Kokoknya Dianggap Mengganggu, Seekor Ayam Jago Disidang di Prancis

oleh -638 kali dilihat
Kokoknya Dianggap Mengganggu, Seekor Ayam Jago Disidang di Prancis
Ilustrasi ayam jago/foto-museumsdorf.info
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Maurice bisa jadi bukanlah siapa-siapa. Ia tak setenar Frida dari Meksiko yang jadi anjing penyelamat.  Namun kokok Maurice telah menggegerkan Prancis.

Maurice hanyalah seekor ayam jago bernama di Prancis barat. Ia digugat karena suara kokoknya mengganggu warga setiap pagi hari.

Karena kokoknya mengganggu hingga terjadi perselisihakan antarwarga. Maka, pada Kamis, 6 Juli 2019 Maurice disidang dan menjadi terdakwa dalam perselisihan antarwarga desa, begitu menurut tulisan Praga Utama di tempo.co.

KLIK INI:  Demi Seekor Burung, Sebuah Lapangan Bola di Amerika Ditutup

Keluhan warga terhadap kokok Maurice telah berlangsung lama, yakni 2017 silam. Hal itu diungkapkan pemilik Maurice, Corinne Fesseau. Katanya,  para tetangga di desa Saint-Pierre-d’Oléron, di Isle of Oléron, pertama kali mengeluh pada April 2017, memintanya untuk menjaga agar Maurice diam.

“Saya sudah tinggal di sini selama 35 tahun, tidak pernah mengganggu siapa pun,” kata  Fesseau.

Fesseau memang tidak mengganggu siapa-siapa. Namun, para tetangga menuduh Maurice menyebabkan polusi suara. Pada kasus itu disidangkan oleh pengadilan di Rochefort, Charente Maritime   Kamis lalu.

Setelah persidangan, Fesseau mengatakan, dia senang dengan perkembangan kasus ini dan berharap solusinya dapat ditemukan.

“Saya harap orang-orang ini akan mengerti arti dari pedesaan,” katanya.

Sementara vonis tidak akan diumumkan sampai 5 September. Persidangan Maurice telah memicu perdebatan di Prancis.

KLIK INI:  Diselamatkan dari Kepunahan, Otak Anak Burung Beo Kakapo Dioperasi

Menurut Fesseau, tetangga yang merasa terganggu oleh Maurice adalah penduduk kota yang hanya mengunjungi Saint-Pierre-d’Oléron beberapa kali per tahun,

Sikap mereka terhadap ayam jantan, yang merupakan salah satu simbol nasional Prancis, telah dianggap sebagai indikasi polarisasi antara perkotaan dan pedesaan Prancis.

Mentoleransi kokok ayam jago

“Solusinya adalah agar orang-orang mengerti bahwa pedesaan masih pedesaan dan kita harus mentoleransi kokok ayam jago,” kata Fesseau. “Saya ingin melindungi semua ayam jago di Prancis.”

Usaha Fesseau telah menerima dukungan signifikan karena hampir 120.000 orang menandatangani petisi online untuk menyelamatkan Maurice.

Fesseau hadir di pengadilan mewakili Maurice Kamis kemarin, karena dia tidak ingin membawa ayam jantannya ke pengadilan karena khawatir dia akan mengganggu proses.

Namun Fesseau mengatakan bahwa beberapa orang datang ke pengadilan dengan ayam jantan mereka untuk menunjukkan dukungan.

KLIK INI:  Cerita Miris dari Kalimantan, Pesut Mahakam Terdesak ke Tepi Kepunahan

Julien Papineau, yang menyebut dirinya sebagai pengacara untuk Fesseau dan Maurice, mengatakan kepada ia yakin persidangan akan menguntungkan kliennya.

“Ayam jago bukanlah masalah yang abnormal, tak tertahankan, atau berlebihan,” katanya.

“Ayam ini tidak ada di sana untuk menjadi trendi. Dia hidup di antara ayam betina seperti dulu. Karena pemiliknya menginginkan telur,” katanya.

Christophe Sueur, wali kota Saint-Pierre-D’Oléron mengatakan kasus ini adalah contoh dari masalah yang lebih dalam di masyarakat kontemporer.

“Masalahnya adalah kita tidak lagi saling bertoleransi,” katanya, seraya menambahkan, suara tradisional pedesaan harus dilindungi.

“Di sini, kita bisa mendengar lagu-lagu turtledoves, suara burung camar, traktor, itulah yang membuat keindahan pulau kita juga. Suara alam sangat penting dan itu adalah bagian dari apa yang berkontribusi pada pesona alam kita,” katanya.

Magali Richaud, seorang pengacara yang berspesialisasi dalam hukum hewan, mengatakan bahwa masalah seperti ini biasa terjadi.

KLIK INI:  Tragis, Burung Puffin Alami Kematian Massal karena Perubahan Iklim

“Kami berada dalam perselisihan klasik, dengan masalah kebisingan dan penduduk kota yang tidak mengerti,” katanya, menambahkan bahwa sementara penggugat dapat mengklaim kompensasi jika mereka memenangkan kasus ini.

Persidangan tersebut juga menyentuh Bruno Dionis du Sejour, wali kota Gajac. Sebuah kota pedesaan di selatan Prancis, yang telah meminta pemerintah untuk mendaftarkan unsur-unsur khas dari tata suara pedesaan Prancis sebagai bagian dari warisan budaya nasional yang dilindungi.

“Saya berharap pemilik ayam jago akan menang. Masih luar biasa bahwa orang-orang yang datang dari kota tidak ingin mendengar suara pedesaan, seperti ayam jago, sapi, lonceng gereja,” kata wali kota Prancis tersebut.

KLIK INI:  Resistensi Perempuan sebagai Elan Vital Pergerakan Ekofeminisme di Indonesia