Di Tangan Rudi Ngowos, Popok Bekas Menjelma Jadi Benda Berharga

oleh -403 kali dilihat
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Limbah popok sekali pakai (Pospak) memang menyebalkan bila terbuang sembarangan. Benda ini akan membengkak, membusuk dan sulit terurai dalam tanah. Faktanya, limbah popok bayi umumnya terbuang bebas ke selokan atau sungai dan menimbulkan pencemaran air.

Bermula dari keprihatinan melihat fenomena itu, Rudi Eko Prasetyo alias Rudi Ngowos (50) kemudian terpanggil untuk mendaur ulang limbah Pospak menjadi benda berharga.

“Sebagai pegiat lingkungan, saya itu memang banyak terlibat dalam aksi bersih sampah di sungai dan di jalanan. Di sana saya melihat betapa banyaknya sampah kain dan popok. Kenyataan itu membuat saya merasa sedih dan terpanggil untuk berbuat sesuatu agar lingkungan kita tidak tercemar,” cerita Rudi Ngowos pada Klikhijau, Minggu 1 Maret 2020.

Rudi Ngowos adalah seorang pekerja swasta yang bermukim di Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu. Keterlibatannya secara swadaya pada lingkungan sudah digeluti sejak tahun 2007 dengan aktif terlibat dan sebagai pembina bank sampah Kartini Sejati di desanya. Rudi Ngowos juga adalah Ketua di Relawan Cinta Lingkungan, sebuah komunitas peduli lingkungan yang aktif daur ulang dan bersih sampah.

KLIK INI:  2 Inovasi KLHK Raih Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik 2019
Ide pengolahan popok bayi bekas

Ide daur ulang Pospak dilakukan Ngowos sejak tiga tahun lalu. Popok yang terbuang bebas di sungai dan di lahan tak bertuan membuatnya berpikir keras. Ngowos sudah melihat langsung, betapa limbah Pospak mencemari air sungai. Tidak hanya membuat ikan-ikan di sungai mandul dan berkelamin ganda, air sungai berubah keruh kehitaman bila tercemar limbah popok.

Hingga akhirnya ia mencoba mengumpulkan sampah-sampah Pospak yang didapatnya lalu diolah menjadi pot bunga. Perjuangannya, tidak segampang membalikkan telapak tangan.

Percobaan awal sempat gagal, tetapi Ngowos tak patah arang. Ia mencobanya hingga akhirnya berhasil memproduksi pot bunga dari sampah Pospak.

Perlahan tapi pasti, Ngowos menekuni bakatnya ini. Ia dan keluarganya terus bekerja dengan telaten hingga berhasil membuat puluhan bahkan ratusan pot bunga yang memukau. Hasil karya Rudi Ngowos pun dilirik banyak orang. “Saat ini, pot bunga buatan saya dibeli oleh Dinas Lingkungan Hidup. Selebihnya dijual bebas bagi yang berminat,” tuturnya.

KLIK INI:  Ketika Sabut Kelapa Menjelma Jadi Tanggul Laut Ramah Lingkungan

Tidak puas hanya memproduksi pot bunga, Rudi Ngowos juga mulai membuat patung, pot apel, hingga replika bonsai. Patung dan replika bonsai yang dikreasi Ngowos dari limbah Pospak tampak menawan. Banyak pemesan yang membeli, tidak hanya di Kota Batu tetapi hampir semua Kabupaten di Jawa Timur.

Produk daur ulang karya Ngowos terus ia gerakkan. Inisiatifnya itu sudah menjadi berkah tersendiri bagi dirinya dan keluarga. Dari hasil kreativitasnya, Rudi Ngowos mendapat hasil jualan bersih sekitar Rp 500 ribu per bulan. “Semakin banyak yang membeli. Tetapi, saya tidak pernah melihat dari jumlah uangnya. Saya selalu melihat manfaatnya bagi lingkungan,” kata Ngowos.

Limbah popok bayi melimpah

Setiap harinya, ia terus bekerja meracik limbah Pospak jadi benda berharga. Ia tidak pernah kehabisan bahan baku. Limbah popok melimpah. “Bahan baku dari warga sekitar yang mempunyai bayi, dari Posyandu, PKK dan bank sampah se kota Batu,” ungkapnya.

Walau begitu, demi menarik perhatian warga, Ngowos bersedia membeli limbah popok seharga Rp 100  hingga Rp 200 per biji, tergantung jenis popoknya. Ini sebagai bentuk apresiasi. Sejumlah komunitas di Kota Batu bahkan membantu Ngowos menyebarkan informasi agar limbah Pospak dikirim ke Ngowos untuk dijual.

Sembari terus berkreasi, Ngowos juga mengedukasi masyarakat tentang limbah Pospak. “Memberikan penyadaran pada masyarakat tentang lingkungan. Biar mereka tidak lagi membuang popok ke sungai, parit ataupun lahan kosong,” tuturnya.

Dengan niat tulus menjaga lingkungan, Rudi Ngowos ingin terus bersosialisasi se luas mungkin. Ia pun aktif menghadiri undangan pelatihan di mana-mana. Baik oleh komunitas bank sampah maupun Pemerintah dan ia senang dengan apa yang dikerjakannya ini.

Rudi Ngowos terus menebar kisah tentang limbah Pospak yang sebetulnya bisa dijinakkan dengan kreativitas.

KLIK INI:  Membumikan Pesan Puasa Ramadan