Presiden Jokowi, PM Belanda dan Perihal Pohon Damar yang Menawan

oleh -969 kali dilihat
Kayu Damar (Agathis dammara), Flora Asli Indonesia yang Bernilai Ekonomi Tinggi
Pohon damar/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 7 Oktober 2019.

Tampak memukau, Mark Rutte yang tiba di halaman Istana Bogor mengenakan batik. Sebuah batik coklat lengan panjang khas Indonesia. Seperti Rutte, Jokowi juga tak ingin kalah, ia menjemput tamu istimewa itu juga dengan batik bercorak sederhana.

Setelah acara penandatanganan buku tamu yang dilakukan Mark. Jokowi dan juga menemani tamunya itu melihat-lihat interior Istana Bogor. Kemudian, Jokowi mengajak Mark Rutte ke halaman untuk menanam pohon damar.

Rutte tampak senang dengan sambutan istana. Sepohon damar akan jadi saksi kedatangannya. Mengapa memilih pohon damar? Apa istimewanya pohon satu ini? Banyak yang penasaran, termasuk saya. Sebuah alasan yang cukup untuk menurunkan artikel ini.

KLIK INI:  4 Fakta Unik Pohon Raksasa “Kalumpang Lompoa” di Bantaeng

Di laman Jatinangor.itb.ac.id, penjelasan mengenai Pohon Damar dijelaskan detail. Pohon Damar atau disebut juga Dammar Raja, merupakan salah satu pohon asli Indonesia dan penghasil utama getah damar.

Pohon damar di beberapa daerah disebut sebagai kaláne, kèssi, oeneëla (Maluku); dammar lulu atau dammar malolo (Sulawesi).

Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai amboina pitch tree atau celebes kauri. Nama latin tumbuhan ini adalah Agathis dammara.

Ciri khas Agathis dammara

Damar merupakan tumbuhan asli Indonesia. Daerah sebarannya meliputi pulau Sulawesi, kepulauan Maluku, dan kepulauan di Filipina.

KLIK INI:  Caleg Boleh Gagal, Tapi Tancapan Paku APK di Pepohonan, Jangan

Namun kini, pohon damar telah dibudidayakan di perkebunan-perkebunan di pulau Jawa. Tumbuh di hutan hujan tropis dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.

Pohon damar (Agathis dammara) berukuran besar dan tingginya bisa mencapai 65 meter. Batangnya silindris dan lurus dengan diameter mencapai 1,5 meter. Kulit batang  berwarna abu-abu muda hingga coklat kemerahan. Kulit mengelupas dalam keping-keping yang tidak beraturan dan biasanya bopeng karena resin.

Daun berbentuk jorong (bulat memanjang) dengan panjang 6 – 8 cm dan lebar 2 – 3 cm. Bagian pangkal daun membaji sedangkan ujungnya runcing.  Tulang daun sejajar dan banyak. Bunga jantan dan betina berada pada tandan yang berbeda, pada pohon yang sama (berumah satu).

Meskipun tidak termasuk tanaman langka, namun pohon damar (Agathis dammara) di habitat aslinya telah mengalami populasi hingga 30% dalam 75 tahun terakhir. Oleh karena itu Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN Redlist) memasukkannya dalam spesies Vulnerable (Rentan).

KLIK INI:  Di Sebatang Pohon Bilalang, Parepare Mengenang Ani Yudhoyono
Pemanfaatan Pohon Damar

Manfaat utama damar adalah diambil getahnya untuk dioleh menjadi kopal (manila copal). Getah damar keluar dari kulit atau kayu damar yang dilukai. Getah yang keluar akan membeku dan mengeras setelah beberap hari. Getah damar yang mengeras nilah yang kemudian dinamai kopal.

Kopal ini mengandung asam-asam resinol, resin, dan minyak atsiri. Kopal merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar. Selain itu kopal dimanfaatkan untuk campuran lak dan vernis, perekat pada penambal gigi, dan perekat plester.

Pohon damar juga bisa dijadikan pohon penghijauan dan peneduh. Sedangkan kayunya, meskipun kurang kuat dan awet, kerap diperdagangkan sebagai bahan bangunan dengan nama ‘kayu agatis’.

Wajar rupanya bila pohon ini dipilih untuk ditanam di Istana Bogor menandai kunjungan PM Belanda. Pohon Damar yang menawan sungguh “Indonesia banget”, persis seperti pesan pidato Jokowi saat memuji Belanda yang konsisten mengakui kedaulatan Indonesia.

KLIK INI:  Komunitas Peduli Krisis Iklim Ajak Presiden Jokowi, Sama-sama Cegah Darurat Emisi