Tentang Barongko, Warisan Budaya Tak Benda yang Berbalut Daun Pisang

oleh -884 kali dilihat
Memanen Cita Rasa Barongko, Warisan Budaya Tak Benda yang Berbalut Daun Pisang
Barongko-foto/budayaindonesia

Klikhijau.com – Barongko telah menjadi budaya tak terpisahkan dari tanah Sulawesi Selatan. Ia merupakan penganan khas Sulsel yang memiliki cita rasa yang nikmat.

Barongko adalah salah satu olahan dari buah pisang yang dihaluskan terlebih dahulu. Penganan ini dulunya adalah penganan istimewa—tak semua orang bisa menikmatinya dan tak sembarang waktu.

Sejarah mencatat jika barongko adalah hidangan penutup para raja dan para bangsawa Bugis-Makassar. Penganan ini lebih banyak ditemukan saat pesta adat, semisal  pernikahan akikah, sunatan, syukuran dan lain sebagainya.

Meski begitu, saat ini barongko sudah dijajakan—bahkan di pinggir jalan dengan harga terjangkau sehingga bisa dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.

KLIK INI:  Selain Salmon Budi Daya, Ini Ikan Lain yang Berbahaya Dikonsumsi

Kue khas Sulsel ini memiliki warna putih kekuningan. Bentuknya  segitiga. Pengemasannya sederhana, tradisional, dan sangat ramah lingkungan karena berbalut daun pisang dan cara memasaknya tak menggunakan minyak goreng, tapi dikukus.

Belum pernah ada barongko yang dibungkus dengan plastik dan digoreng. Sepertinya ia dan daun pisang memang berjodoh sejak dulu hingga kini.

Bahan utama penganan ini adalah pisang, jenis pisang yang digunakan pada umumnya adalah jenis pisang kepok.

Kaya nilai filosofi

Banyak penganan tradisional yang tak sekadar dibuat, tapi dibaluti dengan beragam filosofi yang membuatnya tampak “sakral” sehingga diperlakukan istimewa.

Barongko pun demikian, banyak nilai filosofi yang melingkupinya, di antaranya sebagai kue kejujuran. Pisang dan daun pisang merupakan dua hal tak terpisahkan dari penganan ini. Bahan itu direfresentasikan sebagai sebuah kejujuran.

KLIK INI:  Sedapnya Nasi Berenang yang "Ngangenin" di Wonomulyo Sulbar

Maksudnya apa yang terlihat di luar haruslah sama dengan isinya. Selain itu, balutan daun pisang juga bermakna kesederhanaan.

Penganan ini menunjukkan apa yang terlihat sederhana tak selamanya berisi hal-hal sederhana, tapi bisa saja berisi hal-hal yang istimewa—seperti halnya barongko, balutannya sederhana tapi isinya istimewa.

Rasa manis yang dikandungnya memiliki makna agar kehidupan bisa berjalan dengan manis pula. Selain itu, teksturnya yang lembut memberi pelajaran agar kita senantiasa bersifat lemah lembut kepada sesama.

Sifat lemah lembut tidak pernah merugikan, seperti halnya barongko, karena teksturnya yang lembut sehingga aman untuk pencernaan dan menambah stamina.

Jadi warisan tak benda

Barongko, seperti kue-kue tradisional pada umumnya, yakni cara pembuatannya sederhana. Namun, tak semua orang bisa membuatnya—dibutuhkan keahlian khusus agar cita rasanya bikin nagih dan terjaga.

KLIK INI:  Penasaran dengan Kuliner di Festival Teluk Tomini 2019? Klik di Sini!

Barongko dianggap memliiki nilai budaya yang tinggi dan makna yang dalam, karenanya pada tahun 2017 lalu, penganan khas Sulsel ini dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda  oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Karena itu, menjaga dan melestarikannya bukan hanya melestarikan penganan yang nikmat, tapi juga melestarikan budaya Indonesia, khususnya Sulsel

Bahan dan cara membuatnya

Bahan utamanya, seperti yang disinggung di atas adalah pisang kepok yang telah matang, santan, telur, susu, gula pasir, garam, pewarna kuning (boleh ada boleh tidak), daun pisang dan penusuk—bisa menggunakan tusuk gigi atau lidih.

Setelah bahannya tersedia, kupaslah pisang lalu buang bagian tengah atau bijinya yang hitam! Selanjutnya blender pisangnya bersama santan, telur, dan gula pasir secara bertahap sampai halus.

Langkah selanjutnya setelah adonan halus ke dalam wadah yang telah disiapkan. Setelah itu ambillah daun pisang yang dilemaskan. Tuangi daun pisang tersebut dengan adonan barongko lalu bungkus perlahan jadi bentuk tum atau piramida. Agar adonan tak tumpah keluar dari daun pisang ditusuk atau disematkan tusuk gigi atau lidi.

Ketika daun pisang sudah terisi, panaskanlah panci kukus, lalu masukkan barongko tersebut, tunggu hingga matang lalu angkat!.

Penganan ini paling nikmati ketika dinikmati saat dingin. Maka, sebaiknya dimasukkan ke dalam lemari pendingin terlebih dahulu.

Hal yang perlu diperhatikan perihal warisan tak benda ini adalah ia tak bisa bertahan lama alias cepat basi.

KLIK INI:  Kue Pawa’, Roti Khas Sulsel tanpa Pemanggangan