Bendera Merah Putih Berkibar di Kawasan Jejak Abrasi Pesisir Luppung Manyampa

oleh -163 kali dilihat
Bendera Merah Putih Berkibar di Kawasan Jejak Abrasi Pesisir Luppung Manyampa
Suasana upacara bendera di Manyampa Bulukumba - Foto/Ist

Klikhijau.com – Upacara bendera dalam rangka memperingati momen kemerdekaan yang ke-76 punya makna tersendiri di desa Manyampa Kabupaten Bulukumba.

Hal itu karena, upara Peringatan Proklamasi Republik Indonesia kali ini digelar di kawasan yang menjadi jejak terjadinya abrasi di pesisir. Yah, di kawasan ini pernah terjadi abrasi parah dan itulah yang menginspirasi warga dan pemerintah desa menanam mangrove.

Walhasil, Luppung kini menjelma sebagai kawasan ekowisata mangrove yang menjanjikan dan mulai banyak dikunjungi pelancong.

Pengibaran Bendera Merah Putih di Kawasan Jejak Abrasi Luppung Desa Manyampa, dijadikan sebagai momen merefleksi semangat perjuangan menjaga dan merawat lingkungan.

Dari desa ini disuarakan betapa pentingnya menaruh perhatian khusus terhadap lingkungan khususnya mangrove.

Katua Karang Taruna Buhung Barania, Muhammad Rijal menerangkan bahwa di Desa Manyampa menggelar kegiatan berbagai yang dipusatkan di Lapangan Desa Manyampa yang berada di Dusun Alaraya.

KLIK INI:  Sindikat Perdagangan Burung Dilindungi Diringkus di Batam

“Beberapa kegiatan yang digelar khusus untuk masayarakat Manyampa secara terbatas telah dimulai dua hari lalu. Dan hari ini merupakan bagian kegiatan yang kita maksudkan merefleksikan semangat perjuangan secara bersama khususnya menghadapi pandemi yang belum juga berlalu,” ujarnya

Kegiatan yang ini digelar dengan tetap mematuhi Protokol Kesehatan.

Adapun maksud utama digelarnya pengibaran bendera di Kawasan wisata Mangrove, salah satu wisata yang menjadi kunjungan khusus ketika berada di Bulukumba, untuk merefleksi semangat menjaga lingkungan secara bersama.

Pesan dari pesisir Luppung

Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda menjelaskan ini merupakan kampanye sederhana dan alarm betapa berbahayanya abrasi, Kepala Desa menyerukan pentingnya gotong-rotong dan keterlibatan segenap warga pesisir menjaga kelestarian mangrove.

KLIK INI:  Amartha Tanam 4.000 Mangrove di Pesisir Pulau Tanakeke

“Di tempat ini (Kawasan Wisata Mangrove, red) dulunya pemukiman yang ditempati warga melakukan aktivitas. Dengan abrasi  itu mereduksi  nilai tidak hanya pada luas wilayah tapi juga pada ekologi, kebudayaan dan hal lainnya,” jelas Abbas yang juga Inisiator Wisata Mangrove Luppung.

“Yang paling inti dari pengibaran di bekas abrasi ini adalah seruan untuk kembali melirik kondisi pesisir, memberikan perhatian khusus agar tidak rusak begitu saja, cukup kami di Manyampa yang alami abrasi,” pungkas Abbas,

Kepala desa Manyampa dua Periode itu mengenang dan mengapresiasi tokoh masyarakat yang terlibat dalam pelestarian mangrove di Luppung.

“Kepada orang tua kami yang telah melakukan aksi nyata yang telah kita rasakan manfaatnya saat ini dengan tertahannya abrasi. Luar biasanya menanam yang dilakukan di tahun 1990 itu secara swadaya yang kemudian di tahun 2019 kita resmikan secara bersama sebagai objek wisata,” kenang Abbas

Menjaga dan merawat lingkungan jauh lebih baik ketika dilakukan bersama dengan pelibatan berbagai  potensi untuk keberlanjutannya.

Itulah yang juga direfleksikan di Manyampa, Dari pantauan langsung awak media hadir jajaran Pemerintah Desa Manyampa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Para Ketua Lembaga yang ada di Desa Manyampa.

Merdeka!

KLIK INI:  Pembalak Liar Hutan Mangrove Diringkus Gakkum KLHK di Langkat Sumut