Merayakan Hari Kehidupan Liar Sedunia dengan Merawat Ekosistem Hutan

oleh -85 kali dilihat
Merayakan Hari Kehidupan Liar Sedunia dengan Merawat Ekosistem Hutan
BBKSDA Sulsel dan PT Pertamina Serahkan Indukan Rusa ke Penangkar di Takalar beberapa bulan lalu - Foto/Ist
Azwar Radhif

Klikhijau.com – Hari Kehidupan Liar Sedunia (world wildlife day) diperingati pada tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Di hari itu, PBB bersama berbagai komunitas pemerhati lingkungan serta masyarakat umum giat mengkampanyekan perlindungan terhadap satwa liar serta kelestarian ekosistem kehidupan.

Sebelumnya, pada sidang PBB tanggal 20 Desember 2013 silam, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation General Assembly) menetapkan tanggal 3 maret sebagai hari kehidupan liar sedunia.

Penetapan ini mengacu pada hari penandatanganan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) tahun 1973 silam.

Hari kehidupan liar sedunia diperingati sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan hewan dan tumbuhan liar di dunia. Menyusul berbagai ancaman kepunahan yang dialami satwa liar akibat perburuan dan konflik dengan manusia.

Selain itu, ancaman terhadap kehidupan flora fauna disebabkan oleh kerusakan ekosistem hutan yang kian parah setelah beberapa tindakan manusia merusak keseimbangan hutan.

Sebagaimana kita ketahui, di Indonesia sendiri pembukaan hutan banyak disebabkan aktivitas perkebunan sawit dan industri tambang batubara yang kian massif beberapa waktu terakhir.

Kerusahan ekosistem hutan juga kian dirasakan masyarakat adat yang sejak ratusan tahun silam telah menetap di kawasan hutan. Aktivitas pengrusakan hutan untuk kepentingan ekonomi beberapa kali bersinggungan dengan masyarakat yang menetap di kawasan hutan.

KLIK INI:  Duka Sulsel, 5 Kabupaten Diterjang Banjir Bandang dan Tanah Longsor

Di Indonesia, ada beberapa kasus konflik masyarakat adat dengan perusahaan, seperti yang terjadi di Tanah Kajang dan Tanah Samin yang tak jarang merugikan masyarakat adat.

Problematika yang dihadapi masyarakat adat yang berkaitan dengan kelestarian ekosistem hutan mendapat sorotan dalam Hari Kehidupan Liar Sedunia di tahun 2021 ini. Sebagaimana yang dijelaskan dalam situs resmi world wildlife day.

Tema tahun ini

“Hari Kehidupan Liar tahun 2021 mengangkat tema Hutan dan Mata Pencaharian: Mempertahankan Manusia dan Planet, sebagai cara untuk menyoroti peran sentral hutan, spesies hutan, dan jasa ekosistem dalam mempertahankan mata pencaharian ratusan juta orang di seluruh dunia, dan khususnya masyarakat adat dan lokal yang memiliki ikatan sejarah dengan hutan dan kawasan yang berdekatan dengan hutan”, jelas wildlifeday.

Hutan, selain berfungsi sebagai penyuplai bahan pangan dan oksigen, juga menjadi rumah bagi 200 hingga 350 juta manusia yang hidup di sekitar kawasan hutan. Kehidupan mereka begitu bergantung pada kelestarian hutan, untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti bahan pangan, tempat tinggal, obat-obatan dan energi.

KLIK INI:  Salah Urus, Jadikan Plastik sebagai Pendorong Perubahan Iklim

Menurut wildlifeday, sekitar 28% permukaan tanah di dunia dikelola oleh masyarakat adat, termasuk beberapa kawasan hutan yang paling utuh secara ekologis di dunia. Pengetahuan lokal masyarakat adat seringkali membantu menjaga keseimbangan ekosistem hutan, sebab bagi sebagian besar masyarakat adat menjajga hutan adalah sebuah kewajiban untuk meneruskan kehidupan.

Masyarakat adat juga memiliki keterikatan nilai budaya dan ritus keagamaan dengan hutan. Karena ini pula, aktivitas eksploitasi hutan sangat jarang ditemui di kawasan adat.

Dalam perayaan hari kehidupan liar sedunia ini akan menitikberatkan pemanfaatan kawasan hutan berkelanjutan tanpa merusak ekosistem flora dan fauna di kawasan hutan.

“Hari Margasatwa Dunia akan merayakan mata pencaharian berbasis hutan dan berupaya untuk mempromosikan model dan praktik pengelolaan hutan dan satwa liar yang mengakomodasi kesejahteraan manusia dan konservasi hutan jangka panjang, spesies fauna liar yang tinggal di hutan dan flora dan ekosistem yang dilestarikannya,” jelas wildlifeday.

KLIK INI:  Menjenguk dan Menanyakan Kabar Seratus Sepuluh Pohon di Jalan Landak Kota Makassar