Upaya Yayasan Kehati dan Masyarakat Restorasi Bambu di Manggarai Timur

oleh -122 kali dilihat
Upaya Yayasan Kehati dan Masyarakat Restorasi Bambu di Manggarai Timur NTT 
Rapat perihal bambu Yayasan Kehati dan multi stakeholders - Foto: Ist

Program One House One Tree: Lestarikan Bambu dan Tanaman Agroforest untuk Ekologi, Berdayakan dan Peningkatan Ekonomi Petani di Manggarai Timur NTT.

Klikhijau.com – Indonesia adalah negara yang memiliki hutan bambu dengan luasan tertinggi nomor 6 di dunia, yaitu mencapai 185 juta ha. Indonesia juga menurut Widjaja di tahun 2019 memiliki lebih dari 162 jenis keragaman bambu yang tersebar di seluruh wilayah atau sebesar 12% dari seluruh jenis bambu dunia, yang terdiri dari 140 jenis asli (native), 105 jenis endemik (endemic) dan beberapa jenis introduksi (non-native).

Tanaman berjenis rumput-rumputan ini memiliki banyak manfaat. Jika dikelola dengan baik, tanaman bambu dapat memberikan banyak manfaat tidak hanya secara ekologi, namun juga secara ekonomi.

Secara ekologi, bambu mampu menjadi solusi dari ancaman lingkungan dan perubahan iklim.  Tanaman bambu juga mampu menyerap air hujan yang cukup besar, sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya aliran langsung dan erosi.

Dalam kaitan dengan upaya mitigasi perubahan iklim, pengembangan tanaman bambu juga dapat meningkatkan penyerapan karbon. Berdasarkan penelitian, tanaman bambu dapat menyerap lebih dari 62 ton/ha/tahun karbondioksida).

Menurut Widjaja (2004), cepatnya pertumbuhan bambu dibanding dengan pohon kayu, membuat bambu diunggulkan untuk mengurangi permasalahan deforestasi. Dengan sistem perakaran yang sangat rapat dan menyebar ke segala arah, baik menyamping atau pun ke dalam, bambu memiliki keunggulan sebagai tanaman konservasi lingkungan dalam menjaga ekosistem air.

KLIK INI:  Komitmen Ekologis di Rimbun Bambu Longwis Manggala Permai

“Bambu dapat menjadi solusi untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Indonesia. Walau menunjukan adanya penurunan, data Direktorat Jenderal PDASHL tahun 2018 menunjukan luas lahan kritis di Indonesia tercatat seluas 14,01 juta hektar.

Bambu dapat menjadi tanaman rehabilitasi dan dapat mengembalikan fungsi lahan sebagai penahan air, pengendali erosi, siklus hara, pengatur iklim mikro dan penyerap karbon,” ujar Rony Megawanto, Direktur Program Yayasan KEHATI.

Solusi Lahan Kritis di Manggarai Timur

Kabupaten Manggarai Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan luas wilayah mencapai 2.643,41 kilometer persegi. Didominasi oleh Kawasan lahan kering, dan dengan luas lahan kritis mencapai 6.509,25 Ha (7,23%) membuat Kabupaten Manggarai Timur memerlukan program konservasi untuk menambah luasan vegetasi hutan.

Oleh karena itu, Yayasan KEHATI bekerjasama dengan LSM Lokal Yayasan Ayo Indonesia, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis bersama masyarakat melalui dukungan CIMB Niaga akan melakukan restorasi melalui penanaman bambu di Desa Rana Kolong Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Berbekal izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakat (IUPHKm), tanaman bambu akan ditanam di lahan seluas 44 ha. Bambu akan ditanam sebagai pembatas di blok pemanfaatan dan blok lindung. Jenis bambu yang akan ditanam antara lain bambu betung, bambu tali, dan bambu aur.

KLIK INI:  Edgar Jadi Orang Utan ke 400 yang Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan

Selain bambu, optimalisasi penutupan lahan dilakukan melalui penanaman keras multi manfaat lain. Masyarakat akan menanam kopi dan cengkeh di Kawasan hutan kemasyarakat. Selain untuk pengayaan ekosistem hutan, pola agroforestri yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan sumber pangan dan pendapatan masyarakat.

Yayasan KEHATI bersama Masyarakat Indikasi Geografis Kopi Arabika Manggrai, Ayo Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan KPH Manggarai Timur akan melakukan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat terkait tata kelola pertanian berkelanjutan, pengelolaan produk dan pemasaran, penguatan kapasitas kelembagaan petani dan ekonomi desa, sampai penguatan jejaring hulu hilir dan pemangku kepentingan.

Pengembangan agroforestri tersebut merupakan bagian dari Program One House One Tree, Program Keberlanjutan KPR CIMB Niaga. Artinya, setiap nasabah yang menggunakan KPR CIMB Niaga untuk pembiayaan kredit pemilikan rumah telah berkontribusi dalam gerakan penghijauan dengan penanaman 1 pohon untuk keberlanjutan bumi.

Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan, antara lain menjaga tutupan hutan, dan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, memberi nilai tambah keanekaragaman hayati Indonesia, dan sumber ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat petani di sekitar kawasan hutan.

KLIK INI:  Peran Bambu sebagai Tanaman Konservasi untuk Lingkungan yang Asri

“Di Nusa Tenggara Timur, bambu banyak dijumpai, salah satunya di Pulau Flores dimana hutan bambu banyak dijumpai dan dimanfaatkan. Saat ini, gerakan konservasi bambu makin dikembangkan di NTT seiring dengan kebijakan mitigasi perubahan iklim, dimana penanaman dilakukan di lahan marginal, kawasan perhutanan sosial dan lahan lainnya. CIMB Niaga bersama Yayasan KEHATI sejak tahun 2012 terus mendukung pelestarian bambu Indonesia di beberapa daerah di Indonesia. Selain untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia, dan berfungsi sebagai penyerap karbon, bambu juga dapat menjadi pendogkrak perekonomian masyarakat’” ujar Head of Secured Lending & Retail Deposit Business CIMB Niaga Febrian Sugiharta.

Ahli Taksonomi Bambu Prof. Elizabeth Anita Widjaja mengatakan bahwa dari hasil inventarisasi terdapat 18 jenis bambu di Pulau Flores, termasuk 3 jenis baru dan 1 record baru. Salah satu jenis bambu yg baru diberinama Fimbribambusa jokowii widjaja berasal dari Desa Kringa Kabupaten Sikka hingga Desa Barru dan Hewa Kabupaten Flores Timur.  Nama ini sedang diusulkan publikasinya ke majalah internasional. Jenis yang lain akan diberi nama laiskodatii dan nigroviolacea yg berbatang hitam.

Dari sisi pemanfaatan Pakar Bambu Universitas Udayana Dr. Diah Pande menjelaskan bahwa untuk jenis bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata buse-kurz) setidaknya lebih dari  14 jenis turunan bambu tabah untuk pangan yang telah dikembangkan, seperti rebung, asap cair, teh daun bambu, dan lain sebagainya. “Rebung bambu tabah sangat spesifik disukai, bentuknya cantik dan rsanya lebih renyah. Rebungnya sudah diekspor ke Korea,” tambah Diah.

“Bambu merupakan warisan leluhur masyarakat Indonesia yang harus dilestarikan. Sejak dari lahir sampai menutup usia, kehidupan masyarakat Indonesia tak lepas dari peranan bambu. Bambu telah berjasa membangun peradaban bangsa Indonesia, baik terkait kebutuhan pangan, sandang, dan papan.  Sudah saatnya masyarakat Indonesia, terutama di daerah perdesaan untuk membangun kembali peradaban bambu,” tutup Rony.

KLIK INI:  Kualitas Udara Jabodetabek pada 2021 Belum Membaik