- Pisang Mas, Potensi Desa Kindang yang Belum Dilirik - 22/03/2023
- Ibu, Halaman Rumah, dan Daun Singkong - 20/03/2023
- Lelaki Pemancing Sampah - 12/03/2023
Klikhijau.com – Saat Pasanro sedang menyiangi rumput menggunakan sabit, tanpa sadar sabitnya mengenai jari telunjuknya. Lukanya tak cukup parah, tapi membuatnya tak bisa melanjutkan aktivitasnya jelang siang itu.
Darah terus menetes dari lukanya. Ia mengambil daun rumput yang ada di sekitarnya. Lalu meremasnya agar mengeluarkan air. Pasanro meneteskan air dari daun rumput itu ke lukanya, tak berselang lama tetesan darahnya berhenti.
Namun, Pasanro tak lagi menyiangi rumput, ia memilih pulang ke rumahnya. Pun ia merasa tak perlu ke dokter untuk memeriksa lukanya agar tak infeksi. Ia percaya rerumputan itu mampu menyembuhkannya.
Nama rerumputan liar jika di kampungnya adalah ruku’ bembe. Ruku’ artinya rumput dan bembe artinya kambing, jadi ruku’ bembe berarti rumput kambing. Pasanro tak tahu bagaimana leluhurnya menamai rumput itu demikian.
Seusai mandi, ia duduk santai di selasar rumahnya sambil main handphone, ia iseng mengetik “rumput kambing” di kolom pencarian Google, tapi hasilnya nihil.
Ia terus mencarinya, lalu menemukan gambar ruku bembe, tapi namanya berbeda. Keterangan gambar pada rumput itu tertulis bandotan.
Bandotan adalah tumbuhan bernama latin Ageratum Conyzoides Linn. Memiliki khasiat nilah obat herbal untuk infeksi luka.
Bandotan memiliki khasiat obat herbal
Pasanro terus mencari tahu perihal bandota, pada tahun 2018 lalu sejumlah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto menemukan manfaat lain tumbuhan bandotan.
Ekstrak tumbuhan bandotan ternyata bermanfaat sebagai obat herbal luka yang lengkap.
Ia terus membaca artikel yang ditulis Muhammad Ridlo di Liputan6.com. Menurut artikel itu, ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Meylani Permata Saputri menerangkan, penelitian ini berawal dari banyaknya kasus luka yang lantas terinfeksi bakteri.
Seringkali, luka yang terinfeksi menimbulkan peradangan dan memicu bahaya sekunder.
Masalahnya, luka infeksi tak bisa diobati dengan satu obat sekaligus. Jarang ditemui ada obat kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri sekaligus antiinflamasi atau peradangan.
Sebab, obat harus mengandung beberapa senyawa sekaligus. Padahal, konsumsi obat kimia sintetik berlebihan memiliki efek samping yang berbahaya.
Di sisi lain, ternyata senyawa metabolik sekunder, seperti Flavanoid, Alkaloid, dan Saponin yang merupakan senyawa antibakteri dan antiinflamasi terdapat dalam tumbuhan bandotan. Sebab itu, tanaman ini sangat bernilai sebagai sumber obat herbal.
“Bandotan yang banyak jumlahnya belum banyak dimanfaatkan,” kata Meylani.
Usai membaca artikel itu, rasa kagum kepada leluhurnya menjalar ke hati Pasanro, bagaimana tidak. Saat itu, tempo dulu sekali.
Ilmu pengetahuan tak sehebat sekarang, tapi leluhurnya sudah bisa memanfaatkan ruku’ bembe sebagai obat luka. Mengagumkan, Pasanro angkat topi pada leluhur.