Konservasi Harimau Sumatra dengan Kearifan Lokal “Inyiak Balang”

oleh -148 kali dilihat
Konservasi Harimau Sumatra dengan Kearifan Lokal “Inyiak Balang”
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Universitas Andalas menyelenggarakan seminar nasional bertemakan “Masa Depan Konservasi Harimau Sumatra” di Kampus Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat pada Senin, (14/2/2022) - Foto/Ist

Klikhijau.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Universitas Andalas menyelenggarakan seminar nasional bertemakan “Masa Depan Konservasi Harimau Sumatra” di Kampus Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat pada Senin, (14/2/2022).

Seminar ini dilakukan sebagai momentum awal menuju gerbang konservasi harimau sumatra di Sumatra Barat.

Dalam sambutannya, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansarullah, SP mengatakan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat sangat mendukung upaya konservasi harimau Sumatra.

Hal itu karena sangat erat kaitannya dengan keselamatan masyarakat maupun nilai-nilai adat Minangkabau yang menempatkan harimau sebagai hewan kharismatik yang sangat dihormati.

Menurut Mahyeldi, ada kearifan lokal di Sumatra dimana masyarakat lokal menyebut Harimau dengan penyebutan “Inyiak Balang” yang diyakini sebagai panjago rimbo nagari (penjaga rimba nagari/desa).

“Sebagai wujud konservasi harimau sumatra, pemerintah Provinsi Sumatra Barat telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur No.522.5/3545/Dishut-2021 pada tanggal 14 Desember 2021 tentang Pelestarian Harimau Sumatra di Provinsi Sumatra Barat,” ujar Mahyeldi.

KLIK INI:  KLHK Alokasikan Anggaran Hingga Rp 230 Miliar untuk Penanganan Covid-19

Surat edaran tersebut katanya ditujukan kepada Bupati/Walikota di seluruh Sumatra Barat untuk ikut serta mendukung pelestarian harimau sumatra dan habitatnya. Termasuk anjuran untuk mencegah konflik manusia dan harimau, mitigasi penanganan dan pasca konflik manusia-harimau sumatra dan penegakan hukum.

Dirjen KSDAE, Wiratno yang juga hadir langsung dalam acara ini menyampaikan bahwa seminar nasional ini merupakan ajang inovasi yang telah dilakukan oleh Kementerian LHK bersama mitra terkait.

Kolaborasi mitra adalah upaya penyelamatan harimau sumatra secara ex-situ seperti Pusat Rehabilitasi dan sanctuary juga Lembaga Konservasi, juga secara in-situ seperti adanya nagari ramah harimau dengan patroli anak nagarinya di Sumatra Barat, community patrol di beberapa tempat di Sumatra, dan kandang ternak komunal anti serangan harimau.

“Ke depannya program ex-situ link to in-situ dapat terus ditingkatkan dimana hasil pengembang-biakan harimau sumatra dari ex-situ dapat dikembalikan ke habitat alamnya. Selanjutnya kita bersama berkewajiban untuk melestarikan alam dan masyarakat kelak dapat hidup berdampingan dengan harimau sumatra,” ujar Wiratno.

KLIK INI:  Selamat Lebaran, Selamat Hari Lingkungan Hidup Juga!

Rektor Unand, Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH menyampaikan Universitas Andalas sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Sumatra Barat mempunyai peran penting  dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta penelitian dalam mendukung konservasi harimau di Sumatra Barat.

Harimau sumatra merupakan satu-satunya sub spesies harimau di Indonesia setelah kepunahan harimau jawa dan harimau bali. Populasi harimau sumatra diperkirakan 604 ekor dari data PVA tahun 2016.

Habitatnya tersebar di Pulau Sumatra yang mencakup 13 kawasan burung penting (IBA), 2 situs Ramsar (Taman Nasional Berbak dan Taman Nasional Sembilang), serta warisan alam dunia (UNESCO WHC Tropical Rain Forest Heritage of Sumatra Sites) yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Kelima kawasan konservasi yang secara global sangat penting beserta bentang alam yang berada di sekitarnya ini menjadi lokasi Proyek Sumatran Tiger.

KLIK INI:  Begini Cara KLHK dan PWI Peringati Hari Pers Nasional 2024