- Bagaimana Tanaman Mendengarkan Kita? - 21/04/2024
- Defisit Narasi Lingkungan dalam Politik Lokal di Indonesia - 28/12/2023
- Demmatande, Pejuang Pemberani dari Kampung Paladan Mamasa - 10/11/2023
Klikhijau.com – Di tengah krisis ekologi yang menyisakan ragam bencana, keinginan untuk mencipta dan memakai produk atau brand berkelanjutan kini ramai. Kesadaran akan hal ini justru datang dari anak-anak muda.
Selain atas pertimbangan pemanfaatan sumber daya lokal dalam ragam produk kreatif, ide ini juga lahir atas atensi anak-anak muda terhadap pentingnya pemakaian produk yang ramah lingkungan.
Kemunculan produk kreatif yang sangat taat pada prinsip etika lingkungan dan keberlanjutan ini juga didasari oleh potensi pasar yang mulai terbangun. Jadi, semakin ramai konsumen dengan awareness yang kuat, khususnya dari kalangan muda yang sangat detail dalam pemilihan produk keseharian.
Konsumen kritis ini senantiasa bertumbuh di tengah kejumudan massifnya produk-produk yang justru menimbulkan masalah pada lingkungan. Misalnya penggunaan sampah plastik yang berlebihan pada kemasan produk atau penggunaan bahan tak ramah lingkungan pada benda-benda yang lazim digunakan.
Gina Priadini dari GoodVibes botanical misalnya, sebelum membangun bisninya telah mempersiapkan bisnis model yang kuat terlebih dahulu dengan konsep kewirausahaan berkelanjutan.
Tidak hanya memastikan produk-produk yang dijual dibuat dari bahan lokal dan ramah lingkungan, GoodVibes juga memastikan internal perusahaannya menjalankan etika bekerja yang inklusif dan ramah terhadap pekerjanya.
Di samping itu, dalam proses manajemen perusahaannya, GoodVibes juga menerapkan zero waste management, diantaranya dengan implementasi paperless dan lainnya.
Untuk memastikan bahwa bahan baku yang digunakan di GoodVibes memang bertanggungjawab, semua produknya telah bersertifikat ecocert. Selain itu, GoodVibes juga telah memilah sampah anorganik-nya.
Gina sempat menyadari pula betapa rumitnya menerjemahkan paradigma 17 Sustainable Development Goals (SDGs), karena memang konsepnya terlalu luas. Gina akhirnya menemukan konsep yang lebih jelas melalui Global Reporting Initiative (GRI) dalam mengukur dampak suatu bisnis terhadap paradigma keberlanjutan.
Ada beberapa paradigma berkelanjutan yang sedang diusung Gina di GoodVibes (standar GRI), sebagaimana disampaikan saat diskusi virtual dengan Moselo beberapa waktu lalu, antara lain:
- Terus menerus mendukung kinerja ekonomi yang bertumbuh.
- Melakukan praktik pengadaan yang berintegritas dan transparan dengan proporsi yang dominan untuk pemasok lokal.
- Memilih material yang aman dan bisa digunakan dalam jangka panjang.
- Memastikan organisasi bisnis adalah organisasi ramah ibu dan keluarga. Mengikuti aturan cuti melahirkan untuk karyawan perempuan (maternity) dan laki-laki (paternity).
- Memastikan kesempatan setara untuk semua, pemberdayaan perempuan dan masyarakat lokal untuk menjadi pekerja profesional dan secara berkala melakukan pelatihan dan pendidikan untuk pengembangan kompetensi karyawan.
- Persyaratan untuk pelabelan dan informasi produk dan jasa diproduksi secara bertanggungjawab terhadap keberlangsungan ekosistem bisnis, lingkungan hidup dan sosial. Serta merancang produk dengan keamanan penggunaan dalam jangka panjang untuk konsumen dan pengelolaan limbah agar meminimalisir pencemaran lingkungan.
“Kita itu hanya proses bahan untuk produk yang bersertifikat ecocert, karena kita tidak sepenuhnya tahu apakah di hulunya bahan itu ada eksploitasi dan seterusnya. Jadi, kami ingin memastikan bahwa bahan dari produk bisa berumur panjang,” katanya.
Mengenai tagret market dari band berkelanjutan yang diusung GoodVibes, Gina mengatakan bahwa targetnya memang segmentatif pada kaum urban yang punya gaya hidup sehat dan hijau.
“Segmen market kita memang nggak gede,segitu-gitu aja, tapi kami ingin betul-betul kuat dengan customer kita gitu,” kata Gina.
Nah, selain Gina yang meramaikan geliat brand berkelanjutan ada pula Moselo, sebuah aplikasi marketplace yang memperkenalkan produk kreatif berupa buatan tangan (handmade), dan bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan pengguna.
Sejauh ini, Moselo juga telah menjembatani kemunculan produk-produk kreatif dengan bahan lokal dan ramah lingkungan. Moselo bekerjasama dengan banyak produses karya kreatif dan memasarkannya pada segmen pasar urban.
Moselo punya misi untuk membantu Expert lokal yang mayoritas masih solopreneur untuk bertransformasi menjadi bisnis kreatif. Sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan di lingkungan sekitar mereka.