Populasi Badak Jawa Terus Membaik di Ujung Kulon

oleh -530 kali dilihat
Populasi Badak Jawa Terus Membaik di Ujung Kulon
Badak Jawa/foto-Cnn
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Ujung Kulon jadi Taman Nasional (TN) yang penting di Indonesia. Bukan hanya karena menjadi TN pertama di tanah air. Namun juga menjadi rumah bagi badak Jawa—yang diduga menjadi satwa yang sangat langka di dunia.

Bahkan menurut data terakhir Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK). Jumlah badak Jawa secara kumalatif mencapai 74 individu.

Dari 74 individu itu, masing-masing 40 jantan dan 34 betina. Umur mereka pun berbeda mulai dari komposisi umur terdiri dari 15 adalah individu anak dan 59 merupakan pada klaster usia remaja-dewasa.

Badak merupakan salah satu spesies satwa langka. Ia merupakan spesies kunci yang penting di dunia bersama  dengan gajah, orangutan, harimau, komodo, dan flagship spesies lainnya.

KLIK INI:  Diselamatkan dari Kepunahan, Otak Anak Burung Beo Kakapo Dioperasi

Upaya pemantauan badak Jawa terus saja digiatkan. Bahkan sejak bulan Maret hingga Agustus 2020. KLHK memantau badak Jawa dengan menggunakan 93 video kamera jebak.

Hasil tangkapan kamera jebak tersebut cukup menggembirakan, sebab berhasil memantau dua kelahiran baru badak jawa di TN Ujung Kulon

TN ini  merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991.

Wilayah TN ini mempunyai luas sekitar 122.956 Ha. Mencakup laut dan hutan lindung yang sangat luas, dimulai dari Semenanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia.

Pada awalnya TN Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubahnya kawasan ini kembali menjadi hutan.

Kawasan ini pertama kali dijelajahi oleh seorang ahli botani Jerman, F. Junghuhn, pada tahun 1846, untuk keperluan mengumpulkan tumbuhan tropis. Pada masa itu kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon sudah mulai dikenal oleh para peneliti.

KLIK INI:  Begini Ancaman Serius Kabut Asap TPA Antang Bagi Kesehatan

Salah satu kekayaan yang dimiliki TN ini adalah badak Jawa—yang populasinya menurut  Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno masih cukup baik.

Dianggarkan 4 triliun

Apalagi belum lama ini terdapat kelahiran baru badak Jawa di TN Ujung Kulon. Anak badak itu diberi nama Luther dan Helen oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya. Luther berjenis kelamin jantan, sedangkan Helen berjenis kelamin betina.

Kedua individu baru tersebut dapat diketahui dari hasil monitoring tim Balai TN Ujung Kulon sejak bulan Maret hingga Agustus.

“Kelahiran badak Jawa di TN Ujung Kulon tersebut juga mempertegas bahwa populasi badak Jawa terus mengalami perkembangbiakan alami dengan baik, sehingga terus memberi harapan besar bagi kelangsungan hidup  satwa langka  spesies badak Jawa,” jelas Wiratno.

KLIK INI:  KLHK Gelar Sosialisasi Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 di Makassar

Wiratno juga memastikan, perihal ketersediaan pakan badak Jawa di semenanjung Ujung Kulon masih relatif sangat baik, sehingga menjadi daya dukung kehidupan dan perilaku badak Jawa pada saat ini dan masa yang akan datang.

Meski Indonesia masih terkurung oleh pandemic  Covid-19, Wiratno menegaskan hal itu tidak akan menghentikan monitoring lapangan, di iantaranya melalui video kamera jebak masih terus berlanjut. Kegiatan monitoring dan pengamanan penuh (full protection) terus dilakukan hingga akhir Desember 2020.

“Dari satu kelahiran ke kelahiran selanjutnya dari badak Jawa ini terus menyambung, dan ini memperkuat optimisme serta semangat kita, terutama dalam situasi sangat sulit masa pandemi sekarang ini

Sementara itu Menteri LHK, Siti  Nurbaya pada pertemuan virtual menteri-menteri lingkungan hidup negara anggota G20, tangga 16 September 2020, menegaskan pemerintah  mengalokasikan  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak kurang dari 4 triliun Rupiah untuk rehabilitasi lahan dan konservasi.

Ujung Kulon pun masuk menjadi konservasi  yang merupakan rumah bagi badak Jawa yang terus berkembang jumlah populasinya.

KLIK INI:  PVRI Desak Penghentian Proyek Pembangunan Kawasan Rempang Eco-City