Klikhijau.com – Mendengkur kerap dianggap sebagai tanda tidur lelap setelah melalui hari melelahkan. Padahal jika jadi kebiasaan, selain bisa mengganggu tidur orang terdekat, juga bisa berhubungan dengan bahaya kesehatan.
Mendengkur umumnya banyak terjadi pada laki-laki, orang yang kelebihan berat badan, dan bisa bertambah parah seiring pertambahan usia.
Menurut dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan, Arie Cahyono dikutip Tempo, dengkuran terjadi karena ada saluran napas yang menyempit. Jadinya, terjadi getaran pada langit-langit tenggorokan.
Ini bisa terjadi karena adanya pembesaran amandel, adenoid–kelenjar, semacam amandel. Tapi letaknya agak di dalam dan di tengah, lidah, serta terjadinya rhinitis kronik–peradangan kronis pada membran mukosa.
Selain itu, mendengkur jadi salah satu gejala obstructive sleep apnea (OSA). orang yang memiliki OSA akan mengalami henti napas atau tersedak saat tidur karena saluran napas tersumbat.
Di tengah-tengah dengkuran, berhentinya napas akan terjadi antara 10 dan 1 menit. Apabila terjadi setiap malam, kondisi ini bisa menyebabkan oksigen turun naik dan proses tidur akan terpotong-potong.
Karena itulah mendengkur perlu diwaspadai. Berikut beberapa bahaya kesehatan di balik mendengkur yang dirangkum dari beberapa sumber.
Risiko tinggi serangan jantung dan strok
Para peneliti di University of Detroit, A.S., menemukan bahwa trauma yang disebabkan oleh getaran pada saat mendengkur dapat menyebabkan peradangan. Ini memicu penebalan pembuluh arteri, pengerasan pembuluh darah di sekitar jantung dan mengurangi aliran darah. Sehingga berisiko serangan jantung dan strok.
Menurunkan fungsi otak
Peneliti dari UCLA School of Nursing menemukan, orang dengan OSA mengalami penurunan asam glutamate dan gamma aminobutryric (GABA).
Keduanya merupakan bahan kimia penting otak yang berdampak besar pada perilaku bangun tidur dan suasana hati. Terutama dialami perempuan yang kerap kali bermasalah dengan ingatan, depresi, dan konsentrasi buruk saat bangun tidur.
Mempercepat penyebaran kanker
Sebuah studi pada European Association of Urology Congress di Muenchen, Jerman, mengungkapkan bahwa mendengkur menyebabkan perkembangan sel kanker lebih cepat. Hal ini dipicu oleh terbatasnya jumlah oksigen yang dihirup oleh orang yang mendengkur saat tidur.
Meningkatkan risiko gangguan mata glaucoma
Para peneliti di Taiwan mengungkapkan, orang dengan OSA dua kali lebih mungkin berisiko mengalami gangguan mata glaukoma. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam bola mata akibat berkurangnya jumlah oksigen yang sampai ke mata. Hal ini akan menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap sehingga risiko glaukoma meningkat.
Munculnya masalah kesehatan lain akibat kurang tidur
Dengkuran menyebabkan interupsi panjang pernapasan saat tidur akibat penyumbatan jalan napas.
Alhasil, kurangnya tidur saat malam menyebabkan tubuh tidak segar, merasa kelelahan, dan terus mengantuk sepanjang hari walaupun durasi tidur cukup.
Jika berlanjut, gangguan tidur juga mengakibatkan sakit kepala kronis dan obesitas.