Asap Kebakaran Hutan Membawa Dampak Buruk bagi Kesehatan dan Ekonomi

oleh -35 kali dilihat
Deforestasi Akut, Hutan Indonesia Seperti Kehilangan Separuh Jiwa
Ilustrasi kebakaran hutan - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Kebakaran hutan tidak hanya memberi dampak buruk bagi lingkungan. Namun, asapnya memberi dampak yang lebih luas termasuk dalam hal kesehatan dan juga ekonomi.

Apalagi setiap tahun, selalu ada kebakaran hutan yang hebat, dan itu terjadi hampir di seluruh dunia. Mirisnya, asap dari kebakaran itu bisa menyebar sangat jauh terbawa angin.

Kebakaran hutan pun selalu membawa kerugian yang besar kehidupan manusia dan sumber daya ekonomi. Hal ini ditegaskan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science of the Total Environment belum lama ini.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa di Amerika Serikat, partikulat asap dari kebakaran hutan bertanggung jawab atas sekitar 4.000 hingga 9.000 kematian dini setiap tahunnya.

KLIK INI:  Kebakaran Besar Hutan Amazon Rugikan Lingkungan Hidup

Untuk dampak ekonomi yang ditimbulkan, sungguh mengejutkan karena diperkirakan biaya berkisar antara $36 hingga $82 miliar per tahun.

Para peneliti mengukur efek asap kebakaran hutan, lalu menganalisis data emisi kebakaran satelit dan pengukuran kualitas udara (khususnya tingkat PM2.5) dari tahun 2012 hingga 2014.

Studi tersebut lebih jauh menguraikan dampak potensial terhadap kesehatan manusia dan ekonomi di berbagai wilayah di Amerika Serikat.

Penulis senior studi Oliver Gao, seorang profesor Teknik Sipil dan Lingkungan di Universitas Cornell, menunjukkan bahwa asap kebakaran hutan adalah sumber polusi udara yang sering diabaikan.

“Kami memikirkan knalpot mobil dan emisi pabrik yang mencemari udara kami,” kata Profesor Gao. “Kami tidak perlu memikirkan polusi udara dari sumber alami seperti kebakaran hutan.”

KLIK INI:  Mengatasi Ancaman Mikroplastik di Laut dengan Robot Ikan
Dampak dari perubahan iklim

Gao menghubungkan peningkatan kebakaran hutan dengan perubahan iklim. Dia menjelaskan bahwa perubahan iklim tidak hanya menghasilkan lebih banyak badai dan angin topan. Tetapi, juga menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kebakaran hutan untuk berkembang.

Profesor Gao menunjuk kebakaran hutan Quebec yang terjadi pada awal Juni sebagai contoh bagaimana asap dari kebakaran hutan dapat berdampak luas pada kesehatan manusia. Mereka memengaruhi komunitas bahkan ratusan mil jauhnya di kota-kota seperti New York, Philadelphia, Baltimore, dan Washington.

Kekhawatiran utama adalah pelepasan partikel halus, yang dikenal sebagai PM2.5, selama kebakaran hutan. Partikel-partikel ini terdiri dari campuran senyawa organik yang dapat dihirup, aerosol, dan logam.

Partikel ini memiliki diameter 2,5 mikron atau kurang. Ini secara signifikan lebih kecil dari lebar rambut manusia. Partikel kecil seperti itu dapat dengan mudah menembus jauh ke dalam paru-paru dan memasuki aliran darah, menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

Untuk mengurangi efek  berbahaya dari asap kebakaran hutan, maka  Profesor Gao menekankan pentingnya undang-undang dan peraturan dalam mengurangi dampak berbahaya dari kebakaran hutan.

KLIK INI:  Burung Migran, Kekebalan Tubuh, dan Ancaman yang Mengintainya

Misalnya, praktik pengelolaan hutan seperti menipiskan hutan dan membuat sekat bakar hijau dapat mengurangi bahan bakar yang tersedia untuk kebakaran.

Pada gilirannya, ini secara substansial mengurangi efek berbahaya dari asap di daerah berpenduduk melawan arah angin.

“Kebakaran mempengaruhi kesehatan kita,” kata Gao, menggarisbawahi urgensi mengatasi masalah ini. “Di era perubahan iklim ini. Jika kita menghilangkan vegetasi yang mudah terbakar dan melakukan hal-hal seperti membuat sekat api hijau dan mengurangi bahan bakar untuk kebakaran. Kita dapat secara substansial mengurangi bahaya asap di daerah berpenduduk.”

Studi ini berfungsi sebagai seruan untuk bertindak bagi pembuat kebijakan, pemerhati lingkungan, dan masyarakat umum untuk mengenali dampak beragam dari asap kebakaran hutan.

Dengan adanya studi ini, maka dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk bekerja secara kolektif. Khususnya untuk menerapkan langkah-langkah yang dapat melindungi kesehatan manusia dan ekonomi.

KLIK INI:  Krisis Iklim Berpotensi Tingkatkan Lebih Banyak Kanker Kulit

Sumber: Earth