Klikhijau.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih jadi ancaman serius Indonesia. Meski begitu, pada tahun 2023 lalu, menurut laporan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, luas karhutla dapat diturunkan sebesar kurang lebih 488.064,65 Ha atau sebesar 29,59% dibandingkan dengan Tahun 2019.
Padahal tahun 2023, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) intensitas El Nino lebih kuat bila dibandingkan dengan El-Nino pada Tahun 2019.
Begitu juga perbandingan akumulasi hotspot tahun 2023 dan 2019, terdapat penurunan hotspot 15.961 Titik (59,92%).
Selain itu, emisi dari karhutla Tahun 2023 sebesar 182.714.440 terdapat penurunan emisi sebesar 421.091.134 ton CO2e (69,74%).
Pengendalian karhutlah selama empat tahun terakhir dilalui dengan baik. Apalagi tidak ada asap lintas batas.
Kesuksesan tersebut, berkat kerja keras semua pihak dalam penanggulangan karhutla. Tidak hanya itu, secara signifikan luas karhutla juga bisa ditekan dari tahun ke tahun.
Karena itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto mengapresiasi hal tersebut.
Apresiasi Menko Hadi disampaikan saat memimpin Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) terkait Antisipasi dan Penanggulangan Karhutla 2024 yang berlangsung secara hybrid di Jakarta, Kamis (14/03).
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kerja keras dari semua pihak dalam pengendalian karhutla di Indonesia,” ujarnya.
Tetap siap siaga
Meski begitu, Menko Hadi mengingatkan semua daerah tetap siap siaga dan meningkatkan usahanya untuk melakukan penanggulangan karhutla. Mengingat El Nino moderat masih bertahan di Maret 2024, sebagaimana laporan pemantauan dari BMKG.
Sebagaimana pantauan BMKG, bahwa El-Nino moderat masih bertahan di Maret 2024, indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju netral pada April 2024.
Sementara itu IOD netral diprediksi terus bertahan pada semester I tahun 2024. Semua daerah senantiasa harus tetap siap siaga dan meningkatkan usahanya untuk melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Karenanya, di hadapan para Gubernur, Pangdam, Kapolda, dan Kajati yang hadir, Menko Hadi juga meminta untuk diteruskan kepada jajaran di bawahnya untuk melaksanakan amanah ini dan melaksanakan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2020 tentang penanggulangan karhutla secara sungguh-sungguh.
“Sekali lagi, saya ingatkan bahwa saat ini juga momentum bulan Ramadhan dan sebentar lagi akan datang Idul Fitri 1445 H, bahwa pesan Yth. Bapak Presiden RI agar tidak terjadi karhutla yang mengganggu,” ungkapnya.
“Saya juga minta kepada seluruh Kementerian/Lembaga, Panglima TNI dan Kapolri, Kepala Daerah, Pangdam/Danrem, Kapolda dan stakeholder/perusahaan serta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan saling bahu membahu dalam upaya untuk menanggulangi karhutla,” lanjut Menko Hadi.
Peserta Rakorsus Penanggulangan Karhutla sebanyak lebih dari 200 orang yang terdiri dari Menteri dan Kepala Lembaga, Gubernur wilayah Rawan Karhutla beserta Pangdam/Danrem serta Kapolda, Kepala Kejaksaan Tinggi, dan para pelaksana teknis lapangan BPBD, Kepala UPT Kementerian LHK, baik yang mengikuti secara langsung di Gedung Manggala Wanabakti, maupun secara daring di tempat kerja masing-masing.