Kenalkan KM Skimmer, Sang Pengangkut Sampah di Pelabuhan Makassar

oleh -402 kali dilihat
Kenalkan KM Skimmer, Sang pengangkut Sampah di Pelabuhan Makassar
KM Skimmer merupakan kapal milik PT Pelindo yang bertugas membersihkan Pelabuhan Makassar /Foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) memang masih lumayan lama, yakni 21 Februari nanti. Namun, Manajemen PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV (Persero) meresmikan 1 unit kapal yang digunakan untuk mengangkut sampah di perairan Pelabuhan Makassar.

Peresmian kapal yang diberi nama Kapal Motor (KM) Skimmer merupakan rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tanggal 21 Februari yang akan menjelang.

Direktur Utama PT Pelindo IV, Farid Padang mengatakan pihaknya bekerjasama dengan PT Tesco Indomaritim, salah satu perusahaan pembuat kapal di Indonesia, untuk membuat kapal pengangkut sampah.

“Rencananya, secara bertahap kami juga akan mengadakan lagi kapal pengangkut sampah untuk kebersihan laut di pelabuhan kelolaan lain. Agar laut di sekitar pelabuhan bersih dari sampah plastik yang berserakan,” kata Farid.

KLIK INI:  Saatnya Meredam Suara dengan Popok Bekas

KM Skimmer ini akan membersihkan sampah-sampah di laut sekitar Pelabuhan Makassar, yakni di Dermaga Hatta Ujung, Dermaga Hasanuddin, Dermaga Soekarno, perairan depan Pertamina hingga Pelabuhan Paotere Makassar.

KM Skimmer, menurut Farid akan selalu ada crew standby setiap hari di atas kapal. Kapal tersebut memiliki kapasitas angkut sampah 3 hingga 5 ton.

Sejarah HPSN

HPSN diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 21 Febuari 2006, yang dicetuskan oleh Kementerian yang menangani masalah lingkungan.

Menurut situs dlh.paserkab, peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005. Di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.

Pada peristiwa naas tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah.

KLIK INI:  James Barrigan, Tukang Sampah yang Perkuat Marine FC saat Lawan Tottenham

Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.

Sampah menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat global. National Geographic melaporkan masing-masing kota di dunia setidaknya menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton setiap tahun. Diperkirakan oleh Bank Dunia, pada tahun 2025, jumlah ini bertambah hingga 2,2 miliar ton.

Dalam laporan sebuah penelitian yang diterbitkan di Sciencemag pada Februari 2015 menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua di dunia penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa fakta tentang sampah nasional pun sudah cukup meresahkan.

Menurut Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang telah 10 tahun mengikuti isu sampah. Satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem.

HPSN harus dijadikan momentum untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) dalam pengelolaan sampah. Juga agar tak ada lagi yang membuang sampah sembarangan.

KLIK INI:  Inovatif, Warga Desa Silau Produksi Gula Merah dari Air Pohon Sawit