Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih di Bira, Pegiat Lingkungan: Sampahnya Ya!

oleh -143 kali dilihat
Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih di Bulukumba, Pegiat Lingkungan: Sampahnya Ya!
kegiatan pembagian 10 juta bendera di Bira Bulukumba - Foto: A. Ayatullah

Klikhijau.com – Kegiatan nasional Puncak Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih akan berlangsung di Tanjung Bira Kabupaten Bulukumba. Sejumlah tamu undangan dari seluruh Indonesia akan datang menghadiri kegiatan yang digagas oleh Direktor Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada 11 Agustus 2023.

Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian akan hadir dan mengikuti tiga rangakaian kegiatan selama berada di Bulukumba yaitu kunjungan ke kawasan Adat Ammatoa Kajang, kunjungan ke pusat pembuatan perahu Pinisi di Tanah Beru, serta seremoni puncak Gerakan Nasional Pembagian 10 Juta Bendera di kawasan wisata Tanjung Bira.

Dari berbagai kegiatan dengan pemusatan di Pantai Tanjung Bira yang dimeriahkan berbagai UMKM yang akan diserbu dari berbagai penjuru tak hanya tamu dalam Sulsel namun dari berbagai daerah, sampah kerap menjadi problem tersendiri setelah selama kegiatan dan pasca kegiatan.

Demikian Bulukumba sebagai kabupaten kunjungan turis Mancanegara dan dilaksanakannya berbagai kegiatan nasional telah memahami kerentanan terhadap timbulan sampah. Sehingga Pemerintah Kabupaten Bulukumba telah melakukan berbagai persiapan.

KLIK INI:  Tawa Ceria Anak Pesisir Pantai Kalumeme di Tengah Abrasi

Kesiapan PEMDA

Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, melalui Kabid Humas Pemda, Andi Ayatullah mengatakan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terlibat termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjawab perihal penanganan sampah selama event berlangsung.

“Pihak DLHK telah memasang papan bicara Dilarang Buang Sampah Sembarang di banyak titik untuk peringatan,” sambung Ulla, sapaan akrabnya, Kamis, 10 Agustus 2023.

Hal tersebut sebagai pengingat bersama untuk memperhatikan sampah agar tidak merusak dan mengotori kabupaten berjuluk Butta Panrita Lopi.

Kesadaran bersama menjadi kunci utama sehingga Bulukumba tetap bersih di momentum Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) 78 tahun.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLHK Bulukumba, Muhammad Salman Patongai mengaku terkait masalah sampah di perhelatan ini ada beberapa langkah yang dilakukannya.

“Mulai dari menyiapkan kontainer pengangkut sampah dan armada, Satgas kebersihan standby di tempat , dan berkomitmen Bira bersih pada saat tamu datang , Bira bersih pada saat tamu kembali,” ungkap Salman.

Kondisi terkini, lanjut Salman, Saat ini sudah bersih,dan tetap harus terjaga kebersihannya.

KLIK INI:  Kepungan Bencana di Sulsel, Sebuah Penanda Indonesia Sedang Sakit Parah

Pegiat Lingkungan Komunitas  Kolaborasi Biru, Anjar Sumyana mengatakan kegiatan pra event dirinya melihat dokumentasi yang seliweran di media sosial itu lokasinya bersih.

“Tentu ini kerja keras banyak orang didalamnya. Ini sebuah tindakan yang positif dan perlu diapresiasi, pemerintah kalau mau membuat event menggerakkan orang banyak untuk kebersihannya itu tidak sulit. Tapi kan aksi bersih ini bukan agenda rutin sehingga perlu dipikirkan bagaimana agar kondisi kebersihan saat ini dapat dipertahankan tanpa menunggu menteri akan datang.,” jelas Anjar.

Aktivis yang aktif menggalang massa untuk aksi bersih itu mencoba mengingat pengalaman sebelumnya.

“Sayangnya hasil akhir dari event yang lalu-lalu adalah sampah dan ini menjadi pemandangan biasa bukan hanya di Bulukumba. Tapi hanya karena ini hal biasa bukan berarti kita terus-terus menormalisasi kondisi dengan tanggapan-tanggapan mewajarkan sehingga pihak-pihak yang semestinya punya tanggungjawab itu tidak serius pada upaya pencegahan,” tegasnya.

Lebih jauh, Anjar mentikberatkan bahwa event selalu menghasilkan sampah, bukan hanya dari penyelenggaranya tetapi semua pihak yang terlibat. Termasuk masyarakat yang turut meramaikan kegiatan. Kita belum bisa berbicara pengurangan volume tetapi kita bisa mulai dengan pendisiplinan. Bagaimana agar sampah itu tidak berserakan misalnya.

“Pihak terkait yang diberi wewenang mengurus sampah itu seharusnya punya ide-ide yang baru dalam mengurus sampah, jika cara lama terbukti kurang efesien kenapa tidak dengan hal-hal baru. Misalnya menyebar banyak tempat sampah di lokasi event diberi penanda yang mencolok, mengingatkan warga yang datang untuk tetap menjaga kebersihan dengan mengulang-ulang informasi tersebut melalui pengeras suara. Ini bisa dititip ke MC misalnya untuk sesekali mengingatkan peserta,” jelas  Anjar menyarankan.

Sebagai komunitas yang sering melakukan aksi bersih, pihak Kolaborasi Biru berharap sampah ini jangan dicicil sampai dua tiga hari setelah event baru dibereskan.

“Ini karena potensi terbawa angin, semakin berserakan dan bahkan bisa jadi akan berakhir di laut. Sampah yang sekarang di pantai saja susah dibereskan jadi mari kita pikirkan bersama untuk tidak menambahnya,” kunci Anjar.

KLIK INI:  Perihal RUU Omnibus Law yang Mencemaskan, Begini Penjelasan KLHK!