Berkenalan Singkat dengan Aplopeltura Boa

oleh -21 kali dilihat
Aplopeltura boa atau ular siput-foto/ksdae.menlhk

Klikhijau.com – Aplopeltura boa atau Blunthead Slug Snake juga dikenal dengan nama ular siput. Penamaan ular siput karena satwa ini merupakan pemangsa siput.

Ular ini tergolong dalam famili Pareidae, sekelompok ular yang berevolusi dengan rahang asimetris untuk berburu siput.

Jika bertemu ular ini, tak perlu terlalu takut, sebab ia tidak berbisa. Ciri lain darinya adalah memiliki kepala tumpul, dan lebih banyak ditemukan di pepohonan (arboreal).

Meskipun namanya mengandung kata “boa”, spesies ini tidak berkerabat dengan ular boa raksasa dan sama sekali bukan ular air, meskipun sempat diduga demikian oleh ilmuwan pada abad ke-19.

KLIK INI:  Spesies Endemik Baru Reptil Ditemukan di Bali Barat

Ular jenis dengan adaptasi luar biasa, rahang yang bisa mengekstraksi tubuh lunak mangsanya langsung dari dalam cangkang.

Ditemukan di Mojokerto

Belum lama ini,  pegiat konservasi dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) 09 Mojokerto Seksi KSDA Wilayah III Surabaya mengunjungi Desa Claket, Kecamatan Pacet.

Mereka adalah Ferdinan Sabastian dan Tifan Nur Rizal yang menyisir rimbunnya dedaunan. Di antara ranting dan semak  mereka menemukan seekor ular siput Aplopeltura boa, spesies unik yang sangat jarang dijumpai

Secara umum, distribusi alami Aplopeltura boa mencakup wilayah Indonesia (Jawa, Sumatra, Kalimantan, Nias, Bangka, dan Kepulauan Natuna), Malaysia, Thailand, Myanmar, Brunei, dan Filipina. Namun, catatan spesifik mengenai keberadaannya di Jawa lebih banyak berasal dari wilayah barat.

KLIK INI:  Mayoritas Spesies Serangga di Dunia Ini Tidak Terlindungi?

Hingga saat ini, tidak banyak laporan ilmiah yang mencatat keberadaan spesies ini di Mojokerto. Penemuan di Hutan Claket ini bisa jadi merupakan rekaman distribusi baru yang menunjukkan bahwa jangkauan Aplopeltura boa lebih luas daripada yang diduga sebelumnya.

Karenanya, penemuan itu membuka pintu baru, yakni

  1. Populasi Lama. Bisa jadi spesies ini memang telah lama ada di wilayah Mojokerto, tetapi karena sifatnya yang nokturnal, arboreal, dan jarang ditemui, keberadaannya tidak banyak terdeteksi.
  2. Perluasan Habitat. Perubahan iklim atau dinamika ekologi bisa membuat spesies ini mulai muncul di daerah yang sebelumnya tidak tercatat sebagai habitatnya.
  3. Penyebaran Alami atau Tidak Disengaja. Meski kecil kemungkinannya, penyebaran ular ini bisa saja terjadi akibat perpindahan individu melalui aktivitas manusia, misalnya terbawa dalam perdagangan tanaman atau pergerakan fauna secara tidak sengaja.
KLIK INI:  Mengenal Keben Lebih Intim, Pohon Perdamaian dari Soeharto

“Penemuan ini sangat menarik karena sejauh ini, tidak banyak laporan tentang keberadaan Aplopeltura boa  di kawasan Mojokerto. Hal ini menunjukkan bahwa hutan di sekitar Claket masih menyimpan banyak misteri keanekaragaman hayati yang perlu diteliti lebih lanjut” ujar Ferdinan.

 Bagi Ferdinan Sabastian dan Tifan Nur Rizal, penemuan ini bukan hanya sekadar momen berharga, tetapi juga bukti bahwa eksplorasi malam hari dapat mengungkap kehidupan liar yang tak terduga.

“Kami cukup terkejut menemukan spesies ini karena selama ini sangat jarang terdeteksi di kawasan ini,” tambah Tifan.

Keberadaan Aplopeltura boa di hutan Claket bisa menjadi indikator ekosistem yang masih sehat dan perlu diteliti lebih lanjut. Apakah ini merupakan populasi alami yang tidak pernah terdeteksi sebelumnya? Atau spesies ini mulai meluas ke wilayah baru? (*)

KLIK INI:  Lidah Biru Lucky Mengagetkan Petugas di Australian Reptile Park