Menjenguk dan Menanyakan Kabar Seratus Sepuluh Pohon di Jalan Landak Kota Makassar

oleh -132 kali dilihat

Klikhijau.com – Menjenguk dan menanyakan kabar seratus sepuluh pohon di jalan Landak Kota Makassar, satu pengalaman menarik bagi saya dan kawan-kawan di Klikhijau. Pengalaman ini semakin menggugah kesadaran kami tentang fungsi pepohonan dalam kehidupan dan betapa eksistensinya acapkali terabaikan, terganggu oleh ulah manusia.

Sebagaimana dipahami, pohon menghasilkan oksigen, menyerap carbondioksida (CO2), menurunkan dan menjaga stabilitas suhu serta area tumbuhnya menjadi resapan air.

Selain itu, pohon menjadi perihal yang sangat penting dalam bagian Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya Kota Makassar yang masih jauh dari target, sebagaimana data RTH dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar yang pada angka 10,99 persen per Januari 2023.

Merujuk pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap kota wajib menyediakan 30 persen dari total luas kota sebagai RTH, terdiri dari 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat. Untuk Makassar sendiri tertuang Peraturan Walikota (Perwali) No. 71 Tahun 2009 tentang Penataan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Dari hal tersebut berbagai upaya dilakukan untuk dapat terus mendorong secara bersama melakukan dan memberi perhatian terhadap ketersediaan ruang hijau, salah satunya memberi perhatian khusus pada pohon dari berbagai hal yang merusaknya.

KLIK INI:  7 Fakta Menarik Tentang Pohon, Temukan Alasan Menanam Setelahnya!

Demikian yang dilakukan tim Klikhijau bersama mahasiswa Magang MBKM dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Fajar (Unifa) Makassar yang mencoba mengamati pohon secara fisik dan hal-hal yang menjadi parasit atas keberlangsungan hidup pohon.

Sabtu pagi di tanggal 26 Agustus, bergegas meninggalkan dan menanggalkan kenikmatan bantal di pagi akhir pekan. Isla dan Nunu tiba di muara jalan Landak, mengulur putaran handgrip kanan kendaraan roda duanya, menyapa halaman kampus para calon magister dan doktoral kampus orange Makassar alias Pascasarjana UNM.

Menurunkan standar, menaruh helm, mengambil catatan mengaktifkan gawai lalu memulai menyapa si Ketapang Kencana (Terminalia mantaly), pohon yang tampak remaja namun beberapa berbaris seolah tak bergairah.

Bukan tanpa sebab, sekian dari 50 batang digerogoti paku dan skrup. Tak hanya itu, yang lainpun tercekik ikatan tali dan kawat besi.

KLIK INI:  Keragaman Hayati Indonesia Jadi Sumber Pangan dan Kesehatan

Isla dan Nunu menyapa mereka secara bergilir, mengitarinya dan memperlihatkan empati atas kondisi mengenaskan para pohon yang tak jauh dari hotel berbintang tempat manusia sering menikmati malam dengan kemewahan fasilitas yang juga sering menjadi pilihan tempat pertemuan untuk membahas topik penting oleh pemangku kebijakan.

Lalu apa kabar barisan pohon sisi kiri yang telah menyaksikan tatapan dan sentuhan dua perempuan itu?

Mengayun langkah dua rekan saya itu mengeluhkan paku yang begitu banyak, bahkan ada pohon yang ditanami paku hingga 20 batang. Beberapa diantaranya masih tampak Alat Peraga Kampanye (APK) berupa bendera partai yang diikat pada bambu yang dipaku ke beberapa pohon.

“Ada pohon yang menjadi penyanggah tenda jualan warga di situ agak parah karena ada lilitan tali dan paku,” ujar Nunu.

Tali yang ditemukan pun ada beberapa, diantaranya tali rafia dan tali tambang. Yang diselingi hujaman peluru hekter (isi staples).

KLIK INI:  Pemodal Perusakan Kawasan Cagar Alam Faruhumpenai Ditetapkan sebagai Tersangka

Tak hanya itu Isla menaruh perhatian pada gardu kabel in out gardu PLN.

“Itu gardu menempel dengan ikatan plat roll ke pohon bukan ditaruh di tiang listriknya,” tuturnya.

Setelah menyapa beberapa pohon diakhiri dengan menikmati sajian makanan pedagang di pinggir jalan, bertemu kembali dengan tim yang berjalan di sisi kanan jalan.
“Kalau saya itu yang kuliat parah kawat terlilit karena tenggelam ke kulit dan merusak sehingga menghambat pertumbuhan,” tutur Jemmy.

Pohon yang telah diamati sebanyak 110 yang didominasi Ketapang Kencana (Terminalia mantaly), yang lainnya Mahoni (Switenia) dan Meranti (Shorea).

KLIK INI:  Pohon Johar, Peneduh Berbunga Kuning dan Ragam Manfaatnya Bagi Kesehatan