Gubernur NTT Siap Kembangkan Bambu sebagai Tanaman Agroforestry

oleh -186 kali dilihat
Gubernur NTT Siap Kembangkan Bambu sebagai Tanaman Agroforestry
Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Gubernur NTT - Foto: Ist

Klikhijau.com – Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyebut bambu sebagai tanaman agroforestry yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Viktor menegaskan hal tersebut ketika menghadiri sekaligus membuka secara resmi kegiatan Kick Off Sosialisasi 22 Provinsi, Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 di Hotel Meruorah,Labuan Bajo, Rabu, (1/2/2023).

Politisi partai NasDem itu dalam sambutannya mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih secara khusus kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo, karena telah memberikan perhatian yang sangat serius kepada Provinsi NTT.

“Hari ini NTT sangat indah, itu semua karena Presiden Joko Widodo. Satu-satunya Presiden yang begitu sering mengunjungi Provinsi NTT. Kalau bukan karena Presiden Jokowi, Labuan Bajo tidak bisa seperti sekarang ini, contohnya, waterfront yang sangat keren seperti di New York, tidak ada di tempat lain, hanya ada di NTT,” tegas Viktor dalam rilis yang diterima klikhijau.com, Kamis (2/2/2023).

Lebih lanjut, Ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Siti Nurbaya serta semua jajarannya yang telah menggelar kegiatan Kick Off Sosialisasi 22 Provinsi, Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

KLIK INI:  KLHK Beri KHDTK untuk Universitas Lancang Kuning Riau

“Terima kasih untuk ibu menteri LHK dan seluruh Dirjennya yang telah menetapkan Nusa Tenggara Timur khususnya Labuan Bajo sebagai sebuah tempat untuk melakukan rapat besar, untuk kick off pelaksanaan Sosialisasi 22 Provinsi, Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Kami berterimakasih, karena yang pasti uangnya datang yang banyak di tempat ini dan memberikan kontribusi yang besar bagi PAD,” kata Viktor.

Mantan ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir dari seluruh Indonesia.

“Selamat datang di Nusa Tenggara Timur. NTT adalah tempat yang indah, ini daerah yang kekayaannya bukan bersumber dari tambang mas, batu bara, nikel dan sebagainya, ini berbeda. Kekayaan NTT karena datang dari alamnya yang cantik dan luar biasa yang merupakan anugerah Tuhan, dan itu sebagai kekuatan dalam membangun provinsi ini,” ungkapnya.

“Saya sangat gembira hari ini karena adanya program ini, Forestry and Other Land Use (FOLU), kami sudah menyerahkan proposal ke ibu Menteri LHK tadi pagi. Kami juga sudah mengerjakan pekerjaannya yakni agroforestry terus kami bangun,” jelas Viktor.

KLIK INI:  Jadi Masalah Serius, Indonesia Berkomitmen Hapus Merkuri

“Kami sudah punya bibit bambu sebanyak 2,5 juta dan kami sudah tanam 1.300 hektar khusus untuk bambu. Bambu ini berbeda, kalau orang biasa berbicara bambu, itulah yang bisa menyelamatkan Nusa Tenggara Timur karena di dalam satu rumpun bambu menyimpan 5.000 liter air di dalamnya. Agroforestry itu bisa berjalan baik di NTT kalau ada bambu,” jelas Putera asli Semau itu menambahkan.

Bambu, masa depan dunia

Menurut Viktor, bambu merupakan masa depan dunia dan memiliki fungsi yang sangat banyak untuk kehidupan manusia.

“Agroforestry merupakan manajemen pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari melaui cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian pada unit pengolahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, dan bambu merupakan solusi untuk hal ini,” ujarnya.

Dikatakannya, bambu adalah hidup masa depan. “Sekarang sepedapun dibuat dari bambu. Bapak Presiden Jokowi beberapa hari yang lalu naik sepeda, sepedanya itu terbuat dari bahan bambu dan pohon bambunya itu berasal dari flores, NTT,” pungkas Gubernur NTT tersebut

Sementara itu, Menteri LHK, Siti Nurbaya Abubakar, memberikan apresiasi kepada Gubernur NTT.

“Saya bergembira tadi pak gubernur sudah bisa menjadi contoh karena pak gubernur sangat memahami tentang FOLU Net Sink,” jelas Menteri LHK.

KLIK INI:  Warga Desa Kotabunan Boltim Pertanyakan Kejelasan HGU Panang dan Jalan Warga

Lebih lanjut, Menteri Siti Nurbaya juga menyampaikan harapannya agar apa yang telah disepakati akan menjadi komitmen bersama untuk diwujudnyatakan.

“Saya berharap dengan yang sudah konkrit ini harusnya jangan rapat-rapat terus hanya soal merencanakan, tetapi harus segera ditindaklanjuti. Arahan dan catatan kritis dari bapak Gubernur tentu dapat jadi perhatian kita semua,” kata Menteri Siti.

Menteri LHK juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Gubernur NTT dan jajaran Pemerintah Daerah terhadap langkah-langkah implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink.

“Kerja nyata selama ini yang dilakukan harus bisa dicatat sebagai bukti yang avidance akuntable dengan mtv, jadi ada metode pengikutnya yang dapat di implementasikan. Ada yang sangat bagus di NTT, dengan kondisi-kondisi yang ada yang telah kita lihat dipameran. Pada konteks ini terkait eko wisata NTT, kalau kita lihat NTT mesti kita lihat Bali. Waktu kita mengembangkan NTT dengan Komodo ini sebagai destinasi baru yang strategis, kita merujuk pada Bali dan Mataram. Ini yang terus juga kita pelajari,” jelas Menteri Siti.

KLIK INI:  Intip Perbedaan Program Mudik Minim Sampah 2024 dengan Tahun Sebelumnya

Menteri LHK juga menugaskan jajarannya agar segera dalam dua sampai tiga bulan kedepan untuk melakukan riset.

“Bapak dirjen Ruanda dan Pak dirjen Agus serta pak Wiratno, saya tugaskan untuk segera lakukan Rapid KLHS, jadi Studi Kajian Lingkungan Hidup Strategis secara cepat dalam waktu 2 (dua) sampai 3 (tiga) bulan ini, kita lihat contoh Danau tiga warna Kelimutu di Kabupaten Ende, pantai Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Riung dengan tujuh belas pulau di Ngada, dan sebagainya,” tutup Menteri LHK RI.

Selanjutnya Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Menteri LHK RI, Siti Nurbaya melakukan kunjungan kerja di lokasi Tempat Persemaian Moderen di Sata Kodi, Nggorang, Labuan Bajo.

Turut menampingi Gubernur NTT, Kadis PUPR Provinsi NTT, Maxi Nenabu, Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Zeth Sony Libing.

Tampak hadir mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Sarwono Kusumaatmadja, Penasehat Senior Menteri LHK RI, Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari, Dr. Ir. Ruanda Agung, M.Sc, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan dan Prof. Ismunandar dan Wakil Delegasi tetap RI untuk UNESCO.

KLIK INI:  Berbagi Rasa Merdeka Bersama Anak-Anak di Pesisir Pantai Tamo