Ecobrick dari Russel Maier Hingga ke MA GUPPI Kindang

oleh -815 kali dilihat
Ecobrick dari Russel Maier Hingga ke MA GUPPI Kindang
Pembuatan Ecobrick MA GUPPI Kindang/Foto-Mahdi
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Semakin padat, semakin bagus. Begitulah sifat ecobrick. Membuatnya pun cukup mudah. Hanya dibutuhkan botol bekas, kumpulan plastik bekas pakai, gunting, dan batang kayu. Kayu digunakan untuk memadatkan sampah yang terkurung dalam botol plastik.

Potonglah plastik-plastik bekas pakai menjadi potongan-potongan kecil, masukan ke dalam botol, dan mampatkan dengan tusuk kayu sampai benar-benar padat. Jika botol terisi penuh, satu buah ecobrick telah jadi.

Selain cara membuatnya mudah, ecobrick juga dipercaya bisa mengatasi persoalan sampah plastik yang telah menjadi teror menyeramkan.

Menyadari kemudahan itu dan manfaatnya, Madrasah Aliyah Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Indonesia (MA GUPPI) Kindang, Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Bulukumba membuat gebrakan dengan melakukan pembuatan ecobrick di sekolahnya, Rabu, 12 Febuari 2020 lalu.

KLIK INI:  Paul dan Seekor Gurita Kelapa yang Terancam Akibat Gelas Plastik

MA GUPPI melakukan hal itu bukan tanpa alasan, sebab dianggap sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik, khususnya di lingkungan sekolah.

Adalah Russel Maier, seniman asal Kanada yang pertama memperkenalkan ecobrick. Setelah dia menyelesaikan mengenai proyek ecobrick-nya di Indonesia.

Ide itu didapat ketika Maier mencari cara bagaimana mengatasi plastik-plastik bekas pakai yang banyak di lingkungan.

Hingga pada suatu hari ketika dia berada di lembah Sagada, Filipina, gagasan itupun muncul. Maier sadar jika plastik memiliki sifat yang anti air, awet, tak mudah dihancurkam, hingga yang tak banyak diketahui orang bisa menahan peluru.

Gerakan cinta lingkungan

Dengan melihat sifat-sifat dasar plastik ini, mengapa tidak jika plastik dimampatkan menjadi sesuatu yang lebih praktis. Lahirlah ecobrick.

Ecobrick kemudian berkembang, bahkan menyentuh sekolah, salah satunya itu tadi MA GUPPI Kindang, yang mulai sadar akan bahaya sampah plastik. Mereka lalu mengolahnya menjadi lebih berguna.

KLIK INI:  Pengusaha Asal Prancis Ini Membangun Pulau Terapung dari Botol Plastik

Kegiatan tersebut diinisiasi oleh pengurus Organisasi Intra Sekolah (OSIS) MA GUPPI Kindang sebagai bentuk gerakan cinta lingkungan untuk mengurangi sampah, khususnya sampah plastik yang ada di lingkungan sekolah.

“Selaku pembina OSIS, saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh para pengurus OSIS MA GUPPI Kindang periode 2019-2020 ini karena dapat mengurangi sampah plastik yg sangat sulit terurai di dalam tanah,” ujar Mahdi Nawir.

Ia juga menambahkan, bahwa kegiatan itu dapat menjadi sesuatu yang berguna, ecobrick ini bisa dijadikan bahan dasar pembuatan pagar, taman, kursi, dan sebagianya.

Upaya yang dilakukan MA GUPPI Kindang tentu patut diapresai dan ditiru, sebab sekolah tidak lepas dari ancaman sampah plastik jika tidak segera dicegah.

KLIK INI:  Lalu Siapakah yang Bertanggung Jawab Terhadap Sampah Plastik?