Dampak Limbah Medis Terhadap Kesehatan yang Perlu Diketahui

oleh -1,350 kali dilihat
Limbah Medis
Ilustrasi limbah medis/foto-google.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com –  Keberadaan limbah medis memang cukup mengkhawatirkan apabila tidak ditangani dengan baik. Keberadaannya bisa berdampak dengan serius bagi kesehatan, sebab limbah medis dapat mengandung berbagai macam mikroorganisme patogen yang dapat memasuki tubuh manusia dengan mudah.

Mikroorganisme pathogen bisa menjalari tubuh manusia melalui  tusukan, lecet, atau luka di kulit. Selain itu, juga bisa melalui membrane mukosa, pernafasan, dan melalui ingesti.

Keberadaan bakteri yang resisten terhadap antibiotika dan desinfektan kimia dapat memperbesar bahaya yang muncul akibat limbah layanan kesehatan yang tidak dikelola dengan benar dan aman.

Limbah medis tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka tusuk, tetapi juga dapat menginfeksi luka jika terkontaminasi patogen. Karena risiko ganda ini, yakni cedera dan penularan penyakit. Maka limbah medis tajam termasuk dalam kelompok limbah yang sangat berbahaya.

KLIK INI:  Suatu Pagi, Bumi Mati di Sebuah Kota

Untuk infeksi virus yang serius seperti HIV/AIDS serta Hepatitis B dan C, tenaga puskesmas atau rumah sakit, terutama perawat merupakan kelompok yang berisiko paling besar terkena infeksi melalui cedera akibat limbah medis tajam.

Risiko serupa juga dihadapi oleh tenaga layanan kesehatan lain dan pelaksana pengelolaan limbah di luar puskesmas atau rumah sakit. Bahkan para   pemulung di lokasi pembuangan akhir limbah pun dapat terkena dampaknya.

Beberapa infeksi yang menyebar melalui media lain atau disebabkan oleh agens yang lebih resisten dapat menimbulkan risiko yang bermakna pada pasien dan masyarakat.

Semisal pembuangan limbah medis cair yang tidak terkendali pada perawatan pasien kolera dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap terjadinya wabah kolera.

Infeksi akibat limbah medis
  •  Infeksi gastroenteritis ini disebabkan organisme salmonella, shigella spp, vibrio cholera,   cacing dengan media penularannya melalui tinja atau muntahan.
  • Infeksi saluran pernafasan ini disebabkan organisme mycobacterium tuberculosis, streptococcus pneumonia, virus campak dengan media penularannya melalui secret yang terhirup dan air liur.
  • Infeksi mata disebabkan organisme Herpes virus. Media penularannya adalah secret mata.
  • Infeksi genital, disebabkan neisseria gonorrhoeae, herpes virus dengan media penularannya adalah melalui secret genital.
  • Infeksi kulit, hal ini disebabkan organisme streptococcus spp yang media penularannya adalah melaui  nanah.
  • Antraks, organisme penyebabnya adalah bacillus anthracis. Media penularannya melalui secret kulit. (7) Meningitis, organisme penyebabnya adalah neisseria meningitis. Media penularannya  melalui darah, secret alat kelamin.
  • AIDS, organisme penyebabnya adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Media penularannya  melalui darah, secret alat kelamin.
  • Demam berdarah, organisme penyebabnya adalah virus junin, lassa, ebola dan marburg. media penularannya melalui seluruh cairan tubuh dan secret.
  •  Septikimia, organisme penyebabnya adalah staphylococcus spp. Media penularannya melalui darah.
  •  Bakteriemia, organisme penyebabnya adalah staphylococcus spp, koagulase negative, staphylococcus aureus, enterobacter, enterococcus, klebsiella dan streptococcus sp. Media penularannya adalah melalui darah.
  • Kandidemia, organisme penyebabnya adalah candida albicans. Media penularannya melalui darah.
  • Hepatitis virus A. Organisme penyebabnya adalah virus hepatitis A. Media penularannya melalui tinja.
  • Hepatitis virus B dan C. Organisme penyebabnya adalah  virus hepatitis B dan C. Media penularannya melalui darah dan cairan tubuh.

Tentu setelah diketahui dampak limbah medis bagi kesehatan, sekiranya kita perlu hati-hati jika menemukan limbah medis, dan pihak rumah sakit, puskesmas, dan klinik perlu memperhatikan limbah medisnya agar tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan.

KLIK INI:  Dengan Alasan Sampah, Haruskah Bakau Babak Belur?