ADPMET Luncurkan Inisiatif “Gaspol! Transisi Energi Daerah Penghasil Minyak dan Gas Bumi

oleh -65 kali dilihat
ADPMET Luncurkan Inisiatif "Gaspol! Transisi Energi Daerah Penghasil Minyak dan Gas Bumi
DPR Didesak Hentikan Solusi Palsu Energi Baru dalam RUU EBET - Foto: Ist

Klikhijau.com Komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero 2060 adalah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% dengan upaya sendiri atau 43,20% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Komitmen ini hanya dapat dicapai dengan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan nasional, termasuk pemerintah daerah penghasil minyak dan gas bumi serta energi terbarukan.

“Mencapai angka-angka ini dalam waktu tujuh tahun adalah pekerjaan yang ambisius,” ujar Ridwan Kamil, Ketua ADPMET yang juga Gubernur Jawa Barat.

Ridwan Kamil menambahkan bahwa jalan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca bukanlah jalan y a n g mudah, baik bagi Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.

“Hampir semua negara di dunia mengalami ‘trilema energi’, yaitu bagaimana menjaga keamanan, keterjangkauan, sekaligus menjaga keberlanjutan bumi. Bagi Indonesia, trilema ini mungkin lebih besar lagi, mengingat keterkaitan energi fosil dengan pertumbuhan ekonomi nasional selama puluhan tahun,” ujar Ridwan Kamil.

Inisiatif “Gaspol! Transisi Energi Daerah Penghasil Minyak dan Gas Bumi Menuju Energi Bersih”

KLIK INI:  ADUPI Angkat Suara Soal Pelarangan Sampah Plastik, Begini Poin Aspirasinya!

Pada tahun 2020, daerah-daerah penghasil migas di Indonesia yang saat itu tergabung dalam Asosiasi Daerah Penghasil Migas (ADPM) berkomitmen untuk turut mendorong pengembangan energi terbarukan di daerah masing-masing. Melalui Rapat Kerja Nasional pada tahun 2020, organisasi ini sepakat untuk mengubah namanya menjadi ADPMET atau Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan.

“Transformasi ADPM menjadi ADPMET menunjukkan antusiasme dan kesadaran para kepala daerah penghasil energi di Indonesia akan urgensi transisi energi di tingkat daerah,” ujar Ridwan Kamil, yang menjabat sebagai Ketua Umum sejak tahun 2020.

Sejak bertransformasi menjadi ADPMET, asosiasi yang beranggotakan 20 provinsi, 60 kabupaten, enam kota, dan delapan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Migas ini aktif mendorong pengembangan energi terbarukan di daerah melalui advokasi kebijakan, penjangkauan, forum investasi dan penggunaan dana Participating Interest (PI) dari kegiatan hulu migas untuk investasi energi terbarukan.

“Apa yang kami pelajari sejak tahun 2020 adalah masih banyak kesenjangan dalam hal regulasi, akses pasar, pengetahuan, pendanaan, dan kapasitas sumber daya manusia untuk mempercepat pengembangan energi bersih di daerah,” ujar Ridwan Kamil.

Terkait hal ini, ADPMET meluncurkan inisiatif nasional Gaspol! Transisi Energi Daerah Penghasil Migas” dengan tema: “Mengembangkan Ekosistem Rendah Emisi Gas Rumah Kaca Menuju Net Zero 2060” bersama para mitra.

KLIK INI:  Upaya Indonesia dalam Mitigasi Perubahan Iklim Menuju 'Net-zero Emission' 2050

“Inisiatif Gaspol! ini merupakan inisiatif jangka panjang ADPMET yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti forum bisnis dan investasi, seminar, diskusi kelompok terarah, penelitian kebijakan, pelatihan jurnalis  dan  peningkatan  kapasitas  sumber  daya manusia.  Ini m e r u p a k a n platform kolaboratif untuk mempercepat pengembangan energi bersih di daerah,” ujar Ridwan.

Pemanfaatan sumber energi rendah karbon dan energi bersih

Inisiatif “Gaspol!” juga menekankan penggunaan gas, yang lebih ramah lingkungan dibandingkan batu bara, untuk memastikan ketahanan energi nasional selama masa transisi menuju energi bersih. Ridwan menegaskan bahwa ADPMET berkomitmen untuk menjaga transisi energi yang berkelanjutan dengan mendorong penggunaan gas bumi – yang memiliki emisi gas rumah kaca yang lebih rendah – dan sumber energi terbarukan.

Inisiatif “Gaspol!” ini juga berfungsi sebagai forum diskusi untuk pengembangan teknologi dekarbonisasi untuk membantu sektor-sektor yang masih mengalami kesulitan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (hard-to-abate sector). Teknologi tersebut antara lain CCS (Carbon Capture and Storage), CCUS (Carbon Capture Storage and Usage), dan teknologi hidrogen hijau yang akan membantu memulihkan gas rumah kaca yang ditangkap untuk dikonversi menjadi produk kimia dan energi lainnya.

“Kita harus melihat transisi energi ini dari sudut pandang yang luas, untuk mempercepat pertumbuhan energi bersih sekaligus memilih sumber energi yang tepat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sebagai asosiasi yang berkepentingan dengan energi fosil dan energi terbarukan, melalui inisiatif ini ADPMET optimis dapat menjadi wadah kerja sama untuk mendorong transisi energi yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar Ridwan Kamil.

KLIK INI:  Pemerintah Harus Konsisten Mengurangi Deforestasi demi Capaian Komitmen Iklim

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan, “Selain mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca, transisi menuju energi bersih juga dapat membawa peluang ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja, perluasan akses, dan pertumbuhan investasi baru di bidang rantai pasok energi. Pemerintah harus dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk memastikan bahwa kepentingan ekonomi dan lingkungan dapat berjalan secara sinergis dan berkelanjutan.”

Selain itu, manfaat dari transisi energi harus dapat dirasakan oleh semua lapisan dan kelompok masyarakat.

“Pemerintah daerah perlu memprioritaskan kebijakan, mengalokasikan dana, serta mengembangkan kapasitas sumber daya manusia dan industri, untuk mengatasi risiko dan memanfaatkan peluang transisi energi bersih. UNDP dengan dukungan dana dari Pemerintah Jepang berkomitmen untuk mendukung transisi energi yang adil dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” ujar Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, Norimasa Shimomura.

Tentang Gaspol! Transisi Energi Daerah Penghasil Migas – Bandung

Acara pertama dari rangkaian acara Gaspol! yang akan diselenggarakan di Hotel Pullman Bandung Grand Central pada tanggal 30 Agustus – 1 September 2023 ini akan meliputi:

  • Forum Bisnis, 30 Agustus: Forum Bisnis akan dihadiri oleh para pemangku kepentingan industri, investor, lembaga keuangan, dan pemilik proyek energi terbarukan dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka akan mempresentasikan potensi proyek dan peluang kolaborasi terkait pengembangan energi terbarukan yang akan mendukung transisi energi
  • Konferensi, 31 Agustus: Konferensi ini akan mempertemukan para ahli dan praktisi di bidang energi untuk mendiskusikan tantangan dan peluang untuk memberdayakan peran daerah penghasil minyak dan gas dalam memastikan transisi energi yang adil.
  • Diskusi Kelompok Terfokus, 1 September: Sesi FGD ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas dua isu utama, yaitu transisi energi dan ketahanan

Acara yang akan diresmikan oleh Ridwan Kamil selaku Ketua Umum ADPMET dan Gubernur Jawa Barat ini akan dihadiri oleh para gubernur, bupati, walikota, para pembuat kebijakan baik di tingkat nasional maupun lokal, para pemimpin perusahaan dari perusahaan lokal dan internasional, lembaga keuangan, serta lembaga pembangunan.

“Gaspol! Transisi Energi Daerah Penghasil Migas” merupakan inisiatif bersama antara ADPMET dan Perspectiva, bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

KLIK INI:  KLHK Jadikan Penyelamatan Danau Prioritas Nasional