P3E Suma KLHK dan Klikhijau Menggelar Pelatihan Penguatan Kapasitas Kehumasan

oleh -166 kali dilihat
P3E Suma KLHK dan Klikhijau Menggelar Pelatihan Penguatan Kapasitas Kehumasan
Suasana diskusi Pelatihan Kehumasan yang digelas Klikhijau dan P3E Suma KLHK - Foto: Ist

Klikhijau.com – Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma) KLHK menggelar pelatihan penguatan kapasitas kehumasan untuk staf kehumasan Unit Pelaksana Teknis (UPT) KLHK Wilayah Sulawesi dan Maluku di Makassar, 28-29 Maret 2022.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama dengan Klikhijau.com sebagai media yang fokus pada liputan isu lingkungan dan kehutanan.

Para peserta yang terdiri dari perwakilan Tim Kehumasan dari 13 UPT KLHK diberikan materi teknis tentang penulisan siaran pers, pengelolaan sosial media, strategi mengelola informasi publik dan fotografi.

“Kegiatan ini sangat penting agar para staf kehumasan di UPT KLHK dapat menguasai teknik penyebarluasan informasi secara efektif dan menarik di era disrupsi. Informasi di kantor perlu dikelola sebaik mungkin agar dapat diakses oleh publik seluas mungkin,” jelas Dr. Azri Rasul, S.KM, M.Si, MH., kepala Bagian Tata Usaha P3E Suma saat membuka acara mewakili Kepala Pusat P3E Suma.

KLIK INI:  Transformasi Digital Kehutanan 4.0 Harus Diarahkan untuk Ekonomi Hijau

Intensitas pemberitaan diperkuat

Hadir sebagai Narasumber di sesi pertama adalah Sapariah Saturi, Jurnalis senior dan Editor di Mongabay Indonesia. Ary sapaan akrabnya memaparkan teknik dasar menulis berita lingkungan dengan metode paling umum yakni straight news.

“Menulis berita dengan standar 5W + 1 H adalah teknik paling sederhana dalam membuat berita kegiatan. Metode ini menggunakan prinsip piramida terbalik yakni menempatkan fokus isu utama pada paragraf awal tulisan,” jelas Ary.

Ary menambahkan pentingnya para staf kehumasan menguasai penulisan berita straight news agar dapat bergerak cepat melaporkan kegiatan kepada media publik.

“Kalau bicara isu, saya kira teman-teman di KLHK paling paham mengenai isu lingkungan. Jadi, sisa teknik menulis harus benar-benar dikuasai. Termasuk bagaimana membangun relasi yang baik dengan kawan-kawan media,” ucapnya.

Hal senada dikatakan Syamsuddin Simmau, aktivis dan akademisi yang menjadi Narasumber kedua dengan topik pengelolaan informasi publik. Ia menyoroti pentingnya intensitas informasi mengenai isu lingkungan baik di media mainstream maupun di sosial media agar kesadaran publik dapat tergugah.

“Saya mengajak kawan-kawan di KLHK agar lebih intensif lagi membuat pemberitaan media. Jadi, jangan hanya menulis berita saat ada kegiatan saja,” tambahnya.

Menurut syamsuddin Simmau, kerusakan lingkungan bisa terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat. Karenanya, ia menyarankan pentingnya menggugah kesadaran ekologis publik dengan informasi yang intensif.

“Jangan-jangan masyarakat kita tidak menyadari bahwa lingkungan hidup itu adalah hal fundamental yang harus dijaga, karena minimnya informasi,” tuturnya.

KLIK INI:  P3E Suma Akan Buat Inovasi Inventarisasi SDA Berbasis Online

Mengelola informasi positif

Editor in Chief Klikhijau.com, Anis Kurniawan dalam presentasinya mengenai teknik penulisan siaran pers mengatakan pentingnya institusi sekaliber UPT KLHK mengelola kanal informasi sebaik mungkin agar tersiar ke publik.

“Siaran pers bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang bernilai berita, termasuk pesan dan pandangan mengenai isu-isu terkait setiap waktu ke publik. Karena itulah diperlukan Tim Kehumasan yang mumpuni agar informasi yang disebarluaskan menjadi sumber pencerahan dan pengetahuan bagi publik,” jelasnya.

Anis menyarankan pentingnya penguasaan materi setiap mengelola informasi sebelum menuliskannya. Hal berikutnya adalah penguasaan teknik dasar penulisan agar berita yang dibuat dapat ditanggapi oleh media-media yang dituju.

“Kalau siaran pers dibuat bagus dan sesuai kaidah penulisan yang baik, saya yakin kawan-kawan redaktur media pasti akan memuat tulisannya. Tapi, kalau kualitas siaran pers-nya buruk, sudah pasti tidak jadi prioritas untuk diterbitkan.” Jelasnya.

Selain pemberitaan, dua hal lain yang juga penting dipahami staf kehumasan adalah pengelolaan sosial media dan teknik pengambilan gambar.

Praktisi Kehumasan, Renny Puteri Harapan Rani yang juga memantik diskusi mengatakan pentingnya staf humas memiliki akselerasi lebih kencang dan profesional mengelola Tim Sosial Media.

“Jangan mau dikalah sama anak muda, kantor harus punya pengelolaan Sosial Media lebih bagus. Karena era ini, sosial media memiliki daya jelajah lebih kencang ketimbang kanal berita lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, Taufiq Ismail dari Taman Nasional Bantimurung dan Bulusaraung (TN Babul) yang membahas tentang fotografi membagikan tips mengambil gambar flora dan fauna.

Taufiq juga membeberkan pengalamannya yang hobi fotografi dan menulis. Lalu, memadukannya sehingga bisa berbagi artikel ke media-media, termasuk menjadi kontributor di Klikhijau.

KLIK INI:  P3E Suma Gelar Diskusi Kritis Perihal Pengendalian Banjir