Berkat Sampah, Remaja di Kenya Tak Lagi Menganggur

oleh -971 kali dilihat
Berkat Sampah, Remaja di Kenya Tak Lagi Menganggur
Ilustrasi pungut sampah/foto-YouTube
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Bagi remaja yang menganggur di Nairobi, ibu kota Kenya.  Tak perlu resah masalah pekerjaan. Asal mereka mau bekerja “kotor”.

Pekerjaan “kotor” itu adalah membersihkan sampah di jalan-jalan Kota Nairobi.

Persoalan sampah memang menjadi masalah yang terus meneror. Ia menjadi masalah terbesar kota-kota di dunia. Apalagi sampah yang berserakan dan tak dipungut.

Hal tersebut diakui  PBB bahwa sampah yang tak dipungut adalah salah satu masalah terbesar di kota-kota. Apalagi  bertambahnya penduduk di dunia, membuat masalah itu makin membiak.

KLIK INI:  Aksi Bebas Sampah, Komunitas Ini Akan Jemput Sampah Di Rumah Warga

Masalah sampah pun di alami oleh Kenya, namun negara itu punya solusinya, yakni mempekerjakan para remaja yang menganggur.

Ide itu di pelopori oleh  Isaac Mutisia, yang telah berusia 35 tahun. Ia adalah wakil pendiri Kelompok Remaja Pelestari Lingkungan Mathare. Ia adalah inisiator kegiatan untuk memungut sampah itu.

Isaac Mutisia dan kelompoknya membersihkan lingkungan yang kotor dengan mengumpulkan sampah. Di daerah kumuh Mathare di Nairobi, pekerjaan itu adalah kebutuhan yang mengerikan.

Permukiman yang dipadati sampah

Di Mathare, diyakini dihuni sekitar 200.000 orang, padahal luasnya hanya dua kilometer persegi. Permukiman kumuh itu tak hanya dipadati orang, tetapi juga sampah mereka.

Hal mengerikan menurut PBB, satu penduduk kota menghasilkan satu kilogram sampah per hari. Berarti bagi Mathare, ini berarti 200.000 kilogram sampah masuk ke ruang publik setiap hari.

“Kalau di suatu daerah dihuni oleh banyak orang dan tidak ada cara yang tepat untuk menangani limbah, maka kita dapati semua orang membuang sampah di mana-mana,” tambah Isaac.

KLIK INI:  Ada Bukit Sampah Plastik Saat Clean Beach Action di Pantai Lapeo Mandar

Ia mengatakan, sampah menumpuk di sudut-sudut jalan dan tempat pembuangan ilegal. Dokter memperingatkan dampak kesehatan dari sampah, terutama bagi anak-anak.

Kondisi inilah yang memicu Isaac melakukan sesuatu untuk membersihkan sampah, dan pada waktu yang sama menghadapi tantangan lain.

Untuk sekarang kelompoknya mempunyai 100 remaja yang mengumpulkan sampah di daerah itu. Para remaja tersebut menghasilkan uang dari rumah tangga yang membayar mereka agar sampah mereka diangkut. Setelah dikumpulkan, sampah itu dibawa ke tempat pembuangan legal.

Saat ini, Isaac sedang dalam perjalanan ke misi berikutnya, mengunjungi Dewan Lingkungan PBB di Nairobi untuk membicarakan tentang tempat-tempat umum di kawasan kumuh Mathare.

Gerakan yang dilakukan Isaac terbilang sederhana, tapi memiliki dampak yang luas bagi lingkungan.

KLIK INI:  Akuilah Tempat Sampah Memang Menjijikkan, Tapi Sangat Dibutuhkan, Kenapa?