Lebih Dekat dengan Cut Lani, Penemu Parfum Kemenyan

oleh -436 kali dilihat
Lebih Dekat dengan Cut Lani, Penemu Parfum Kemenyan
Cut Lani bersama suami

Klikhijau.com – Seberapa percaya diri Anda tanpa parfum? Untuk aktivitas tertentu yang bersentuhan banyak orang, parfum adalah kebutuhan utama. Tetapi, sekian lama produksi parfum dunia tidak pernah lepas dari campuran alkohol.

Bagi sebagian besar konsumen, mungkin termasuk Anda, bahan alkohol pada parfum sangat mengganggu. Saya kerap mendengar cerita banyak kawan yang memang konsisten menghindari parfum ber-alkohol.

Alkohol pada parfum seolah telah menjadi bahan wajib pada produksi parfum di seluruh dunia. Saya cemas mendengarnya, tetapi kecemasan saya berkurang saat mendengar inovasi menakjubkan yang dilakukan Cut Rizlani Kholibrina, S.Hut, M.Si, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Perempuan yang akrab disapa Cut Lani ini kini jadi buah bibir banyak kalangan. Ia berhasil menemukan parfum berbahan kemenyan yang tanpa alkohol.

KLIK INI:  Balai Litbang LHK Produksi Parfum Tanpa Alkohol

Berkat inovasinya itu, Cut Lani dinominasi oleh KLHK untuk dapat menerima Anugerah ASN 2019, kategori PNS Inspiratif 2019.

Alumni IPB ini adalah seorang Peneliti Muda di BP2LHK Aek Nauli dengan bidang kepakaran Silvikultur. Ia dikenal sebagai peneliti yang gigih dan konsisten di bidangnya.

Selama 10 tahun berturut-turut dengan kesabaran dan keuletan, Cut Lani menciptakan terobosan iptek yang membuka peluang ekonomi akan kemenyan yang selama ratusan tahun hanya dijadikan dupa dengan harga murah.

“Ketertarikan saya meneliti kemenyan mengingat komoditas ini memiliki sejarah yang panjang serta menjadi hajat hidup masyarakat di Tapanuli. Namun belum banyak mendapatkan sentuhan teknologi. Aspek budidaya dan teknologi pengolahan hasil masih tradisional turun temurun,” cerita Cut Lani pada Klikhijau.com.

Sebagai langkah awal, Cut Lani mengidentifikasi beberapa persoalan pokok pada bahan baku kemenyan antara lain: belum adanya bibit unggul dan produk inovasi peningkatan nilai tambahnya.

“Riset parfum kemenyan diarahkan untuk mengisi celah teknologi. Kami menemukan bahwa hingga beberapa tahun lalu resin kemenyan tidak diolah di dalam negeri untuk peningkatan nilai tambahnya. Kami berinovasi bagaimana menggunakan resin kemenyan ini sebagai basenote parfum menggantikan fungsi alkohol,” katanya.

KLIK INI:  Kenalkan Xylarium Bogoriense, Perpustakaan yang Hanya Berisi Kayu!
Prospek menjanjikan

Hasil kombinasi dengan berbagai minyak atsiri khas hutan tropis, terciptalah parfum yang unik, khas, dan eksotik yang berbeda dibandingkan yang banyak dijumpai. “Aroma wangi kemenyan pada parfum menjadi lebih lembut berbeda jika dibakar,” ucapnya.

Minyak atsiri parfum juga bisa menyegarkan bahkan beberapa senyawa pada minyak kemenyan berkhasiat menenangkan pikiran antidepressant, sebuah fungsi yang tidak dimiliki parfum lain. Karena non alkohol, parfum bertahan lebih lama dengan gradasi aroma berdasarkan lepasnya molekul minyak atsiri penyusunnya.

Walhasil, hasil riset dan inovasi Cut Lani, kini menciptakan parfum eksotik yang bernilai tinggi. Parfum kemenyan tersebut merupakan satu-satunya parfum dan pertama di Indonesia yang menggunakan kemenyan sebagai basenotenya.

Aroma wanginya tidak kalah dibandingkan parfum impor mahal, tanpa alkohol dan tahan lebih lama sehingga mampu membangkitkan kebanggaan terhadap produk nasional berkualitas

Pengembangan produk ini punya masa depan yang cerah karena bahan bakunya yang cukup besar. Jika mengacu pada data BPS Sumut 2016-2018, terdapat sekitar 5000 ton resin mentah per tahun yang dihasilkan dari hutan-hutan di Tapanuli utara dan sekitarnya.

“Sayangnya sebagian besar dikirimkan dari sentra-sentra kemenyan ini dalam bentuk bongkahan ke luar Sumatera bahkan ekspor,” ucapnya.

Lalu, bagaimana ke depannya? Potensi pasar parfum kemenyan dapat mensubsitusi impor parfum atau bahan baku parfum yang mencapai 400 juta dolar per tahun. Bahkan jika mengacu pada impor minyak atsiri Indonesia terdapat defisit hingga 1 M dollar per tahun.

Cut Rizlani berencana mendorong pengembangan industri kecil pengolahan bahan baku kemenyan menjadi minyak atsiri di danau Toba serta industri parfum nasional yang berkualitas. Sebuah impian besar yang menggembirakan bukan?

Semua berkat kegigihan dan integritas Cut Lani dalam melakukan riset dan inovasi memanfaatkan kekayaan alam nusantara. Kini, ia menjadi sosok inspiratif pada berbagai liputan media nasional, televisi maupun media online, juga kerap diundang pada berbagai seminar dan kegiatan diseminasi lainnya.

Penasaran memakai parfum berbahan kemenyan? Anda boleh mengenal lebih dekat dan mengetahui lebih jauh Cut Lani, bisa langsung follow akun medsos nya:
Facebook: Cut Rizlani Kholibrina Thaifur, Instagram: cut_lanny_kholibri.

KLIK INI:  3 Hal Sederhana yang Dapat Dilakukan untuk Menjaga Lingkungan
Biodata singkat

Nama:

Cut Rizlani Kholibrina

TTL:

Tapaktuan 30 agustus 1979

Pekerjaan:

Peneliti pada Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli KLHK

Pendidikan:

  • S1 Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB 2002
  • S2 kehutanan IPB 2005

Penghargaan:

  1. 20 produk inovasi unggulan iptek nasional dan mendapatkan award pada Indonesia Innovation Day Germany 2019.
  2. Produk unggulan iptek pada peringatan Hakteknas 2019 di Bali.

Organisasi:

  1. Persatuan Kehutanan Indonesia
  2. Himpunan Peneliti Indonesia

Penghargaan lainnya: sosok pada harian kompas 11 mei 2019

KLIK INI:  Tedi Asmara, Lelaki yang Melukis di Atas Daun Kering