Perihal Levitt yang Tiba Memberi Harapan Covid-19 Segera Berakhir

oleh -92 kali dilihat
Perihal Levitt yang Tiba Memberi Harapan Covid-19 Segera Berakhir
Michael Levitt/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Di tengah serbuan kepanikan dan kecemasan. Harapan-harapan positif perlu disebarkan. Sebab cemas dan panik, dua hal yang tentu berbahaya.

Sekarang ini, jika boleh, saya ingin menyebutnya kita sedang mengalami kecemasan dan kepanikan massa. Namun, harapan tetap perlu dipegang erat.

Harapan yang diungkapkan oleh Michael Levitt, seorang pemenang Nobel dan ahli biofisika Stanford adalah obat yang tiba saat kita membutuhkannya.

Levitt, yang menerima Hadiah Nobel 2013 dalam bidang kimia untuk mengembangkan model kompleks sistem kimia, melihat titik balik yang serupa di negara-negara lain, bahkan mereka yang tidak menanamkan tindakan isolasi kejam seperti Cina.

KLIK INI:  Masker Langka dan Mahal, Apakah Harus Selalu Pakai Masker?

Levitt mulai menganalisis jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di seluruh dunia pada bulan Januari dan dengan tepat menghitung bahwa China akan melalui wabah Covid-19 terburuknya.

Menariknya hasil analisis Levitt terjadi jauh sebelum banyak pakar kesehatan memperkirakan hal tersebut.

Setelah China “sembuh” dari serangan Covid-19. Levitt memperkirakan hasil yang sama akan terjadi di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Ia menyebut seluruh dunia, maka tentu negara Indonesia masuk pula di dalamnya.

Namun, untuk mencapai hal itu, menurutnya ada langka yang harus diambil untuk mengendalikannya, yakni langkah jaga jarak sosial.

Mengendalikan kepanikan

“Yang kita butuhkan adalah mengendalikan kepanikan, dalam skema besar, kita akan baik-baik saja,” ungkapnya.

Bagaimana Levitt bisa yakin jika kondisi sekarang ini akan berlalu dan baik-baik saja? Begini caranya, ia memperhatikan di Tiongkok, pada 31 Januari lalu, negara itu memiliki 46 kematian baru karena virus corona baru, dibandingkan dengan 42 kematian baru sehari sebelumnya.

Levitt menjelaskan, meskipun jumlah kematian setiap hari telah meningkat, tingkat kenaikan itu mulai mereda.

Dalam pandangannya, fakta bahwa kasus-kasus baru sedang diidentifikasi pada tingkat yang lebih lambat lebih jelas daripada jumlah kasus baru itu sendiri. Itu adalah tanda awal bahwa lintasan wabah telah bergeser.

Ia mencontohkan virus corona sebagai mobil yang melaju di jalan raya yang terbuka, katanya. Meskipun mobil masih mendapatkan kecepatan, itu tidak mempercepat secepat sebelumnya.

“Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat bahkan lebih selama minggu depan,” tulis Levitt dalam sebuah laporan yang dia kirim ke teman-teman 1 Februari lalu.

KLIK INI:  Polisi Sita Ribuan Keping Kayu Ilegal dari Kawasan SM Rimbang Baling

Pendapat itu kemudian dibagikan secara di media sosial Cina. Dan segera, dia memperkirakan, jumlah kematian akan berkurang setiap hari.

Dan hal yang menakjubkan yang dilakukan Levitt adalah, tiga minggu kemudian, ia mengatakan kepada China Daily News bahwa tingkat pertumbuhan virus telah memuncak.

Dia memperkirakan bahwa jumlah total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di China akan mencapai sekitar 80.000, dengan sekitar 3.250 kematian.

Yang membuat kita tercengang, perkiraan Levitt ternyata sangat akurat pada 16 Maret, Cina telah menghitung total 80.298 kasus dan 3.245 kematian – di negara dengan hampir 1,4 miliar orang di mana sekitar 10 juta meninggal setiap tahun.

Jumlah pasien yang baru didiagnosis telah turun menjadi sekitar 25 sehari, tanpa ada kasus penyebaran masyarakat yang dilaporkan sejak Rabu lalu.

Bukan akhir dunia

Media daring Latimes, 23 Maret 2020 mengungkapkan jika saat ini, Levitt menganalisis data dari 78 negara yang melaporkan lebih dari 50 kasus Covid-19 baru setiap hari dan melihat “tanda-tanda pemulihan” di banyak negara.

Dia tidak berfokus pada jumlah total kasus di suatu negara, tetapi pada jumlah kasus baru yang diidentifikasi setiap hari. Terutama, pada perubahan jumlah itu dari satu hari ke hari berikutnya.

KLIK INI:  Karena 72 Paruh Burung Rangkong, Wanita 48 Tahun Ini Ditahan

“Angka-angka masih berisik, tetapi ada tanda-tanda jelas pertumbuhan melambat.”

Meski ia memprediksi Covid-19 akan berakhir, Levitt tetap menyarankan agar menjaga jarak satu sama lain. Ia mendukung larangan pertemuan-pertemuan besar

“Ini bukan waktunya untuk pergi minum-minum dengan teman-temanmu,” katanya.

Selain memprediksi teror ini akan berakhir, Levitt juga mengkriti media karena menyebabkan kepanikan yang tidak perlu dengan berfokus pada peningkatan jumlah kasus kumulatif dan menyoroti para selebriti atau pejabat yang tertular virus tersebut.

Namun, harapan yang disuarakan Levitt jadi angin sepoi yang membuat kita lebih optimis, teror tak kasat mata ini segera berakhir. Dan semoga saja benar apa yang dikatakan Levitt “bukan akhir dunia.”

Semoga saja demikian, Aamiin

Profil singkat Michael Levitt

Michael Levitt lahir di Pretoria, Afrika Selatan, 9 Mei 1947. Pendidikannya ditempuh di program spesialis Gelar Khusus Fisika, King’s College, London, Inggris. Kemudian ia melanjutkan gelar doktoralnya di Biofisika, Laboratorium MRC Biologi Molekuler dan Cambridge University pada tahun 1971.

Pada 1968, ia menikah dengan gadis pujaan hati bernama Rina. Dari perkawinan itu ia dikaruniai tiga anak, yaitu Daniel, Reuven, dan Adam.

KLIK INI:  'Indonesia Terserah' dan Narasi Kecewa Tim Medis