Perihal Hujan yang Mengenangmu

oleh -57 kali dilihat
Di Suatu Hari yang Hujan-Ian Konjo
Ilustrasi/Foto-Ian Konjo
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Perihal Hujan yang Mengenangmu

 

ginri’ telah bertumbuh di mata sunyi, Arunika
lapukkan rindu dalam jarak
dalam peluk tiada

musim hujan mengenangmu kini
sebagai burung pipit yang menunggu padi menguning
menyulap mata petani memanen resah

mungkin kau bertanya, makan apa burung pipit itu?
sebelum dan sesudah padi menguning?

“mereka mengejar serangga,”

sawah-sawah telah banyak mengering
airnya mengisi kolam ikan ukuran pelukan
ikannya dua atau tiga ekor saja
tak cukup buat makan anak kucing usia dua bulan

nanti sawah-sawah itu berubah beton
perabotnya dari kayu
kayu-kayu yang ditebangi dari hutan atau kebun
saat akan melapuk, ginri’ bertumbuh subur di atasnya
kau boleh memanennya. tentu saja

lalu menyajikannya jadi sayur tanpa nasi
sebab sawah telah menghilang jauh ke dalam kerakusan

kau boleh mengenang hujan, tiba menggenangi beton-beton itu
menimbuninya lumpur, mengubahnya jadi sawah kembali

itu mimpi yang terlalu dipaksakan, Arunika
biarkan hujan mengenangmu sebagai pemimpi

Kindang, Januari 2024

KLIK INI:  Destinasi Pepohonan

Bunyi Dedaunan

 

bunyi daun pisang yang disapa angin sampai di kamar. di mana aku sedang menatap parang malaysia yang baru kuasah.

parang itu sengaja kuletakkan di samping tempat tidur. buat jaga-jaga jika ada yang mencuri ciuman dari bibirku dalam mimpi.

pagi ini, sepiring pisang goreng tersaji di meja. aku menikmatinya sambil bayangkan, daun-daunnya kutebas tiada sisa. sinar matahari tiba menyapa tanah

sejak parang mudah diasah tajam. peluang pohon kecil tumbuh besar mengecil pula

bunyi dedaunan jadi suara yang dianggap mengusik dan merampas rupiah

Januari 2024

KLIK INI:  Memeluk Bumi di Sebatang Porang

Pesta Pora Buah

 

ini telah januari, Dewi
tapi hujan tak segarang januari lalu
hujan lupa berhenti
lupa masuk ke mata waktu

di januari, hujan biasanya terus tiba
siang dan malam
jemuran tak kering-kering. payung terus saja kuyup

ayah baru saja dari kebun
matanya binar cerah
buah kopi lebih banyak dari tahun lalu, katanya

setelah kemarau beberapa bulan
pohon buah berpesta

ayah ingin membeli paying beraneka warna
hadiah untuk cucunya saat berangkat ke sekolah
tapi, hujan tak lagi sering datang, keluhnya

ayah tetap saja ingin beli payung
bisa dipakai kapan saja, bahkan saat terik, katanya.

Januari 2024

KLIK INI:  Pengisap Ingatan