Masker Langka dan Mahal, Apakah Harus Selalu Pakai Masker?

oleh -478 kali dilihat
apakah harus selalu pakai masker?
Ilustrasi pemakaian masker-Foto/Indozone.id
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Apakah harus selalu pakai masker? Harga masker di pasaran melambung tinggi, bahkan di beberapa kota semakin sulit dijumpai. Pantauan Klikhijau di sejumlah apotik di Makassar, masker sudah habis terjual. Sejumlah apotik bahkan membuat tulisan pengumuman: “Masker habis”.

Fenomena ini menunjukkan betapa besarnya permintaan masker di pasaran seiring merebaknya wabah virus corona. Walau langka, pengguna masker tampaknya cukup banyak. Sebagian kecil yang terkonfirmasi mengatakan, masker yang digunakan adalah sisa stok lama sebelum harganya naik.

Banyak pihak menyuarakan perlunya pembagian masker gratis dari pemerintah, semisal yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Memang, satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus adalah dengan memakai masker. Namun, apakah harus selalu masker demi mendapatkan rasa aman tak terpapar virus?

KLIK INI:  Tunda Dulu Berwisata ke Sinjai, Penutupan Obyek Wisata Diperpanjang
Apakah harus selalu pakai masker?

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sudah menekankan agar masyarakat yang sehat tak perlu mengenakan masker dalam merespons penyebaran virus corona.

Hal itu disampaikan Terawan menyikapi melambungnya harga masker di sejumlah kota lantaran tingginya permintaan akibat wabah virus corona..

“Karena itu, saya menekankan. Dari WHO mengatakan, yang pakai itu yang sakit, termasuk kamu pas batuk. Yang kedua, yang pakai adalah yang bekerja di tempat risiko tinggi, seperti rumah sakit dengan infeksi (virus corona),” ujar Terawan di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin 17 Februari 2020 lalu.

Terawan mengatakan, bila semua orang yang sehat ikut-ikutan memakai masker, maka permintaan terhadap masker akan terus meningkat. Akibatnya, harga akan terus naik.

Seperti diketahui, harga masker di Jakarta yang sebelumnya hanya Rp.25.000 per box (50 lembar) naik drastis menjadi Rp. 350.000 atau naik sekitar 1400 persen.

KLIK INI:  Ahli Primata Bersatu Mencari Jalan Agar Kera Besar Tetap Aman dari Corona

Pada akhir Februari lalu, harga satu kotak masker N95 isi 20 lembar di Singapura bahkan mencapai 1,5 juta. Sedangkan, di Inggris (dikutip laman Dailymail.co.uk), harga masker dihargai 120 poundsterling atau setara Rp. 2,2 juta.

Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan ekspor masker dari Indonesia ke negara mitra dagang di tengah penyebaran virus corona. Peningkatan terjadi mencapai US$72 juta secara bulanan atau hampir empat kali lipat.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah mengeluarkan ancaman sanksi kepada pengusaha masker yang mengekspor produknya. Sanksi tersebut berupa sanksi administratif hingga pencabutan izin usaha.

“Apabila kami masih menemukan, kami dapat memberikan sanksi berupa sanksi administratif. Itu juga berupa peringatan, pembekuan bahkan pencabutan,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Veri Anggrijono Dilansir CNNIndonesia, Rabu 18 Maret 2020.

Walau ada kebijakan khusus larangan menaikkan harga, masker tetap saja mahal. Kelangkaan masker juga disebabkan tingginya ekspor ke mancanegara. Sementara semakin banyak orang yang mencari aman dengan masker.

***

Padahal, pemakaian masker tidaklah prioritas bagi masyarakat yang sehat bugar. Tim Medis Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar, Dr. Wahyudi Bobby mengingatkan, penggunaan masker hanya perlu untuk orang sakit atau yang bekerja di ruang yang beririko terpapar penyakit menular.

“Kalau kita yang tidak sakit terus pakai masker, kita malah bisa mengalami kekurangan oksigen. Pesan saya tidak perlu paranoid atau ketakutan berlebih, karena akan mengurangi imunitas tubuh kita,” jelas Bobby.

KLIK INI:  7 Resolusi Gaya Hidup Ramah Lingkungan Tahun 2022