Terinspirasi dari Mentawai, Begini Rencana KBT Memanfaatkan Potensi Bambu di Maros

oleh -232 kali dilihat
Terinspirasi dari Mentawai, Begini Rencana KBT Memanfaatkan Potensi Bambu di Maros
Terinspirasi dari Mentawai, Begini Rencana KBT Memanfaatkan Potensi Bambu di Maros

Klikhijau.com – Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Pulau Siberut, Mentawai, Selasa 17 September 2019, menginspirasi banyak pihak. Seperti diketahui, Indonesia termasuk daerah dengan potensi bambu cukup besar. Namun, sejauh ini belum termanfaatkan secara maksimal.

Bahkan di beberapa daerah pelestarian bambu terancam. Perilaku masyarakat yang lebih massif menebang bambu untuk keperluan sehari-hari, tidak sejalan dengan upaya pelestariannya.

Sejauh ini bambu masih dianggap sebagai tumbuhan liar yang dapat bertumbuh-kembang tanpa harus dilestarikan. Di samping itu, pemanfaatan bambu masih terbatas. Belum sepenuhnya dikapitalisasi untuk memberi nilai tambah secara ekonomi.

Padahal, bambu memiliki potensi paripurna yang dapat dikembangkan tanpa batas. Sebagai bahan baku seni kerajinan, kebutuhan papan, bahan baku industri dan lainnya.

KLIK INI:  Pembangkit Listrik Biomassa Berbahan Bakar Bambu Diresmikan di Mentawai

Di Maros Sulawesi Selatan terdapat satu komunitas yang mulai menyadari hal itu. Komunitas Kampoeng Bambu Toddopulia (KBT) di Maros. Sejak 3 tahun terakhir, komunitas ini mengkampanyekan perlunya konservasi bambu, serta mengeksplorasi potensi ekonomi yang dihasilkan dari bambu.

Saat ini, KBT telah mempertemukan banyak pihak yang punya gagasan dan pengalaman dalam pengembangan bambu. KBT sendiri akan dijadikan sebagai tempat wisata, riset dan edukasi bambu.

Mendengar kabar tentang PLTBm berbahan bambu di Mentawai, KBT melihatnya sebagai kabar baik akan masa depan pelestarian bambu. Wahyuddin Yunus (pegiat di KBT) mengapresiasi  aksi progresif tersebut, sebagai upaya pemanfaatan energi alternatif.

Menurutnya, memanfaatkan bambu menjadi inovasi sekaligus solusi bahan bakar pembangkit listrik adalah sebuah ide besar.

“Peresmian PLTBm di Mentawai memberi inspirasi bagi kami di Kampoeng Bambu Toddopulia untuk memanfaatkan ketersediaan bambu di Maros,” katanya.

Sejauh ini, kata Wahyuddin, bambu telah lama hadir dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Kampoeng Bambu Toddopulia, namun belum dimaksimalkan potensinya.

“Potensi bambu di KBT sangat besar dan juga berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku PLTBm ke depan,” tambahnya.

Ia berharap, potensi kampoeng bambu dengan ketersediaan bambu bisa menjadi jalan pemenuhan listrik di tingkat desa dengan model swakelola. Ini perlu dipikirkan bersama aparat desa melalui pengelolaan melalui Bumdes.

“Selama ini, kami telah mendorong pemanfaatan bambu untuk menggerakkan ekonomi warga melalui pembuatan berbagai kerajinan dari bambu. Ke depan, kami akan mengusung kreasi yang lebih besar lagi termasuk untuk energi alternatif,” tutupnya.

KLIK INI:  “Mangrove Camp” di Maros, Kampanye Aksi Jaga Iklim dengan Rehabilitasi Mangrove