Klikhijau.com – Bagi habitat burung dan mamalia, keberadaan pohon berangan adalah berkah. Karena pohon bernama ilmiah Castanopsis argentea (Blume) A.DC ini menjadi tempat mencari pakan, beristirahat dan juga bersarang.
Pohon yang juga dikenal dengan nama saninten ini bisa tumbuh dengan tinggi mencapai 35 hingga 40 meter. Diameternya antara 80 hingga 100 cm.
Ia memiliki kulit batang pohon berwarna hitam, kasar, dan pecah-pecah. Permukaan batangnya tidak rata.
Pada batangnya juga terdapat alur-alur memanjang. Garis itu adalah empulur yang menonjol keluar. Itu merupakan salah satu ciri khas organ vegetatif famili Fagaceae.
Batang pohon ini bercabang-cabang. Tidak memiliki banir. Ia berdaun tunggal yang tersebar spiral. Helai daunnya hijau mengkilat. Pada permukaan bawahnya berwarna hijau keperakan.
Pohon yang berbunga pada bulan Agustus- Oktober ini. Memiliki helai daun lanset melonjong. Ukurannya 35-50 mm x 14-19 mm. Pada bagian pangkal tumpul atau membundar. Sedangkan ujungnya tumpul atau melancip pendek
Pertulangan daun pohon yang berbuah pada November-Februari ini berjumlah 23 hingga 27 pasang. Ciri daunnya adalah penumpu, berbentuk jarum.
Sebagai pohon berbunga, berangan memiliki bunga majemuk dengan anak bunga berbentuk lonceng.
Dari bunganya itu akan muncul buah berbentuk kapsul. Berambut dan berduri yang menyerupai buah rambutan.
Mulai langka
Pohon saninten tersebar terbatas di Indonesia. Pada tahun 1987 K. Heyne mengungkapkan jika pohon dari ordo Fagales ini menyebar Indonesia hanya di daerah di Jawa, Sumatera, dan Papua. Semenetara di luar Indonesia terdapat di Myanmar dan Malaysia.
Sementara pada tahun 1089 A. Martawijaya melaporkan bahwa pohon ini juga tumbuh Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Ukraina, dan Amerika Serikat.
Karena penyebarannya yang terbatas dan permudaan alamnya sulit ditemukan. Dikarenakan populasinya sangat sedikit. Ditambah dengan buahnya yang disukai satwa liar dan masyarakat untuk dikonsumsi. Menjadikan pohon ini semakin langka.
Karena itu, demi melindungi pohon dari genus Castanopsis Ia dimasukkan sebagai salah satu jenis tumbuhan yang dilindungi. Aturan itu tertuang pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 92 tahun 2018.
Manfaat dan habitat
Kayu dari pohon ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, jembatan, lantai rumah, dan atap serta bahan untuk arang.
Sedangkan pepagannya yang mengandung tanin, dapat digunakan sebagai pewarna hitam pada rotan.
Sementara bijinya dapat dikonsumsi dengan cara direbus atau dibakar. Pohon dari famili Fagaceae ini juga berperan penting dalam ekosistem pegunungan karena tajuknya cukup lebar.
Karena memiliki memiliki daun dan buah yang mirip rambutan ini, pohon ini pun mendapat julukan rambutan hutan. Buahnya memiliki aroma yang harum dengan rasa yang manis gurih dan empuk.
Pohon ini bisa tumbuh tumbuh di hutan primer dan sekunder. Ia tumbuh baik pada ketinggian 200-1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Menurut Iwan Hilwan dan Ewi Irfani dari Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB). Pohon ini banyak ditemukan pada petak yang berbatu. Karena ini dapat dikatakan bahwa pohon ini merupakan jenis tumbuhanyang toleran terhadap kandungan batu.
Namun begitu, keberadaannya cenderung menurun dengan meningkatnya elevasi dan cenderung pula dapat tumbuh baik pada tanah yang subur dan kering.
Nah, untuk mempebanyak pohon ini, bisa dilakukan dengan cara generatif melalui biji.
Klasifikasi ilmiah
Di Indonesia pohon ini dikenal dengan nama saninten atau berangan. Ia memiliki kayu teras yang berwarna coklat kelabu hingga merah muda. Kayunya gubal atau bagian tengah berwarna putih, kuning muda, dan terkadang kemerah-merahan.
Pohon ini memiliki klasifikasi ilmiah:
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Fagales
- Famili : Fagaceae
- Genus : Castanopsis
- Spesies : Castanopsis argentea (Blume) A.DC.
Sahabat hijau, itulah sekilas tentang pohon yang termasuk 100 spesies pohon nusantara. Semoga memberi manfaat!








