- Ibu, Halaman Rumah, dan Daun Singkong - 20/03/2023
- Lelaki Pemancing Sampah - 12/03/2023
- Daeng Ina, Kue Ongol-ongol, dan Sejarahnya - 10/03/2023
Klikhijau.com – Rasa penasaran Pasanro terhadap pemanfaatan bandotan terus terpupuk di kepalanya. Ia terus mencari tahu mengenai tanaman pengganggu yang dibenci petani itu. Kali ini ia menemukan keteragan dari Cindy Wijaya di deherba.com.
Pasanro menemukan di situs tersebut, bahwa menurut keterangan jurnal Ageratum conyzoides: A Tropical Source of Medicinal and Agricultural Products, bandota berasal dari wilayah sekitar Amerika Serikat Tenggara sampai Amerika Tengah. Tetapi pusat asalnya adalah di Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia.
Kebanyakan tanaman babadotan ditemukan di Meksiko, Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, dan Florida. Namun kini bandotan juga ditemukan di beberapa negeri sub-tropis dan tropis, termasuk di Indonesia.
Menurut catatan buku Weeds of Rice in Indonesia, tanaman bandotan didatangkan ke pulau Jawa sebelum tahun 1860, dan sekarang sudah menyebar luas di berbagai wilayah Indonesia.
Bandotan sering tumbuh di pekarangan, pinggir jalan, ladang, sawah yang telah mengering, pinggir sungai/kali, dan daerah yang banyak semak belukar.
-
Ciri-ciri tanaman bandotan
Bandotan punya tinggi sekitar 30 – 80 cm. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu putih halus. Akarnya tumbuh di bagian bawah batag yang menyentuh tanah.
Batang bandotan biasanya bercabang-cabang, memiliki satu atau beberapa kuntum bunga majemuk di bagian ujungnya.
Bunga bandotan tumbuh berkumpul dan menghadap arah yang sama. Setiap kuntum bunga punya antara 60 – 70 individu-individu bunga. Warna dari bunga bandotan berkisar antara putih sampai ungu.
Panjang daun babadotan sekitar 2 – 10 cm dan lebarnya 0,5 – 5 cm. Bagian pinggir daun bergerigi dan punya bulu-bulu putih halus di sekelilingnya.
Tangkai daun bandotan sekitar 0,5 – 5 cm, yang tumbuh berselingan atau berhadapan. Bila digerus, daun ini akan mengeluarkan aroma mirip bau kambing jantan
-
Kandungan tanaman bandotan
Berdasarkan keterangan jurnal Ageratum conyzoides: A Tropical Source of Medicinal and Agricultural Products, tanaman ini mengandung flavonoid, alkaloid, kumarin, minyak esensial, dan tanin.
Banyak di antaranya aktif secara biologis (bioaktif). Berdasarkan hasil penelitian, kandungan minyak atsiri di dalamnya ditemukan antara 0,02% hingga 0,16%. Ditemukan juga kandungan conyzorigium, yang merupakan cromene.
Ada juga 51 senyawa terpenoid, termasuk percocene I dan precocene II, ditemukan dalam tanaman babadotan. Kedua senyawa itu terbukti kegunaannya untuk mengatasi perkembangan serangga.
Kemudian diidentifikasi 11 cromene dalam minyak esensial, termasuk 6-angeloyloky-7-methoxy-2,2-dimethylcromen.
Selain itu, kandungan ageratocromene (jenis cromene lainnya) dan cariophylene ditemukan dalam minyak esensial tanaman ini.
-
Bandotan dalam pengobatan tradisional
Bandotan secara luas digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, walaupun cara penggunaannya mungkin berbeda-beda.
Berikut adalah sejumlah cara penggunaan tradisional dari tanaman bandotan di beberapa negeri:
Afrika Tengah, pemanfaatan bandotan digunakan untuk mengobati pneumonia, tapi paling sering untuk menyembuhkan luka dan luka bakar.
India, bandotan digunakan untuk membunuh bakteri (bakterisida), mengobati disentri (kemampuan anti-disentri), dan mengobati pembentukan endapan keras (seperti batu ginjal) dalam tubuh (kemampuan anti-litik).
Asia, Amerika Selatan, dan Afrika pada umumnya, Ekstrak air dari bandotan digunakan untuk membunuh bakteri.
Kamerun dan Kongo, bandotan digunakan untuk mengatasi demam, rematik, sakit kepala, dan kolik.
Réunion (pulau di Samudra Hindia), seluruh bagian tanaman bandotan digunakan untuk mengobati disentri.
Brasil, ekstrak air dari seluruh tanaman atau daun bandotan digunakan untuk mengatasi kolik, pilek dan demam, diare, rematik, kejang, menyembuhkan luka bakar, atau sebagai tonik.
Melihat luasnya pemanfaatan bandotan di berbagai wilayah di dunia, tak heran bila sampai sekarang pun tanaman ini terus dikenal sebagia herbal berkhasiat. Apalagi sekarang telah dilakukan berbagai riset dan penelitian ilmiah yang turut meyakinkan kita akan manfaatnya.