Caleg Boleh Gagal, Tapi Tancapan Paku APK di Pepohonan, Jangan

oleh -768 kali dilihat
Caleg Boleh Gagal, Tapi Tancapan Paku APK di Pepohonan, Jangan
Ilustrasi pemaku pohon/foto-Change.org
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Saya harus akui sangat lega begitu pemilihan umum (Pemilu) usai. Kelegaan saya bukan karena jagoan saya terpilih, bukan.

Jika boleh membuat pengakuan, saya tak tertarik melangkah ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos. Jadinya, selama ini saya berada pada jalur netral alias tak memilih siapa-siapa tiap perayaan pesta demokrasi itu.

Kelegaan saya, karena tak lagi menemukan Alat Peraga Kampanye (APK) yang menghuni sepanjang jalan yang saya lalui. Semisal ketika saya menyusuri Jalan Abdul daeng Sirua, Makassar atau pada jalan lain yang dulu di penuhi APK yang dipaku di pepohonan

Namun, jika ditelisik lebih dalam lagi maka ketiadaan APK di pepohonan tetap memiriskan. Bagaimana tidak, yang hilang hanyalah APKnya, tapi pakunya tetap saja setia menancapi di pepohonan. Padahal yang berbahaya bagi pohon bukanlah APKnya, tapi pakunya.

KLIK INI:  Caleg, Musuh Baru Bagi Pepohonan

Saya kerap memikirkan siapa yang salah, siapa yang harus melindungi pepohonan yang memberikan oksigen secara gratis bagi manusia? Atau siapa yang bertanggungjawab mencabut paku-paku itu?

Pertanyaan itu kerap pula saya jawab sendiri, tak ada yang salah. Yang ada hanyalah kita kurang tahu cara berterima kasih pada pepohonan dan tak “membaca” aturan pemasangan APK serta tak akan ada pelaku pemilu  yang rela mencabut paku-paku itu, ia akan terus tertancap melukai pepohonan.

Padahal pemasangan APK di pohon tentu bukan pada seharusnya, sebab itu melanggar aturan dan menyakiti makhluk hidup. Barangkali, para Calon legislatif (Caleg), calon DPD, presiden dan wakilnya tak tahu atau pura-pura tak tahu dampak buruk paku pada makhluk peneduh itu.

Harusnya mereka yang terlibat dalam pemilu, tahu paku berpotensi sebagai titik masuk bagi infeksi penyakit dan bakteri pada pohon. Tusukan–tusukannya akan menyebabkan kerusakan dalam bentuk kompartementaslisasi.

Hal itu disebabkan pohon akan mengalami gangguan proses fisik dan biologis dalam tubuhnya jika ada benda asing tertanam di dalamnya yang akan mengganggu proses fisiologi tanaman dan mengurangi tekstur kayu pada pohon.

KLIK INI:  Harusnya Para Caleg Tahu, Ini Dampak Buruk Memaku Pohon

Kekuatan kayu pun akan berkurang karena pohon mudah terinfeksi penyakit seperti jamur dan bakteri karena banyaknya pintu bagi hama dan penyakit pada kulit pohon. Padahal kulit pohon adalah tameng terluar dari batang pohon. Sedangkan batang adalah tempat yang sentral dan pertumbuhan pohon.

Maka sangatlah mungkin, pepohonan yang banyak ditancapi paku dan dijerat benda lain sangat mudah rusak. Dalam jangka panjang sangat mungkin pepohonan akan melemah sehingga mudah tumbang dan cepat mengalami kematian.

Para Caleg, calon DPD dan calon presiden serta wakilinya, patut kita curiga tidak membaca jika pohon adalah salah satu tempat yang dilarang dipasangi APK, tapi larangan itu angin sepoi yang melenakan, yang membuat mata ngantuk lalu terpulas kemudian mengabaikannya.

Lalu bagaimana dampak buruk memaku pohon, ini ulasannya:

  • Kambium dalam pohon rusak

Memaku pohon membuat kambium di dalamnya rusak sehingga akan rentan kena penyakit lalu mati. Jika pohon mati sudah pasti tak bisa lagi menghasilkan oksigen yang kita butuhkan.

Padahal pohon dewasa menyerap karbon dioksida 48 pon /tahun dan melepaskan oksigen dan itu bsa mendukung dua manusia bernapas. Bahkan pohon rindang bisa hasilkan oksigen untuk 10 orang menarik napas selama enam bulan.

  • Berlubang dan keropos

Memaku pohon akan menyebabkan berlubang sehingga mudah keropos yang bisa menjadi sarang semut yang akan menganggu pertumbuhan pohon itu sendiri.

Caleg, calon DPD, dan presiden serta wakilnya boleh saja gagal, tapi tancapan paku dari APKnya di pepohonan, jangan. Itu akan setia menghuni pohon seperti janjinya yang menghuni hati masyarakat.

KLIK INI:  Mengapa Kita Harus Memilih Caleg Peduli Lingkungan?