Peran Bambu sebagai Tanaman Konservasi untuk Lingkungan yang Asri

oleh -267 kali dilihat
Peran Bambu sebagai Tanaman Konservasi untuk Lingkungan yang Asri
Volunteer Shopee Cares Menanam Pohon Bambu di Hutan Kota Sangga Buana] (Foto: Dok. Shopee)

Klikhijau.com – Lebih dari 20 juta kendaraan bermotor yang melintas di ibukota, menjadi biang keladi terbesar penyebab pencemaran udara.

Dikutip dari Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yusiono A. Supalal yang menyebutkan, Emisi kendaraan bermotor, menyumbang 75% dari total polusi udara di Jakarta. Sementara sektor industri dan rumah tangga menyumbang 25% sisanya.

Tidak mengherankan, berdasarkan catatan IQAir terkait laporan kualitas udara di tahun 2021, DKI Jakarta berada di peringkat ke-12 kota dengan pencemaran udara paling buruk di dunia, sekaligus menempati urutan pertama di Asia Tenggara.

Buruknya kualitas udara, tentunya menjadi ancaman serius pada kualitas kehidupan masyarakat, terutama dari sisi kesehatan dan perubahan iklim.

Dilansir dari situs resmi WHO, polusi udara membunuh nyaris 8 juta orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Selain itu, polusi udara juga meningkatkan risiko kelahiran prematur, kanker paru-paru, penyakit pernapasan akut, dan stroke.

Demi meminimalisir dampak pencemaran udara, penanganan terkait polusi udara di ibukota terus dilakukan. Selain kebijakan dalam mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik, adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas udara.

KLIK INI:  Tentang Kakapo, Nuri Endemik Selandia Baru yang Terancam Punah

Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terdapat 2.556 RTH dengan luas mencapai 1.800 hektar di ibukota. Namun, jumlah ini baru mencapai 9,2% dari total 30% wilayah yang ditargetkan menjadi RTH.

RTH berfungsi sebagai penyaring polusi udara dengan menyerap partikel polutan, salah satunya karbondioksida. Hutan kota merupakan salah satu RTH terbaik yang dengan kapasitasnya yang mampu menampung vegetasi dalam jumlah yang banyak.

Hutan kota menjadi salah satu tempat yang dapat menampung vegetasi dalam jumlah yang banyak. Di balik tingginya gedung-gedung pencakar langit, nyatanya Jakarta juga memiliki beberapa hutan kota yang salah satunya berada di selatan Jakarta, yakni Hutan Kota Sangga Buana.

Hutan Kota Pesanggrahan Sangga Buana berdiri di atas lahan seluas 120 hektar yang terletak di bantaran Sungai Pesanggrahan, Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Nama Sangga Buana sendiri, memiliki arti ‘Tiang Bumi’.

Filosofi ini menggambarkan bahwa kelestarian lingkungan merupakan hal yang penting dalam menyangga kehidupan manusia. Aryo Salaka, salah satu sukarelawan Kelompok Tani Sangga Buana mengatakan, lokasi ini dibangun sebagai bentuk kepedulian masyarakat, atas dasar pelestarian lingkungan.

bambu
Memperingati Hari Hutan Internasional, Shopee Cares Kembali Mengadakan Aktifitas Pelestarian Lingkungan –
(Foto: Dok. Shopee)
KLIK INI:  Malluka' Singkeru, Tradisi Pesta Panen Tahunan di Desa Lamiku Wajo

Lebih lanjut, Aryo berujar bahwa kegiatan pelestarian lingkungan tidak hanya berdampak pada meningkatnya kualitas udara maupun air tanah. Aktivitas ini juga menjadi sebuah bentuk rekreasi sekaligus edukasi bagi masyarakat, bahkan memiliki nilai ekonomi tersendiri.

“Dalam pelestarian lingkungan ada beberapa faktor yang harus diikut sertakan, yaitu sisi ekonomi, seperti contohnya pengolahan sampah yang menghasilkan pupuk, dan pupuknya bisa dijual. Yang kedua sisi edukasi, termasuk berbagi pengetahuan tentang konservasi lingkungan hingga pengolahan limbah. Yang ketiga, sosial budaya masyarakatnya. Keempat baru kita bisa bicara soal pelestarian lingkungan. Dari 4 sistem itu semua harus berkaitan”. Ujar Aryo.

Salah satu vegetasi yang dipilih sebagai tanaman untuk penghijauan adalah pohon bambu. Bambu dikatakan sebagai tanaman yang tepat untuk menjaga ekosistem air. Cocok dengan Letak Hutan Sangga Buana yang berada di tepi daerah aliran sungai (DAS).

Berdasarkan informasi yang dilansir dari Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Kementerian Pertanian (Balitri Kementan), bambu memiliki beberapa keunggulan sebagai tanaman konservasi.

Hal ini diamini oleh Aryo Salaka yang menyadari kalau bambu merupakan salah satu tanaman terbaik untuk menyerap karbon.

“Pembakaran sampah itu saat pintu tungku di buka 15% asap masih sedikit keluar dari tungku, saat ditanami bambu, asapnya terserap sama bambu. Saya bertanya-tanya, ini bambu ternyata mampu menyerap karbon di udara. Ternyata daun bambu memiliki unsur serapan untuk karbon, bambu salah satu tanaman terbaik untuk menyerap karbon”, jelas Aryo.

KLIK INI:  KOMPAS dan WWF akan Gelar Konservasi Mangrove di Luppung Manyampa

Berdasarkan hasil studi banding yang dilakukan oleh Akademi Kehutanan Beijing pada tahun 1998 menunjukkan bahwa, hutan bambu mampu menyerap air 240% lebih banyak dibanding hutan pinus.

Dari sisi penanggulangan pencemaran udara, pohon bambu dikatakan menghasilkan banyak oksigen sehingga dapat ditanam di daerah pemukiman hingga pinggir jalan raya. Selain itu, pohon yang sudah dewasa pada umur 3-5 tahun ini juga tidak membutuhkan investasi yang besar untuk perawatannya.

Swasta turut andil dalam pelestarian lingkungan

Tentunya, masyarakat juga memiliki andil yang cukup besar untuk pelestarian lingkungan, terutama dalam menjaga hutan kota.

Hari Hutan Internasional yang jatuh pada 21 Maret lalu menjadi salah satu momen yang tepat untuk mewujudkan kontribusi melestarikan lingkungan. salah satu contohnya adalah aktivitas penanaman pohon bambu yang dilakukan oleh salah satu perusahaan e-commerce Shopee, dalam program bernama Shopee Cares.

Lifia Djunaedi, merupakan salah satu karyawan Shopee yang ikut dalam kegiatan menanam bambu di Hutan Kota Sangga Buana. Wanita yang sempat berkecimpung di salah satu NGO di Jepang ini, memang kerap kali mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan sebagai sukarelawan.

KLIK INI:  Hari Konservasi Alam Nasional 2022, Sejarah dan Link Twibbon Keren untuk Sosmed

“Tidak peduli siapa kita atau di mana kita berada. Harapan saya ke depannya, semakin banyak masyarakat yang peduli dengan alam dan ikut melestarikannya. Masyarakat bisa berkontribusi untuk melestarikan lingkungan dengan hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, mulai mengendarai sepeda, berjalan kaki, dan menggunakan transportasi umum, menjaga kelestarian hutan dan tidak melakukan perburuan liar, mengurangi penggunaan plastik dan menjaga keasrian hutan kota,” tutup Lifia.

Shopee Cares merupakan event tahunan yang diinisiasi oleh Shopee Indonesia. Aktivitas ini merupakan kontribusi nyata dari Shopee dalam melestarikan lingkungan, sekaligus perwujudan rasa terima kasih kepada alam sebagai penyangga ekosistem terutama di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Selain menanam 100 benih pohon bambu, rombongan tim Shopee Cares juga menanam biji kopi, dan juga menebar 800 benih ikan di kawasan Sungai Pesanggrahan, yang masih berada di wilayah Hutan Kota Sangga Buana.

Hari Hutan merupakan salah satu pengingat bagi manusia bahwa kelestarian alam merupakan hal penting yang dapat menunjang kehidupan bermasyarakat, terutama di perkotaan.

Maka dari itu, memperbaiki kualitas udara Jakarta, melalui penghijauan hutan kota, merupakan salah satu kontribusi nyata yang dapat dilakukan oleh semua pihak, yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

KLIK INI:  Siswa SMA Islam Athirah Pamerkan Kreativitasnya, Ada Kompos dan Seni Daur Ulang