyek Karbon Hutan Harus Sesuai Regulasi Negara

Melibatkan KLHK

Setiap berkegiatan, Klikhijau memang sangat welcome pada siapa pun untuk kolaborasi. Niatannya, intensi menumbuhkan perubahan dalam masyarakat mesti melibatkan multi perspektif, multi komunitas (termasuk swasta dan pemerintah).

Kami pun akhirnya mengajak Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melibatkan dalam kegiatan.

Bak gayung bersambut lagi, Kepala Pusat P3E Suma, Dr Darhamsyah menyambut baik ide kolaborasi dan bersedia terlibat sama-sama. Demikian pula dengan kawan-kawan dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim (BPPI) Wilayah Sulawesi yang siap hadir membersamai.

Kegiatan pun berlangsung meriah, P3E Suma hadir memberikan edukasi mengenai pembuatan lubang biopori. Pada praktik biopori tersebut, Pak Sudarwanto Tim Verifikator Kampung Proklim dari BPPI Wilayah Sulawesi ikut memandu dan memberikan pencerahan mengenai teknis biopori. Pak Sudarwanto kebetulan memang concern mengedukasi masyarakat dalam aksi-aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk biopori.

KLIK INI:  Gubernur NTT Siap Kembangkan Bambu sebagai Tanaman Agroforestry

Para peserta kegiatan juga senang gembira dengan seminar kit yang dibagikan dari BPPI Wilayah Sulawesi berupa gantungan kunci. Juga ada door prize berupa gelas cantik.

Lalu, di penghujun kegiatan, Kapus P3E Suma KLHK, datang di saat yang tepat sebelum sesi penutupan. Momen menggembirakan tentu saja. Di tengah jadwal beliau yang padat, ternyata masih menyempatkan diri hadir memeriahkan kegiatan.

Panitia pun segera mendaulat beliau untuk memberi pencerahan. Darhamsyah yang juga coach ternama sukses membius warga akan pentingnya hidup harmonis berdampingan dengan alam.

“Alam adalah tempat kita membaca kehidupan. Manfaat yang didapat dengan dekat dengan alam antara lain manfaat fisik, manfaat emosional dan manfaat spiritual. Orang yang dekat dengan alam akan selalu hidup sehat dan bahagia,” katanya.

Darhamsyah juga mencontohkan bagaimana filosofi bambu yang sangat dalam. Kebetulan di lokasi kegiatan, serumpun bamboo tumbuh rindang. Di dekatnya, kegiatan dihelat dengan suasana angin sepoi-sepoi. Syahdu. Suasana alami sebegitu nyata adanya.

KLIK INI:  Komitmen Lingkungan, Gojek Targetkan ‘Three Zeros’ pada 2030

“Bambu memberikan kita pelajaran penting. Bambu itu kalau ditanam pertumbuhannya lama sekali di fase satu hingga empat tahun. Namun, setelah lima tahun ke atas, bambu akan bertumbuh cepat meranggas dan berkelompok. Ini maknanya dalam.”

“Bahwa perlu membenahi hal yang dasar terlebih dahulu agar kita menjadi kuat. Bambu juga mengajarkan kita untuk hidup Bersatu. Kalau kita Bersatu, kita akan kuat dari terpaan angin,” tuturnya.

Tak lebih dari sepuluh menit yang berkesan. Dr Darhamsyah benar-benar mencerahkan warga Manggala Permai dan segenap peserta yang hadir.

“Kami berterima kasih pada semua pihak, Klikhijau, MTS, dan KLHK atas ilmunya pada kami di kegiatan ini. InsyaAllah bernilai ibadah, semoga kita semua diberi kesehatan dan kekuatan menyambut bulan suci Ramadhan,” ucap Ustaz Amin menutup kegiatan.

KLIK INI:  Perihal Bambu dan 5 Manfaat Utamanya yang Mencengankan!