6 Jenis Kain Ramah Lingkungan untuk Fesyen Berkelanjutan

oleh -3,200 kali dilihat
6 Jenis Kain Ramah Lingkungan untuk Fesyen Berkelanjutan
Ilustrasi model - Foto/Pixabay

Klikhijau.com –  Kain atau pakaian yang kita gunakan seringkali tak memerhatikan apakah telah menenuhi standar ramah lingkungan atau tidak. Tak jarang kita justru terjebak pada brand, gaya atau harganya yang murah.

Padahal, sejumlah produk pakaian yang kita pakai berasal dari kain yang proses produksinya berdampak pada kerusakan atau pencemaran lingkungan.

Ambil contoh saja, bahan kain dari akrilik, nilon dan poliester mengandung serat microfiber yang akan terlepas saat dicuci. Lalu, bahan-bahan berbahaya ini akan mencemari kanal atau lautan.

Belum lagi kandungan pewarna kimia dalam pakaian yang sudah jelas capat mencemari lingkungan. Karenanya, sangat penting untuk mempertimbangkan aspek lingkungan dalam memilih jenis kain ke depannya.

Kita harus menjadi bagian yang peduli pada keberlanjutan, termasuk dari jenis kain yang dipakai sehari-hari. Lalu, jenis kain apa saja yang masuk kategori ramah lingkungan? Berikut 7 diantaranya:

KLIK INI:  Disengat Tawon Vespa Affinis? Begini Cara Menanganinya!
1. Katun Organik

Katun organik diproses dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Inilah yang membedakannya dengan katun konvensional yang cenderung memakai pestisida dan bahan-bahan kimia dalam pembuatannya.

Dengan demikian, proses produksi katun organik memastikan terciptanya kondisi yang lebih aman dan sehat bagi para pekerjanya dan tentu  juga bagi lingkungan hidup. Tak hanya itu, proses pembuatan katun organik memakai lebih sedikit air ketimbang katun konvensional.

2. Serat Hemp

hemp ramah lingkungan

Hemp merupakan tanaman yang dapat tumbuh di jenis lahan mana pun bahkan tanpa harus diberi pupuk kimiawi. Hemp juga dapat berkembang dengan cepat tanpa pestisida serta tak merusak nutrisi dalam tanah.

Karenanya, kain dari serat hemp diyakini sangat ramah lingkungan. Tanaman hemp juga dapat menghasilkan lebih banyak serat daripada flax (linen) atau katun. Proses produksi serat hemp juga tidak melibatkan proses kimia. Selain itu, kain dari hemp memiliki daya serap tinggi dan dapat terurai atau dikomposkan.

KLIK INI:  Hobi Jalan Kaki, Tukimin Ikut Gerak Jalan 30 Km di Usia 113 Tahun
3. Poliester Daur Ulang

Kain dari poliester daur ulang diproses dari kain poliester bekas dan botol minuman. Untuk diketahui bahwa serat kain dari poliester daur ulang menghasilkan 75% jejak karbon yang lebih rendah daripada poliester biasa. Kain yang dihasilkan dari proses ini sudah pasti ramah lingkungan. Sejumlah perusahaan juga sedang mengupayakan untuk mengeluarkan antimon beracun yang terkandung di dalam serat poliester daur ulang.

4. Kain Kasmir

Kalau sering konsumsi tempe, kain kasmir akan mengingatkan Anda mengenai bahan dasar tempe yakni kedelai. Yah, kain kasmir ternyata terbuat dari serat protein kedelai yang tersisa dari olahan kedelai yang dijadikan makanan. Karenanya, serat kain kasmir sangat aman, ramah lingkungan dan melalui proses produksi organik.

5. Linen

Linen terbuat dari tanaman rami. Sebagaimana Hemp, tanaman rami juga dikenal sangat tangguh dan dapat ditanam dalam kondisi tanah yang buruk sekalipun. Proses produksi linen diketahui tidak boros penggunaan air dan juga tak memakai bahan kimia dalam produksinya.

Hal ini yang membuat jenis kain linen akan sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan katun. Limbah dari linen juga masih dapat digunakan untuk hal-hal bermanfaat lainnya seperti dalam pengawetan kayu. Linen bahkan masih dapat dikomposkan.

KLIK INI:  Sampah Plastik Jadi Lahan Nafkah Perempuan Myanmar
6. Tencel

Kain tencel dibuat dari pohon eucalyptus (kayu putih) yang banyak tumbuh di Australia dan Indonesia. Pohon eucalyptus tidak membutuhkan pestisida beracun, dan hanya membutuhkan sangat sedikit air.

Tencel juga menyerap pewarna dengan sangat baik, yang artinya produsen tidak perlu menggunakan terlalu banyak bahan pewarna. Tencel dapat digunakan untuk membuat jenis pakaian yang sama seperti rayon, karena memiliki tampilan dan rasa yang serupa.

Tidak seperti banyak bahan buatan manusia lainnya, proses pertanian untuk jenis kain Tencel ini mendapat nilai tinggi dalam hal kelestarian lingkungan. Hal itu karen sama sekali tidak ada manipulasi genetik yang terlibat dalam proses pertanian bahan baku. Jadi, kain dari tancel sudah tentu ramah lingkungan.

Bagaimana dengan kain dari serat bambu?

Banyak yang menyebut bahwa kain dari serat bambu juga ramah lingkungan. Apakah ini benar dan bisa diterima?

Pada prinsipnya, kain dari serat bambu memang memiliki keistimewaan tersendiri karena memiliki sifat antibakteri alami yang juga dapat terurai di alam. Selain itu, bambu merupakan tumbuhan yang memiliki manfaat penting bagi lingkungan. Budidaya bambu membutuhkan air yang sangat sedikit dan tidak ada pupuk atau pestisida untuk tumbuh.

Kain yang dihasilkan dari serat bambu dikenal sangat halus seperti sutra juga tahan lama. Hal ini yang menguatkan asumsi banyak orang bahwa kain dari serat bambu juga masuk kategori ramah lingkungan.

Sayangnya, ada sisi lain yang membuat jenis ini masih jadi perdebatan yakni proses produksi untuk mengubah bambu menjadi serat kain sangat intensif secara kimiawi. Hal inilah yang membuat sebagian orang menyebut jenis kain dari serat bambu tidak ramah lingkungan.

Itulah 6 jenis kain ramah lingkungan yang dikenal saat ini. Ragam inovasi tentu diperlukan untuk menghasilkan kain dan fashion berkelanjutan. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Tentang Nature Photography atau Fotografi Alam