Klikhijau.com – Alam dan manusia itu sepasang kekasih. Tak terpisahkan. Jika pun terpisah, pasti ada salah satunya akan meluka.
Agar tak ada yang meluka, maka perlu ada konsep untuk menjaga integritas harmonisasi keduanya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan konsep permakultur.
Konsep ini merupakan kata serapan yang disadur dari bahasa Inggris, yaitu permaculture. Kata tersebut adalah singkatan dari permanent agriculture.
Permaculture (permakultur) memiliki arti pertanian dengan tatanan kehidupan yang lestari, terus menerus, dan permanen. Keseimbangan dan berkelanjutan adalah prinsip yang dipegang erat oleh permakultur.
Permakultur memiliki konsep yang serupa dengan konsep pertanian terpadu dan pertanian organik. Hanya saja konsep lebih menekankan pada desain, perencanaan pertanian dan integrasinya dengan implementasi berupa praktik pertanian.
Terdiri dua daro arti
Ada dua arti permakultur, yakni permanen agrikultur dan permanen kultur. Kedua arti tersebut memiliki pengertian yang berbeda pula.
Permanen agrikultur adalah pengelolaan pertanian dan peternakan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas lahan, memberikan hasil atau pendapatan yang lebih baik. Dan yang terpenting adalah tetap berkelanjutan untuk masa depan.
Sedangkan permanen kultur bertujuan untuk melestarikan, mendukung dengan cara kerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat. Tujuannya agar bisa tumbuh bersama dalam waktu bersamaan.
Menurut Idep Foundation bahwa permakultur merupakan suatu sistem yang dirancang untuk pengelolaan lingkungan di tengah masyarakat.
Permakultut hadir untuk memenuhi kebutuhan dan tetap berkelanjutan. Caranya dengan memanfaatkan sumber-sumber daya setempat melalui metode ramah lingkungan, hemat energi dan menyeimbangkan kebijaksanaan setempat dengan alam dan lingkungan.
Permakultur merupakan pendektakan alternatif penting. Karena konsep ini bergerak maju dalam tata ruang desa atau kota lebih efisien, lingkungan yang lebih sehat, dan desain kebun rumah tangga.
Tak hanya itu melalui pendekatan ini, masyarakat dapat memproduksi perkebunan organik yang sehat, metode produksi energi alternatif, dan tentu saja pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.
Hal itu dikarenakan metode desain permakultur Ini bekerja bersama sistem alam, mengurangi limbah dan polusi, dan mampu memproduksi makanan melalui hasil panen produktif dengan penggunaan energi yang rendah.
Kelebihan permakultur
Menurut Mollison (1988), permakultur/permaculture memiliki kelebihan, yakni tak membutuhkan lahan luas. Meski demikian tetap mampu menghasilkan berbagai jenis hasil pangan.
Konsep ini cocok diterapkan pada kawasan ekowisata sesuai dengan keadaan lingkungan ekowisata tersebut.
Permakultur sendiri memang berangkat dari pemikiran Bill Mollison. Konsepnya adalah bekerjalah dengan alam, bukan melawannya.
Dalam permakultur, manusia difungsikan dan berperan sebagai desainer untuk kehidupannya sendiri. Manusia dituntut memiliki tanggung jawab terhadap masa depannya dan bumi.
Prinsip utama dari permakultur adalah bertanggung jawab akan eksistensi manusia dan keturunannya, termasuk menjaga keberlangsungan puspa, satwa, dan makhluk hidup lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam permakultur adalah perlu ada pemahaman akan kondisi lansekap dan penataan ruang didalamnya. Karenanya kita perlu memperhatikan kondisi atau keadaan tanah dan tanaman yang memungkinkan untuk bertumbuh.
Konsepnya merupakan konsep yang berupaya untuk menjaga hidup berkelanjutan, karena permakultur menjaga harmonisasi alam dan manusia yang berarti menjaga nilainilai budaya setempat.
Kelebihannya ini dapat dijadikan sebagai fasilitas dan daya tarik bagi wisatawan dan juga untuk dinikmati oleh masyarakat lokal.
Permakultur merupakan cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
Hal menarik dari permakultur ini karena tak terbatas ruang, ia bisa dala konteks perkotaan dan juga pedesaan, skala desainnya bisa berapa pun. Permakultur adalah upaya bagaimana kita bekerja bersama, bukan “bermusuhan” dengan alam.
Dasar etik permakultur
Permakultur memiliki dasar etik yang harus diterapkan, yakni:
-
Peduli akan bumi
Dasar etik ini menyadarkan kita untuk menyediakan semua sistem kehidupan, yakni elemen hidup dan mati guna tetap berkelanjutan dan tidak berkurang, tapi harus bertambah,
-
Peduli akan manusia
Etik ini memberikan kita energi bagaimana memperluas akses sumber daya yang diperlukan untuk keberlangsungan hidup manusia.
-
Pengaturan batas konsumsi dan populasi
Maksud dari etika ini adalah kita harus mengatur seberapa banyak kebutuhan sendiri. Hal ituakan membuat kita bisa menyisihkan sumber daya untuk masa depan.
Apa pun yang kita ambil dari alam, maka kita pun harus mengembalikannnya. Karena alam membutuhkan pengembalian dari apa yang sudah diterima manusia.
Dengan adanya kode etik tersebut, antara alam dan manusia terjadi hubungan yang harmonis. Manusia menjaga dan merawat alam dan alam memberikan apa yang dibutuhkan manusia.
Karenanya itu, dalam penerapan permakultul harus memiliki perancangan ekologis, agar bisa bisa membangun sistem pemanfaatan energi, baik energi yang masuk maupun energi yang keluar secara efisien.
Metode permakultur
Untuk menerapkan permakultur pun, ada proses desain ekologis yang perlu dilakukan, yakni dengan metode dan langkah Survey, Analisis, Desain, dan Rencana atau biasa disingkat SADAR.
Selain itu ada pula proses Terapkan, Rawat, Evaluasi, dan Oprek atau TREO . Metode ini bisa disederhanakan menjadi mengidentifikasi apa yang diperlukan dan apa yang jadi prioritas, apa mendesak, waktu pelaksanaannya kapan, lokasi yang tepat di mana, dan prosesnya bagaimana?
Bagaimana tertarik menerapkan permaculture atau permakultur?
Dari berbagai sumber