Matamu dan Sampah di Kepalaku

oleh -19 kali dilihat
Mata Sulida
Ilustrasi/Foto- Gus Sofyan
Irhyl R Makkatutu

Matamu dan Sampah di Kepalaku

 

kantuk tiba di matamu sebagai hujan. hidupkan bunga kamboja di belakang rumah.

aku suka memanen senyummu jelang tidur. segar, penuh aroma balas dendam.

kau boleh memangkas semua ingatan tentang lampau. asal bukan tentang bekas bibirku di gelas kopimu

aku selalu ingin menanam kamboja di mata ngantukmu. biar jadi pengingat, kau pernah datang sebagai warna, sebelum polusi menetak kita dalam jarak

dan matamu berubah hujan mengantar semua sampah ke dalam kepalaku

Sep, 2025

KLIK INI:  Apakah Kau Kekasih?

Tungku Masa Kecil

 

malam jatuh kesepian ke dalam tungku di rumah kayu itu. tempat memelihara semua pelukan masa kecil.

setelah rantau menyekap, kau ingin menyerap aroma nasi dari tungku kayu. memeluki semua kenangan masa kecil itu, tapi tak ada lagi masa kecil, tak ada lagi kayu bakar.

tungku kayu menganggur sejak gas elpiji tiba di dapur di antar aturan, dan orang-orang menebang pohon demi pangan yang tumbuh dari jauh

Sept 2025

KLIK INI:  Tak Ada Sesiapa di Perut Ikan

Menjaga Meja Makan

 

pagi ini hujan turun. kau tak perlu sirami bunga rindu di taman samping rumah. semua kembali basah, menumbuh jadi kehidupan

kita selalu alpa pada rasa syukur, akan udara pagi yang segar dalam segelas kopi

kau bisa berjalan jauh dalam terik, tapi air akan membayang setia di tenggerokanmu.

kini hujan tiba, tapi kau menarik doamu tentang pelangi. demi pejabat yang akan tiba di kampungmu sebagai dongeng

kabut dan hujan datang, dan resah biak di mata kantukmu setelah semalam begadang menjagai meja makan

Sept 2025

KLIK INI:  Bercocok Cinta di Gelombang

Matahari Bertamu

 

kau menyapu halaman dari serakan sampah yang di antar serakah. setelah pesta domino bubar. pikiranmu tak pernah bubar dari sibuk yang memanja

terkadang kita melihat mata orang lain. lalu tahu segala yang tumbuh di kepalanya. sementara cermin menganggur dalam kamar yang bohlamnya putus tiga pekan lampau.

suara musik dari tetangga membangunkanmu subuh tadi. kau ingin marah, tapi kantuk masih meraja di mata dan tubuh lemasmu

matahari pagi cepat tiba di kamarmu, setelah pohon beringin tua itu ditebang pak desa

Sept 2025

KLIK INI:  Perempuan yang Berjalan di Gelombang