Kepungan Bencana di Sulsel, Sebuah Penanda Indonesia Sedang Sakit Parah

oleh -520 kali dilihat
Kepungan Bencana di Sulsel, Sebuah Penanda Indonesia Sedang Sakit Parah
Kondisi ruas jalan tergenang banjir di jalan Urip Sumoharjo
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau. com – Air mata luka dan duka Indonesia akibat bencana alam masih terus menetes. Seolah menolak untuk kering, duka itu terus menjalar, menerjang dengan korban yang tidak sedikit.

Masih sangat basah di ingatan kita gempa yang bertamu di Lombok, gempa dan tsunami yang bertandang di Palu dan Donggala. Tsunami yang menjenguk Selat Sunda. Bencana tersebut merenggut banyak nyawa dan materi.

Iya, bencana sepertinya lupa berhenti. Ia terus datang merongrong, melahirkan cemas dan luka duka—yang terbaru Sulawesi Selatan di kepung banjir, angin kencang, dan longsor.

Akibat yang dilahirkan tidak sedikit, bukan hanya  material, tapi kepungan bencana itu menewaskan 30 orang.

KLIK INI:  Peduli Perubahan Iklim, Ini Opsi Lain Pekerjaan Ramah Lingkungan

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Sulsel hingga siang jelang sore tadi, ada sekitar 78 Desa terdampak bencana dari 52 Kecamatan yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota.

“Sebanyak 30 orang meninggal, 25 orang hilang, 47 Orang Luka-luka, 5.825 orang terdampar, 3.321 orang mengungsi.” ungkap  Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Selain duka orang yang meninggal, hilang, luka-luka, yang terdampar hingga yang mengungsi. Bencana tersebut juga merusak 74 unit rumah yang terdiri dari 32 unit hanyut, 25 rusak berat, 2 rusak sedang, 12 rusak ringan, dan 5 tertimbun, dan 2.694 unit rumah terendam.

Kisah pilu itu, kisah yang membuat perih, membuat mata sembap air mata juga merendam 11.433 hektar sawah, merusak  9 jembatan dan 2 pasar. Bukan hanya itu, 6 unit fasilitas peribadatan pun diacak-acak serta 13 unit sekolah rusak.

Sutopo menjelaskan bahwa data seperti yang tertulis di atas itu, masih sementara kemungkinan berubah masih sangat mungkin. Sebab, pendataan masih dilakukan oleh BPBD dan unsur lainnya.

“Evakuasi, pencarian, penyelamatan korban dan penanganan pengungsi serta masyarakat yang terdampak banjir terus diintensifkan. Di beberapa tempat banjir mulai surut. Debit aliran dari Waduk Bili-Bili juga makin berkurang,” tuturnya.

Bencana yang bertamu di Sulsel tersebut, menggerakkan nurani banyak orang dan instansi untuk membantu meringangkan beban sesama.

KLIK INI:  Kendalikan Sampah Plastik, Yayasan KEHATI Bentuk Toko Cura di Pulau Harapan
Sebarkan bantuan agar beban derita bisa berkurang

BNPB adalah salah satu instansi yang bergerak menyerahkan bantuan dana siap pakai sebanyak 1 miliar rupiah untuk operasional keposkoan dan darurat bagi BPBD.

Bantuan itu tidak ditumpuk di satu titik bencana, tapi BNPB menyebarkannya kebeberapa titik, agar beban derita bisa berkurang secara bersama-sama, Jeneponto mendapat 250 juta, Gowa Rp 250 juta, Maros Rp 250 juta dan Kota Makassar Rp 250 juta. Selain itu bantuan logistik juga dikirimkan.

“Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Januari hingga Februari adalah puncak hujan sebagian besar wilayah di Indonesia. Lakukan langkah-langkah antisipasi dalam skala individu, keluarga dan komunitas,” pintanya.

Dampak  bencana banjir, longsor, dan puting beliung hampir menyebar di seluruh  wilayah Sulawesi Selatan, coba perhatikan datanya:

Kabupaten Gowa meliputi 16 orang meninggal dunia, 21 orang hilang, 46 luka, 2.121 orang mengungsi, 10 unit rumah rusak (5 rusak berat dan 5 tertimbun), 604 unit rumah terendam, dan 1 jembatan rusak.

Kota Makassar, sebanyak 2.942 orang terdampak, 1.000 orang mengungsi, dan 477 rumah terendam banjir.

  • Kabupaten Soppeng terdapat 1.672 ha sawah terendam. Pendataan masih dilakukan.
  • Kabupaten Jeneponto meliputi 10 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 51 rumah rusak (32 hanyut, 19 rusak berat.
  • Kabupaten Barru meliputi 2 unit pasar, 1 fasilitas pendidikan, 1 fasilitas pemerintahan.
  • Kabupaten Wajo sebanyak 1.683 orang terdampak, 1.198 rumah terendam, 1.412 ha sawah terendam, 8 jembatan rusak, 4 fasilitas peribadatan rusak, 11 fasilitas pendidikan rusak.
  • Kabupaten Maros terdapat 4 orang meninggal dunia, 1.200 orang terdampak, 200 orang mengungsi, 400 unit rumah terendam, 8.349 ha sawah, 1 fasilitas peribadatan.
  • Kabupaten Bantaeng 1 unit rumah rusak sedang.
  • Kabupaten Sindrap terdapat 1 kk terdampak, 1 unit rumah rusak sedang.
  • Kabupaten Pangkep terdapat 1 orang hilang, 1 luka-luka, 28 rumah (1 rusak berat, 12 rusak ringan, 15 terendam), 1 fasilitas peribadatan, 1 fasilitas sekolah rusak.

Harapan dan doa kita semua, semoga air mata duka Indonesia, khususnya di Sulsel segera kering, bencana ingat cara berhenti, agar kita semua baik-baik saja.

KLIK INI:  Banjir Jabodetabek Membuka Mata Hukum