Klikhijau.com – Hutan tidak hanya satu jenis saja. Ada banyak jenisnya, bisa dilihat dari fungsi hutan dan karakteristiknya.
Satu di antara banyaknya jenis hutan adalah hutan rawa. Hutan jenis ini merupakan kawasan dengan tanah yang selalu basah karena tidak pernah alpa digenangi air tawar.
Kawasan hutan rawa sendiri, menurut Azis Dkk dalam Yusuf & Purwaningsih (2020) adalah kawasan hutan rawa air tawar yang terdiri atas hutan rawa tergenang musiman, permanen, dan hutan rawa air panas.
Jika melihat aktivitas di dalamnya, jenis hutan ini terbagi dua, yaitu sekunder dan primer. Untuk hutan rawa sekunder adalah hutan yang berawa. Ia memiliki rupa atau penampakan bekas ditebang.
Sedangkan hutan rawa primer memiliki wajah atau penampakan yang benar-benar tergenangi air. Hal inilah yang membuatnya terlihat sebagai daerah yang berawa-rawa.
Namun, seperti jenis hutan pada umumnya. Hutan rawa pun tidak lepas dari tangan jahil manusia, yang tidak pernah puasa mengusiknya. Bahkan menurut Yusuf & Purwaningsih, (2009) bahwa keadaan vegetasi di kawasan hutan rawa air tawar dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami banyak gangguan. Gangguan itu disebabkan oleh ulah manusia berupa aktivitas perladangan dan pertanian.
Fungsi hutan rawa
Sharma & Joshi, (2008) mengungkapkan jika hutan rawa memiliki fungsi yang sangat besar antara lain sebagai sumber daya air, daerah tangkapan hujan, dan habitat berbagai jenis flora dan fauna.
Selain itu, juga memiliki peranan penting yang penting dalam mengisi air tanah, mengendalikan banjir, membersihkan polusi, habitat satwa dan juga bisa berfungsi tempat rekreasi serta sumber kayu hutan.
Karakteristik hutan rawa
Hutan, tidak serta merta bisa menyandang gelar sebagai hutan rawa. Ia harus memiliki karakteristik tersendiri sebagai berikut:
-
Tergenang air
Sesuai namanya, hutan rawa, maka hutan jenis ini tergenang air baik secara periodik atau sepanjang waktu pasti akan digenangi air.
-
Memiliki intensitas kelembaban
Intensitas kelembapannya haruslah relatif tinggi. itu karena hutan jenis ini dihuni oleh banyak vegetasi di dalamnya.
Apalagi kandungan air di wilayah hutan sangat banyak. Bentuk tanahnya juga berbeda dengan hutan lainnya, karena memiliki tanah aluvial, jenis tanah ini berkontribusi besar dalam membuat daerah hutan jenis ini semakin lembab.
-
Memiliki permukaan tanah basah dan berlumpur
Hutan jenis ini memiliki struktur tanah yang tergenangi air tawar maupun air asin menyulapnya menjadi lumpur.
-
Pepohonan dan tanamannnya berakar unik
Pohon dan tanaman yang terdapat dalam hutan rawa berakar lutut dengan tunas yang terendam air. Namun meski terendam tetap bisa bernapas dikarenakan adanya rongga. Pohon-pohon yang tumbuh pun memiliki tajuk berlapis-lapis dengan akar unik menyerupai akar panggung dan akar lutut.
-
Pepohonan bisa mencapai 40 meter
Hutan ini kerap ditumbuhi banyak vegetai, sehingga tidak mengagetkan jika selalu terlihat hijau segar dengan pohon tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 40 meter.
-
Tangguh dari pengaruhi iklim
Karena memiliki cadangan air yang cukup membuat hutan rawa cukup tangguh bertarung dengan perubahan iklim.
-
Terletak di antara hutan
Keberadaannya selalu terletak di antara hutan lainnya, misalnya hutan rawa gambut akan berada di antara hutan mangrove dan hutan hujan dataran rendah. Sementara itu hutan rawa air tawar akan berada di antara hutan gambut dan hutan dataran rendah.
-
Airnya berwarna hitam atau kemerahan
Warna itu dipengaruhi oleh penguraian flora maupun fauna yang membusuk di daerah tersebut sehingga warna airnya berubah.
Sebarannya di Indonesia
Menurut data dari Bappenas pada tahun 1993. Di Indonesia luas hutan rawa mencapai 103 juta hektar.
Namun, seperti disinggung di atas terdapat berbagai gangguan yang membuatnya terancam, maka pada tahun 2006 jumlahnya menyusut, sehingga total luasnya hanya sekitar 23 juta hektar saja.
Hutan rawa sendiri tersebar luas hampir di seluruh Indonesia, yakni Kalimanta, Sumatera, Sulawesi, Papua, dan Jawa.